telkomsel halo

Kripto tarik rem, ada apa?

13:21:12 | 20 Okt 2022
Kripto tarik rem, ada apa?
JAKARTA (IndoTelkO) - Performa market kripto pada Rabu (19/10) siang tampak masuk zona merah. Hal ini membuat laju kripto seperti tarik rem, karena sebelumnya sempat tampil ciamik dalam dua hari terakhir.

Melansir situs CoinMarketCap pada Rabu (19/10) pukul 13.00 WIB, dari 10 aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar atau big cap terjebak di zona merah dalam 24 jam terakhir. Seperti, nilai Bitcoin (BTC) anjlok 0,23% ke US$ 19.287 per keping, meski naik 1,20% selama seminggu terakhir.

Ethereum (ETH) pun ikut turun sebesar 1,84% ke US$ 1.305 di waktu yang sama dan bangkit 1,76% sepekan terakhir. Altcoin lainnya, XRP, Cardano (AD), dan Solana (SOL) turut lesu dan turun lebih dari 2% di waktu yang sama.

Trader Tokocrypto, Afid Sugiono, mengatakan market kripto saat ini kembali melemah yang disebabkan oleh volume perdagangan yang terus turun. Hal ini membuat banyak investor merasa taku untuk lebih dalam melakukan akumulasi di market kripto.

Jika dibandingkan dengan performa indeks saham AS, kripto cenderung turun. Saham AS masih bisa tampil apik yang didorong oleh kinerja keuangan emiten kuartal III 2022 yang telah dirilis Selasa (18/10) lalu. Sementara, indeks dolar AS (DXY) juga melemah -0.07%, tapi tidak bisa meningkatkan reli kripto.

"Sayangnya, nasib mujur di indeks saham AS tak diikuti aset kripto yang melemah pada Rabu pagi. Padahal DXY juga sedang melemah, biasanya akan dampak positif ke kripto, tapi tidak terjadi. Tampaknya investor kripto masih ragu dengan performa kripto ke depan," kata Afid.

Kinerja kripto relatif datar (sideways) dan cenderung menurun selama lima hari terakhir. Ternyata, kinerja indeks saham AS yang optimis di zona hijau belum bisa mendongkrak laju nilai aset kripto.

Menurut Afid, market kripto yang gagal ikut reli disebabkan volume perdagangan yang terlihat sedang menipis. Hal ini mengindikasikan bahwa investor masih ragu-ragu untuk bersikap bullish atau bearish di pasar kripto.

"Pada hari ini investor bakal memantau rilis data inflasi di kawasan Eropa, yakni inflasi di Inggris dan Uni Eropa pada periode September 2022. Selain itu, investor masih mengawasi dengan ketat perilisan kinerja keuangan emiten di AS untuk menilai dampak dari inflasi yang masih meninggi dan kenaikan suku bunga The Fed," jelasnya.

Analisis Bitcoin
Dari sisi pergerakan nilai Bitcoin, pekan ini BTC melaju dengan baik dan berhasil mendapatkan sentimen positif. Posisi harga BTC di kisaran US$ 19.000, dianggap oleh banyak investor sebagai gerbang awal untuk melancarkan aksi akumulasi. 

"Banyak investor menganggap bahwa posisi BTC saat ini, berada di rentang yang cukup baik di level US$ 19.000 dan kesempatan menarik untuk melakukan aksi akumulasi. Namun, ada anggap BTC telah bergerak di rentang harga sempit terlalu lama, sehingga sulit tembus ke level US4 20.000 dan ada kemungkinan aksi reli kripto akan gagal dan kembali breakdown," terang Afid.

Level support terdekat BTC kini berada di US$ 19.087, jika gagal bertahan, maka level US$ 18.975 menjadi tahanan selanjutnya apabila penurunan harga tidak bisa dibendung.

Di samping itu, menurut data platform data on-chain, Glassnode, ada 48.000 BTC dipindahkan dari cold wallet ke exchange Coinbase. Hal ini yang membuat euforia investor pudar dan memilih wait and see lantaran pemindahan BTC tersebut diduga merupakan indikasi aksi dump.

Di samping analisis harga Bitcoin, Afid juga memberikan rincian sejumlah aset kripto yang berpotensi bullish dan bearish di pekan ketiga bulan Oktober ini.(wn)

Ikuti terus perkembangan berita ini dalam topik
Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year