telkomsel halo

Keuntungan Tower Bersama naik 22,1% di kuartal III 2020

08:46:39 | 30 Okt 2020
Keuntungan Tower Bersama naik 22,1% di kuartal III 2020
JAKARTA (IndoTelko) - PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) berhasil meraih keuntungan sebesar Rp 747,46 miliar hingga kuartal III 2020 atau tumbuh 22,1% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 611,96 miliar.

Perolehan laba bersih sejalan dengan peningkatan pendapatan perseroan sebesar 13,5% menjadi Rp 3,93 triliun hingga kuartal III-2020 dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 3,46 triliun.

Sedangkan EBITDA mencapai Rp 3,4 triliun. "Apabila pencapaian kuartal tiga disetahunkan, total pendapatan dan EBITDA perseroan mencapai Rp 5,4 triliun dan Rp 4,72 triliun," kata Chief Executive Officer (CEO) Tower Bersama Infrastructure Hardi Wijaya Liong.

Adapun penghasilan sewa perseroan berasal dari lima perusahaan telekomunikasi, yakni PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), PT Indosat Tbk (ISAT), PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Hutchison 3 Indonesia, dan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN).

Di antara lima perusahaan tersebut, pendapatan sewa dari Telkomsel menjadi kontributor terbesar, yakni Rp 1,54 triliun. Penghasilan sewa ini relatif stabil dibandingkan per kuartal III-2019 yang sebesar Rp 1,51 triliun.

Menurut Hardi, per 30 September 2020, Tower Bersama memiliki 31.703 penyewaan dan 16.215 site telekomunikasi. Site telekomunikasi terdiri atas 16.093 menara telekomunikasi dan 122 jaringan DAS. Hingga periode tersebut, perseroan sudah menyewakan 31.581 menara telekomunikasi.

Dengan penyewaan menara ini, rasio kolokasi perseroan meningkat menjadi 1,96 hingga akhir September 2020 dibandingkan akhir 2019 yang sebesar 1,85.

“Kami telah melampaui panduan tahun 2020 sebanyak 3.000 penyewaan baru dengan penambahan organik kotor sebanyak 3.319 penyewaan untuk sembilan bulan pertama tahun 2020. Kami akan fokus untuk mengeksekusi pesanan yang diterima dari pelanggan telekomunikasi ketika mereka memadatkan jaringan mereka di seluruh negeri," paparnya.

Per 30 September 2020, perseroan memiliki total pinjaman sebesar Rp 22,4 triliun dan total pinjaman senior (gross senior debt) sebesar Rp 10,2 triliun. Dengan saldo kas yang mencapai Rp 574 miliar, maka total pinjaman bersih (net debt) menjadi Rp 21,83 triliun dan total pinjaman senior bersih (net senior debt) menjadi Rp 9,62 triliun.

Chief Financial Officer Tower Bersama Infrastructure Helmy Yusman Santoso mengatakan, apabila menggunakan EBITDA kuartal III-2020 yang disetahunkan, rasio pinjaman senior bersih terhadap EBITDA sebesar 2,04 kali dan total pinjaman bersih terhadap EBITDA sebesar 4,63 kali. Rasio tersebut di bawah ketentuan surat utang perseroan yang tidak lebih dari 6,25 kali.

“Bisnis kami memiliki arus kas yang kuat, didorong oleh kontrak pendapatan berulang yang dapat diprediksi dari pelanggan telekomunikasi kami," jelas dia. Tahun depan, Tower Bersama membidik tambahan 3.000 penyewa (tenant) baru secara organik.

Perseroan akan agresif membangun menara telekomunikasi, serta membuka peluang akuisisi menara milik operator ataupun membeli saham perusahaan menara. Target penambahan tenant baru perseroan pada 2021 sama dengan 2020, yakni 3.000 tenant.(ak) 

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year