telkomsel halo

Trik menjadikan pelanggan sebagai Brand Advisor

05:45:00 | 10 Okt 2019
Trik menjadikan pelanggan sebagai Brand Advisor
JAKARTA (IndoTelko) - Dalam membangun sebuah brand, tentunya para pegiat pemasaran memerlukan strategi utama untuk menarik perhatian pelanggan potensial yang sesuai dengan target perusahaan.

Baik perusahaan besar maupun para perintis, berbagai strategi marketing gencar dilakukan untuk dapat membangun citra serta mengenalkan produk yang dimiliki. Salah satunya adalah dengan mengandalkan pemasaran digital yang dapat diakses dengan mudah melalui berbagai channel seperti sosial media dan website.

Di sisi lain, strategi atas ‘omongan orang’ atau rekomendasi dari orang sekitar turut diperhitungkan keberhasilannya dalam menarik lebih banyak lagi pelanggan.

Menurut data Nielsen, 92% orang mempercayakan rekomendasi yang datang dari teman atau keluarga dibandingkan dari produk dan layanan yang ditampilkan melalui iklan.

Bahkan penelitian akademis pun menyatakan bahwa strategi Word of Mouth (WoM) mampu secara efektif mengkonversi target potensi pelanggan menjadi pelanggan sungguhan. Disinyalir 10% peningkatan Word of Mouth (WoM) baik secara luring maupun daring, mampu menghasilkan peningkatan penjualan sebanyak 0,2 - 1,5%.

VP Brand & Marketing Moka Bayu Ramadhan mengakui strategi Word of Mouth (WoM) membantu tim dalam mempercepat waktu yang diperlukan bagi pelanggan dalam mengambil keputusan.

“Dalam market B2B (business to business), periode untuk mengambil keputusan biasanya akan lebih lama dibandingkan dengan market B2C. Di sini peran strategi Word of Mouth (WoM) dalam memotong periode waktu karena unsur trust dapat mendorong lebih cepat,” ujar Bayu.

Bayu menjelaskan timnya seringkali mengaplikasikan strategi ZMOT - Zero Moment of Truth berbentuk testimoni ke berbagai channel-nya termasuk media sosial. “Kami berkolaborasi dengan merchant kami yang terpercaya dan menjadi inspirasi bagi para pebisnis lainnya untuk dijadikan contoh dan panutan,” lengkapnya.

VP Marketing Bukalapak Erick Wicaksono menambahkan dengan berkembangnya teknologi dan cepatnya akses digital, strategi Word of Mouth (WoM) dapat lebih dimanfaatkan lagi melalui saluran daring dan turut dikombinasikan dengan pemasaran digital.

Dikatakannya, channel digital memiliki peran penting untuk menyebarluaskan Word of Mouth (WoM) lebih efektif. “Word of Mouth atau sistem rekomendasi ini akan lebih berdampak luas dan besar dengan bantuan digital. Orang-orang akan lebih mudah mengaksesnya,” jelas Erick.

VP Digital Banking PR, Social, & Content Lead Bank BTPN Dimas Novriandi membagi strategi Word of Mouth (WoM) menjadi dua bentuk, yaitu inspirational dan intentional.

Pembeda di antara keduanya adalah inspirational merupakan gabungan dari kisah-kisah organik dari para pengguna Jenius, sedangkan intentional menggunakan pesan utama yang menggambarkan nilai Jenius dengan menggunakan peran influencer yang mereka sebut co-creators.

"WoM dapat diartikan sebagai strategi yang mempercepat penyebaran manfaat produk dan jasa. Tidak hanya ‘rekomendasi’ yang bersifat konvensional, mengkombinasikan  WoM dengan channel digital pun dapat secara efektif menjadikan pengguna sebagai brand advisor atau pihak yang merekomendasikan produk dan jasa tersebut," pungkasnya.(wn)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year