telkomsel halo

ADA ungkap adanya perubahan pola konsumsi di Asia Tenggara

03:52:15 | 07 Dec 2019
ADA ungkap adanya perubahan pola konsumsi di Asia Tenggara
Managing Director ADA Indonesia Kirill Mankovski
JAKARTA (IndoTelko)- Digital marketing agency ADA (Analytic, Data, Advertising) mengungkapkan adanya perubahan pola konsumsi dilakukan masyarakat Asia Tenggara.

Perusahaan yang menjadi bagian dari Axiata Group ini merilis 2020 Outlook for Southeast Asian Marketers: 4 Steps to Out maneuver Your Competition. 

Laporan ini dibuat untuk membantu para pemasar membangun strategi dalam menghadapi kondisi ekonomi di tahun 2020.

2020 Outlook for Southeast Asian Marketers merupakan hasil pengamatan ADA terhadap lebih dari 280 juta profil konsumen di beberapa negara Asia Tenggara. ADA juga melakukan survei terhadap 200 pelaku industri pemasaran, untuk mengetahui sentimen dan kesiapan mereka menghadapi tahun depan.

Berdasarkan beberapa indikator makro ekonomi, seperti pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) dan pengeluaran konsumen, tingkat kepercayaan TOP eksekutif dan kurva bond yield, perekonomian dunia berpotensi mengalami resesi. Brexit, perang dagang antara AS dan Tiongkok, serta kondisi politik di beberapa negara turut memengaruhi kondisi ekonomi Asia Tenggara.

International Monetary Fund (IMF) juga menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara cenderung melambat, di tahun 2019 – 2020. Untuk mengantisipasi hal ini, ADA pun melakukan analisis terhadap perilaku konsumen, dan sentimen para pelaku industri pemasaran di Asia Tenggara dalam menyambut tahun 2020.

“Berkat Xact, Data Management Platfrom milik ADA, kami dapat mengamati pola konsumsi masyarakat, di beberapa negara Asia Tenggara. Kami mengamati lebih dari 280 juta perangkat seluler untuk mengumpulkan data yang bersifat anonim. Data tersebut kemudian dianalisis untuk menghasilkan insights yang dapat ditindaklanjuti,” kata Managing Director ADA Indonesia Kirill Mankovski.

Data ADA menunjukan adanya perubahan pola konsumsi akibat kondisi sosial dan ekonomi yang juga berubah. Misalnya, pada saat Pemilihan Presiden 2019 hingga Ramadan, keinginan masyarakat Indonesia untuk membeli mobil mengalami penurunan. 

Di sisi lain, kategori Retail Shopper dan Leisure Traveler terus mengalami peningkatan hingga akhir Lebaran 2019.

Hal yang sama juga terjadi di Malaysia. Pemilihan Umum 2018 membuat konsumsi masyarakat Malaysia di berbagai kategori menurun, termasuk travelling dan shopping. 

Sementara itu, inflasi yang terjadi di Filipina pada tahun 2018, membuat tren konsumsi masyarakat menurun dratis, sepanjang bulan September dan Oktober di tahun yang sama.

Mayoritas responden survei ADA juga meyakini bahwa pertumbuhan ekonomi Asia Tenggara akan cenderung sedang hingga melambat. Terkait hal ini, 46,1% responden menganggap pertumbuhan konsumen melambat. Sementara 30,1% lainnya beranggapan pertumbuhan konsumen cenderung stagnan.

“Pertumbuhan ekonomi yang melambat, tidak berarti menurunkan ambisi terhadap pencapaian bisnis. Kami mengamati bagaimana beberapa brands menghadapi tantangan ekonomi dan memanfaatkan kondisi ini sebagai kesempatan untuk lebih unggul dalam persaingan,” kata Kirill.

Untuk membantu para pemasar menghadapi kondisi ekonomi yang menantang, ADA berbagi empat langkah yang dapat dilakukan agar dapat menyiasati persaingan pasar:

• Let the data talk Dalam mengembangkan strategi bisnis untuk brands, ADA menggunakan pendekatan yang disebut IDEA (Identifying problem, analyzing Data, Extracting unique insights, dan Actionable strategies). Pendekatan ini membantu pemasar mengidentifikasi masalah hingga menghasilkan strategi yang dapat ditindaklanjuti.

• Brand building and storytelling. Memasuki era digital, tuntutan terhadap kinerja aktivitas pemasaran semakin tinggi. Setiap aktivitas pemasaran dituntut untuk dapat menunjukan hasil jangka pendek. Namun demikian, ADA tetap meyakini bahwa loyalitas terhadap brand tetap yang utama. Untuk itu ADA menyarankan agar brands tetap membangun komunikasi dengan konsumen melalui storytelling.

• Tug at the Heartstrings of Your Customer. ADA percaya bahwa emosi sangat berperan dalam proses pengambilan keputusan. Setiap pemasar harus mampu masuk ke hati konsumen. Hal ini dapat dilakukan dengan membangun cerita yang dekat di hati konsumennya.

• Steal The Spotlight. ADA melihat belum banyak brands Asia yang memanfaatkan kondisi ekonomi saat ini. Di sisi lain, banyak brands dan perusahaan yang mulai mengurangi anggaran pemasarannya. Kondisi seperti ini membuat kebisingan di ruang publik dan media menjadi berkurang. Ini adalah saat yang tepat untuk dimanfaatkan oleh pemasar dalam berkomunikasi dengan konsumen.

“ADA hadir untuk membantu perusahaan mencapai target bisnisnya," katanya.(wn)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories
Data Center Service Provider of the year