telkomsel halo

Mengupas isu Unicorn dari kacamata Jokowi dan Prabowo

13:37:00 | 18 Feb 2019
Mengupas isu Unicorn dari kacamata Jokowi dan Prabowo
JAKARTA (IndoTelko) - Debat pemilihan Presiden (Pilpres) putaran kedua pada Minggu (17/2) memperlihatkan sudut pandang yang menarik antara dua calon presiden tentang startup Unicorn.

Unicorn adalah istilah untuk startup yang memiliki valuasi lebih dari US$1 miliar. Indonesia memiliki 4 Unicorn yaitu GOJEK, Tokopedia, Bukalapak, dan Traveloka. 

Calon Presiden (Capres) No 01, Joko Widodo (Jokowi) melontarkan pertanyaan ke Capres No 02 Prabowo Subianto.

"Infrastruktur apa yang akan bapak bangun untuk mendukung pengembangan unicorn-unicorn Indonesia?" tanya Jokowi kepada lawan debatnya.

Prabowo ditangkap penonton terkesan ragu dengan pertanyaan Jokowi. "Yang Bapak maksud Unicorn maksudnya yang apa itu online-online itu. Saya kira prasarana yang kita bangun yah kita tentunya fasilitasi. Kita kurangi regulasi, kurangi pembatasan karena mereka lagi giat-giatnya, lagi pesat-pesatnya berkembang. Jadi saya akan dukung segala upaya untuk memperlancar," jawab Prabowo. 

Menurut Prabowo, saat ini startup mengalami kesulitan dalam arti adanya tambahan-tambahan regulasi  seperti  isu perpajakan dalam perdagangan online. "Ini mereka mengeluh. Jadi saya menyambut baik dinamika perkembangan apa itu bisnis seperti itu. Ini luar biasa pesatnya dan ini memungkinkan membuka peluang-peluang luar biasa jadi saya sangat mendukung hal-hal seperti itu," balas Prabowo.

Jokowi tak puas dengan jawaban Prabowo dan memaparkan versi dirinya dalam pengembangan Unicorn.

"Iya jadi perlu saya sampaikan bahwa dalam rangka memberikan dorongan kepada unicorn unicorn-Indonesia. kita tahu di negara Asian ada tujuh unicorn dan empatnya ada di Indonesia. Oleh sebab itu kita ingin agar tidaknya empat tetapi ada tambahan-tambah unicorn baru di Start up-start up baru yang ada di Indonesia," jelasnya. 

Jokowi mengaku telah menyiapkan program seribu start-up baru yang  disalingkan dengan inkubator-inkubator di global agar mereka memiliki akses untuk inovasi mereka bisa dikembangkan di negara- negara lain. 

"Kita juga dalam rangka mendukung unicorn-unicorn juga membangun infrastruktur yang tadi sudah saya sampaikan Palapa Ring di Indonesia bagian Barat telah 100% selesai Indonesia bagian tengah 100% selesai Indonesia bagian Timur sembilan puluh persen selesai dan nanti di juli insya Allah 100% juga akan selesai ini menyambungkan menyambungkan backbone dengan broadband dengan kecepatan yang sangat tinggi dan yang kedua juga 4G ini akan kita teruskan sekarang baru mencapai tujuh puluh empat persen tapi saya meyakini mungkin insha Allah sampai akhir tahun ini seluruh kabupaten dan kota provinsi yang ada di tanah air akan sudah sambungkan yang ketiga regulasi yang memudahkan start up juga terus kita dorong tanpa regulasi regulasi yang sangat ketat mereka mendaftarkan lewat online bisa sekarang ini. inilah yang terus kita dorong sehingga benar-benar kita kita mampu menyongsong revolusi industri 4.0 dengan SDM-SDM yang telah kita siapkan lewat inkubasi-inkubasi yang ada sekarang ini yang sudah dalam tiga tahun ini kita siapkan," paparnya.

Prabowo menagkis serangan Jokowi dengan menyatakan kecepatan dinamika perkembangan internet sangat pesat. 

"Tetapi hal-hal mendasar Pak Jokowi saya lihat ya hal-hal mendasar dalam perekonomian Indonesia adalah bahwa terjadi suatu disparitas suatu suatu segelintir orang yang kurang dari satu persen menguasai lebih dari setengah kekayaan kita, jadi kalau ada unicorn-unicorn ada teknologi hebat saya khawatir ini nanti mempercepat nilai tambah dan uang uang kita lari keluar negeri. Ini yang saya khawatir, ya silahkan anda ketawa tapi ini masalah bangsa kekayaan Indonesia tidak tinggal di Indonesia. Menteri Bapak sendiri mengatakan bahwa ada sebelas ribu empat ratus triliun uang Indonesia di luar negeri di seluruh bank di Indonesia uangnya hanya lima ribu empat ratus enam lima triliun berarti lebih banyak uang kita di luar daripada di Indonesia. Nah kalau kita tidak hati hati dengan antusiasme untuk internet e-commerce e-ini e-itu saya khawatir ini juga bisa apa mempercepat arus larinya uang keluar negeri ini bukan saya pesimistis ini saya ingin mengingatkan," pungkasnya. 

Mengejar Valuasi
Ketua Dewan Pembina Indonesian Digital Empowerment Community (IDIEC) Mochamad James Falahuddin menyatakan game plan dari Unicorn adalah mengejar valuasi guna mendapatkan floating money dari pasar.

"Sekarang ini nyaris semua Unicorn di Indonesia ini dikuasai investor asing. Bahkan ada yang kantornya di Singapura atau status Perusahaan Modal Asing (PMA). Kalau dilihat dari "kulitnya" boleh bangga sih punya 4 unicorn, tetapi sebagai negara kita dapat apa? Ini yang harus dipertanyakan. Kita harus lihat Unicorn-unicorn asing, banyak yang bertumbangan karena menggelembungkan valuasi dan terjebak money game," tegasnya.

Ketua Umum IDIEC M Tesar Sandikapura melihat Unicorn yang ada malah "merusak" bisnis yang benar-benar mencari positive revenue. "Kalau dilihat ini mereka perang tarif, mati pemodal kecil, terus kita ini hanya menjadi pasar. Wong sahamnya pun sudah dikuasai asing," tukasnya.

Menurutnya, jika melihat para pemodal dari Unicorn di Indonesia, ada aroma persaingan tidak sehat karena investor yang menyuntik itu-itu saja.

"Banyak pemodal ventura asing itu ada di beberapa unicorn lokal. Regulasi kita seperti tak bisa apa-apa. Beda dengan Singapura yang berani semprit Grab waktu akuisisi Uber karena ada aroma monopoli. Ini kalau dibiarkan, ekonomi digital kita dikuasai asing dan berujung Indonesia ini hanya pasar saja," tutupnya. 

Pengamat Telekomunikasi Heru Sutadi pun mempertanyakan Gerakan Seribu Startup yang disebut Jokowi dalam debat.

"Kalau soal keberhasilan Program 1000 Startup, hasilnya justru dipertanyakan, jika tak mau dibilang gagal. Emang udah seribu startup dicetak, ada dari program itu jadi Unicorn, atau minimal dapat Series A?" sindirnya.(dn)

Ikuti terus perkembangan berita ini dalam topik
Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year