Ini cara video digital majukan industri otomotif

10:31:55 | 18 Jul 2017
Ini cara video digital majukan industri otomotif
JAKARTA (IndoTelko)  – Sudah bukan rahasia lagi bahwa industri otomotif Indonesia telah menjadi pilar penting dalam sektor manufaktur negara dengan banyaknya perusahaan-perusahaan otomotif global yang membuka pabrik di dalam negeri untuk meningkatkan kapasitas produksi pasar tanah air.

Walaupun total penjualan mobil di Indonesia pada tahun 2015 – 2016 berada di angka yang cukup datar, salah satu organisasi nirlaba dalam negeri yang bergerak di bidang otomotif GAIKINDO (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia) memprediksikan bahwa angka penjualan mobil di Indonesia akan meningkat hingga mencapai 2 juta kendaraan pada tahun 2020 dan 3 juta kendaraan pada tahun 2025 yang nantinya akan menggeser posisi Thailand sebagai pusat otomotif terbesar di Asia Tenggara.

Iklan Otomotif
Industri otomotif sudah jadi legenda di arena periklanan baik dari segi inovasi, kreatifitas, hingga penyebarannya. Mulai dari iklan manufaktur otomotif untuk model terbarunya dengan nilai produksi yang tinggi, hingga iklan dari asosiasi dealer yang seringkali mudah dikenali dalam pasar lokal mereka dan membawa para pembeli potensial untuk datang ke showroom. Iklan-iklan industri otomotif menggerakkan seluruh hal mulai dari branding hingga direct response, dengan rekam jejak kesuksesan yang sangat tinggi.

Sejak awal tahun 1900, perusahaan otomotif telah memanfaatkan kekuatan dari periklanan dalam mendorong kemajuan bisnis mereka. Bahkan, 100 tahun setelah itu mereka terus memimpin revolusi dari periklanan, yang saat ini telah dilengkapi dengan digital advertising dan lebih spesifik lagi yaitu video digital.

Kekuatan dari iklan video – gambar, suara, serta gerakan dari iklan video sangat kuat, serta dengan adanya pergeseran konsumsi media dari pengalaman tontonan di ruang tamu tradisional ke arah mobile on the go, para brand kini perlu terhubung dengan konsumen yang on-the-go dengan menyediakan konten secara langsung ke hadapan konsumen.

Tantangan
Segmen kendaraan berpenumpang dalam sebuah iklan otomotif akan tetap menarik untuk 5 tahun ke depan dengan pertumbuhan tertinggi dari kontribusi dalam segmen Low-Cost Green Car (LCGC) pada tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CGAR) 8.1% hingga tahun 2020.

Pertumbuhan ini merupakan gambaran jelas mengenai bagaimana LCGC dan SUV telah sukses menemukan batasan dari segmen pembeli mereka yang membutuhkan kendaraan kecil, lincah di perkotaan, dan mudah dikendarai. Yang semula ditargetkan sebagai opsi kendaraan empat roda bagi masyarakat berpenghasilan rendah, produsen otomotif juga menawarkan fitur-fitur ekstra pada LCGC untuk membuat kendaraan tersebut lebih bergaya dan menarik untuk para pembeli termasuk para profesional di generasi milenial.

Akibat dari angka di atas, produsen otomotif menghadapi tantangan di mana, milenial tidak dapat mentoleransi waktu proses pembelian mobil dari suatu dealer yang bisa memakan4 jam. Lebih dari generasi-generasi yang lain, para pembeli mobil di generasi milenial biasanya melakukan riset terlebih dahulu, mengamati pendapat masyarakat umum mengenai kendaraan tersebut, atau memiliki rasa emosional terhadap suatu brand. Juga, para pembeli pada saat ini telah mengubah perilaku membeli mobil yang mana banyak dari mereka melakukan riset online terhadap beberapa brand terlebih dahulu sebelum mereka menginjakkan kaki di dealership.

Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh asosiasi dealer dan para dealer adalah memanfaatkan platform digital untuk menggerakkan perilaku konsumen – dengan hasil akhir yang dituju adalah meningkatkan offline visit ke showroom untuk membeli sebuah mobil. Menghubungkan titik-titik dari iklan video online terhadap aktivitas yang terjadi secara offline selalu menjadi tantangan bagi para pengiklan.

Para penjual ini perlu mengukur hasil dari spend terhadap iklan mereka secara nyata dengan melacak Indikator Kinerja Utama (KPI) dalam online dan offline seperti website visits, online inventory searches, dealership visits, service department visits, dan yang terakhir angka penjualan sebagai goal yang utama.

Peluang  
Demand Facilitation Director SpotX for Indonesia Ade Parulian Sitorus menjelaskan cara mengatasi situasi yang telah dijelaskan sebelumnya adalah memanfaatkan video digital, terutama pre-roll, dan kemampuan dari mobilitas multi-screen merupakan peluang serta keuntungan besar bagi industri otomotif dan hal tersebut semakin hari semakin banyak dimanfaatkan. Para pengiklan di industri otomotif saat ini perlu terhubung dengan konsumen yang senantiasa on-the-go, dan langsung menunjukkan konten iklannya ke hadapan mereka.  

Lebih lanjut, Ade menggarisbawahi 4 peluang lainnya yang harus dimanfaatkan oleh industri otomotif Indonesia dalam menyusun strategi pemasaran.

1. Engaging Consumers on Every Screen.
Lingkungan multi-screen menawarkan peluang untuk menghubungkan konten video kepada konsumen on-the-move serta menjahit pesan video kepada seluruh layar dan hal tersebut berpotensi menghubungkan video kepada layar yang sering ditonton oleh konsumen, seperti halnya menentukan target audiens untuk memastikan konten tersebut didistribusikan secara relevan kepada masing-masing audiens.

2. Interactivity and Engagement
Video digital membawa interaksi ke tingkat yang cukup unik, menciptakan hubungan lebih erat dibanding medium-medium lainnya. Video digital mampu menghantarkan video berkualitas tinggi untuk meraih perhatian konsumen, khususnya pada saat mereka menggenggam video tersebut di tangan mereka sendiri.

3. Measuring Performance
Proses pembelian yang ada saat ini telah menggeser sebagian besar perjalanan itu ke ranah online terutama untuk tahap riset. Hal ini memungkinkan para pengiklan di industri otomotif untuk mengukur performa dari iklan digital mereka dengan cara-cara yang baru, lebih dari sekadar melacak jumlah clicks.

4. Creating the Educated Buyer
Para pembeli potensial ingin mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dan tidak diragukan lagi bahwa konten video merupakan bagian penting dari informasi tersebut. Video yang high-definition dan menarik memungkinkan para user untuk mengetahui lebih banyak seputar mobil impian mereka, dan dapat menjadi faktor penting dalam proses pengambilan keputusan mereka.

5. Audience Targeting
Lebih dari behavioural targeting, para pengiklan digital juga dapat menargetkan audiens mereka secara geografis, hingga mencapai ke level informasi kode pos dari audiens tersebut.

Sebagai kesimpulan, SpotX telah mengeluarkan whitepaper yang terfokus pada peluang dan tantangan yang dihadapi oleh sektor otomotif secara global, serta informasi dan pemahaman terhadap bagaimana menggunakan digital video untuk membentuk keterlibatan konsumen secara lebih baik dengan pelanggan mereka dalam waktu dan momen yang tepat.

Dengan semakin banyaknya masyarakat Indonesia menghabiskan waktu menonton berbagai jenis konten video, sekarang saatnya bagi pasar dan pengiklan untuk terlibat lebih dalam lagi dengan para pembeli produk otomotif melalui platform digital.(wn)

Artikel Terkait