telkomsel halo

Ketersediaan produk menjadi tantangan dalam bisnis distribusi

05:13:58 | 22 Jan 2021
Ketersediaan produk menjadi tantangan dalam bisnis distribusi
JAKARTA (IndoTelko) - Advotics, perusahaan analitik software as a service (SaaS) rantai pasok asal Indonesia merilis whitepaper terbaru yang mengungkapkan bahwa ketersediaan produk di pasaran menjadi tantangan terbesar bagi perusahaan dalam hal distribusi, meskipun perusahaan tersebut memiliki awareness produk yang kuat, investasi iklan dan kualitas produk yang mumpuni.

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, faktor geografi Indonesia menjadi tantangan bagi perusahaan untuk mendistribusikan barang. Di sisi lain, perkembangan channel penjualan baik offline maupun online menambah kedalaman kompleksitas alur produk yang penting untuk diperhatikan perusahaan guna memastikan tersedianya produk di setiap touch points konsumen.

Lewat whitepaper yang berjudul “Key Distribution Challenges in Indonesia” Advotics menggambarkan lima tantangan terbesar dalam distribusi dan bagaimana cara mengatasinya lewat teknologi modern. Whitepaper ini merupakan pengembangan hasil survei terhadap perusahaan lokal hingga multinasional di industri manufaktur dengan jaringan ratusan ribu toko di seluruh Indonesia, yang membagikan pengalaman mereka dalam menjaga ketahanan rantai pasok perusahaan.

Menurut survei Advotics yang dilakukan pada September 2020, selain ketersediaan produk yang menjadi tantangan utama (56,25% responden) berbagai tantangan lain yang juga dihadapi perusahaan modern adalah pengelolaan channel penjualan bagi end customers (12,5%), tingginya biaya logistik untuk distribusi barang (12,5%), efektivitas program trade marketing (12,5%), serta penjagaan likuiditas keuangan di seluruh ekosistem rantai pasok (6,25%).

“Mengelola distributor yang berlapis bukanlah perkara yang mudah, namun hal tersebut krusial untuk menjamin ketersediaan produk. Perusahaan yang sukses adalah mereka yang mampu mengelola perusahaan distributor secara efektif lewat pendekatan manajemen performa, terutama melalui metrik penjualan, cakupan outlet, serta imbal finansial,” kata CEO Advotics Boris Sanjaya.

Selanjutnya, Boris mengatakan bahwa dua hal lain yang dapat mengatasi masalah ketersediaan produk adalah menentukan strategi penjualan lewat kolaborasi dengan jaringan distribusi serta penerapan sebuah sistem pesanan dan distribusi terintegrasi guna mendapatkan data akurat yang berbasis real-time.

Dalam riset Advotics juga terungkap bahwa berdasarkan keragaman pengalaman dan fragmentasi channel pembelian, perusahaan manufaktur yang cenderung sukses adalah yang menciptakan model route-to-market berbeda antara segmen penjualan modern (MT) seperti hypermarket, supermarket, toko resmi brand dengan segmen penjualan general (GT) seperti warung, toko kelontong, dan pasar tradisional.

Lebih lanjut untuk melayani segmen GT dengan ribuan peritel yang harus dikelola, tidak mungkin perusahaan dapat menganalisis satu persatu karakter mereka. “Segmentasi toko merupakan kunci bagi personalisasi toko, baik itu lewat performa penjualan, potensi permintaan di daerah tertentu, atau variabel yang lebih kompleks yang idealnya diperoleh saat kunjungan sales ke toko,” tutup Boris.(ak)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year