telkomsel halo

Advance.ai dan CBI akselerasi digitalisasi BPRBPRS

08:49:00 | 28 Jul 2023
Advance.ai dan CBI akselerasi digitalisasi BPR/BPRS
JAKARTA (IndoTelko) - Penyedia solusi verifikasi identitas digital dan manajemen risiko terkemuka di Asia Tenggara, Advance.Ai telah bekerja sama dengan Credit Bureau Indonesia (CBI), salah satu biro kredit swasta berlisensi di Indonesia, untuk mempercepat perjalanan digitalisasi Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Indonesia.

Tujuan kerjasama ini adalah untuk memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (AI) dan solusi alternatif penilaian kredit untuk meningkatkan inklusi keuangan dan memperluas akses terhadap peluang kredit bagi nasabah di daerah pedesaan. Dengan menggabungkan keahlian ADVANCE.AI dalam verifikasi identitas digital, serta proses onboarding Know Your Customer (KYC) dengan solusi manajemen risiko kredit dari CBI, kolaborasi ini akan membuka jalan bagi ekosistem perbankan yang lebih aman, efisien, dan inklusif di seluruh Indonesia.

Data Bank Dunia tahun 2021, Indonesia memiliki populasi di daerah pedesaan sebesar 42,7% yang tinggal di luar daerah dan perkotaan. BPR memainkan peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan melayani kebutuhan perbankan bagi hampir separuh populasi. Per Maret 2023, terdapat lebih dari 1.400 BPR di Indonesia, dengan total aset mencapai Rp181,6 triliun, seperti yang dilaporkan oleh OJK. Namun, BPR di Indonesia menghadapi tantangan dalam memenuhi kebutuhan nasabah dan mengimbangi kemajuan teknologi.

Ketergantungan pada proses bisnis manual berbasis kertas merupakan salah satu tantangan yang dihadapi oleh BPR. Pendekatan ini menghambat kemampuan mereka untuk mendapatkan gambaran menyeluruh tentang profil nasabah dan melakukan penilaian kelayakan kredit.

Pendekatan ini juga membatasi kapasitas mereka untuk mengadopsi sistem perbankan modern, menerapkan praktik manajemen risiko yang efektif, dan memberikan layanan inovatif kepada nasabah. Transformasi digital BPR sangat penting untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh proses manual dan hambatan geografis. Dengan lebih dari 18.000 pulau, dan 6.000 di antaranya dihuni, perbankan digital telah muncul sebagai solusi utama untuk mengatasi tantangan ini.

Dikatakan Kepala OJK Regional 1 Jakarta dan Banten, Roberto Akyuwen, BPR/BPRS dituntut untuk lebih efisien dalam menjalankan proses bisnis, di mana digitalisasi menjadi salah satu fokus OJK KR01 dalam mengembangkan industri BPR/BPRS yang senantiasa dihadapkan pada persaingan bisnis yang semakin ketat. Penerapan kecerdasan buatan (AI) dan pemanfaatan penilaian kredit untuk analisis pengajuan kredit diharapkan dapat mengakselerasi digitalisasi kegiatan bisnis BPR/BPRS sebagaimana yang secara spesifik tertuang dalam Pilar 2 Roadmap Pengembangan Perbankan Indonesia yaitu "Akselerasi Transformasi Digital".

Aadvance.ai dengan solusi verifikasi identitas digital dan penilaian risiko terdepan, memainkan peran penting dalam mengatasi tantangan yang dihadapi oleh Bank Perkreditan Rakyat (BPR/BPRS) di Indonesia. Dengan memanfaatkan kekuatan kecerdasan buatan (AI) dan algoritma pembelajaran mesin, Advance.ai menyederhanakan proses verifikasi identitas nasabah, mendeteksi aktivitas penipuan, dan menilai tingkat risiko. Berkat teknologi AI, nasabah di daerah terpencil dapat membuka rekening bank dalam waktu lima menit dengan KYC jarak jauh hanya dengan mengambil swafoto dan foto dokumen identitas seperti KTP, alih-alih menghabiskan waktu berjam-jam untuk pergi ke bank fisik dan menunggu dalam antrian. Dengan rekam jejak selama 7 tahun di Indonesia dan pemahaman yang baik tentang kondisi lokal, Advance.ai mengetahui bagaimana mengelola dan memitigasi risiko identitas dan penipuan. Algoritma Advance.ai dilatih pada data lokal dan wajah ID dan dapat bekerja dengan baik pada smartphone dasar dengan kamera beresolusi rendah.

Sementara, Country Manager Indonesia Advance.ai Ronald Molenaar mengatakan, dengan hampir separuh penduduk Indonesia tinggal di luar kota besar, inklusi keuangan dan digital yang lebih luas tidak akan terwujud tanpa partisipasi masyarakat pedesaan. "Dengan memprioritaskan proses pendaftaran nasabah yang aman, terjamin, dan lancar, kami bertujuan untuk mempercepat transformasi digital perbankan pedesaan di Indonesia dan berkontribusi pada agenda nasional inklusi keuangan untuk semua konsumen dan usaha kecil di Indonesia," katanya.

Sementara itu, CBI dapat mengurangi risiko kredit melalui penggunaan skor kredit alternatif. Sebagai contoh dengan menganalisis data telekomunikasi, e-commerce, dan smartphone untuk mengeluarkan laporan kredit alternatif. Laporan ini akan mendukung BPR dalam meningkatkan portofolio pinjaman mereka dan membuat keputusan pemberian pinjaman kredit yang tepat bagi nasabah dan usaha mikro/kecil dengan riwayat kredit yang terbatas, sehingga dapat memperluas inklusi keuangan dan meningkatkan taraf hidup di daerah pedesaan.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama CBI, Agus Subekti menegaskan bahwa optimalisasi penggunaan informasi kredit dan teknologi terbukti berdampak pada peningkatan efisiensi, akurasi, objektivitas, konsistensi, dan layanan perkreditan. Sebagai contoh, CBI dapat membantu mengakses profil risiko kredit dan kelayakan kredit dengan menggunakan data SLIK, data alternatif yang kaya seperti wawasan pendapatan, wawasan penggunaan telekomunikasi bagi lembaga keuangan.

"Kami telah mengidentifikasi beberapa pain point yang dialami oleh BPR/BPRS saat melakukan transformasi, sehingga pada kesempatan ini kami akan menyampaikan mengenai infrastruktur teknologi dan informasi perkreditan yang kami bangun secara khusus untuk menyelesaikan kendala yang dihadapi BPR/BPRS selama ini," katanya.

Kerjasama keduanya menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam transformasi digital BPR dan promosi inklusi keuangan di Indonesia. Dengan memanfaatkan teknologi AI yang mutakhir dan solusi penilaian kredit yang inovatif, kolaborasi ini bertujuan untuk mendorong ekosistem keuangan yang berkembang di negara ini. (mas)

Ikuti terus perkembangan berita ini dalam topik
Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories
Data Center Service Provider of the year