telkomsel halo

Kepala BPPT menjadi Komut INTI

12:37:04 | 25 May 2017
Kepala BPPT menjadi Komut INTI
ilustrasi
JAKARTA (IndoTelko)  – Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Unggul Priyanto resmi menduduki posisi sebagai Komisaris Utama PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) alias INTI. Penyerahan tongkat estafet kepemimpinan itu berlaku sejak Selasa, 23 Mei 2017.

PT INTI (Persero) kini dilengkapi dengan komposisi tiga komisaris. Berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara selaku Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan PT INTI Nomor SK-99/MBU/05/2017 tentang Pemberhentian dan Pengalihan Tugas Anggota Dewan Komisaris Perusahaan Perseroan (Persero) PT INTI, mengangkat Unggul Priyanto sebagai Komisaris Utama PT INTI.

Pengangkatan ini sekaligus menggantikan posisi yang sebelumnya dijabat oleh Soleman B. Ponto yang telah berakhir masa jabatannya terhitung sejak 30 April 2017.

“Pak Soleman telah memberikan sumbangsih tenaga dan idenya untuk kemajuan PT INTI. Kami sangat berterima kasih atas kerja sama sejak 30 April 2012 hingga kini. Selanjutnya, Pak Unggul akan melanjutkan tanggung jawab tersebut untuk lebih intens mendorong INTI dalam mengkomersialisasikan berbagai inovasi teknologi," ungkap Direktur Utama INTI, Darman Mappangara, Rabu (24/05), di Kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jakarta.

Serah terima tersebut dilakukan di hadapan Deputi Menteri BUMN Bidang Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Fajar Harry Sampurno.

Berikut formasi komisaris PT INTI (Persero) :

Formasi Lama

1) Soleman B. Ponto, Komisaris Utama.
2) Nuning Sri Rejeki Wulandari, Komisaris.
3) Djoko Agung Harijadi, Komisaris.
4) Unggul Priyanto, Komisaris.

Formasi Baru
1)    Unggul Priyanto, Komisaris Utama.
2)    Nuning Sri Rejeki Wulandari, Komisaris.
5)    Djoko Agung Harijadi, Komisaris.

Sebelum Unggul Priyanto bergabung, INTI telah banyak bekerja sama dengan BPPT dalam hal penelitian dan pengembangan teknologi. Di antaranya, i-Perisalah berteknologi tinggi berbasis sistem voice to text satu-satunya di Indonesia. Produk ini merupakan perangkat pengenal wicara secara otomatis berkemampuan transkripsi suara menjadi tulisan yang memberikan penghematan waktu sekitar 78%  dari penyusunan risalah normal.

Produk yang telah dikomersialkan sejak 2010, tepat setelah INTI membeli lisensinya, merupakan hasil penelitian dan pengembangan BPPT. INTI kemudian mengembangkan lebih lanjut perangkat sistem ini dengan berbagai seri, mulai dari bentuk statis hingga portable, untuk dikomersialkan di pasaran.

Kedua institusi inipun bekerja sama dalam pengembangan KTP-electronic Reader dan e-Voting yang bisa diintegrasikan dalam pemilihan umum secara elektronik sehingga memudahkan dan mempercepat proses penghitungan suara akhir. Perangkat sistem ini telah diuji coba di berbagai daerah dalam pemilihan kepala desa.

Kerja sama pun berlanjut pada penelitian dan pengembangan ADS-B yang merupakan teknologi surveillance untuk mengetahui dan memonitor posisi pesawat. Alat ini dapat digunakan sebagai pengganti secondary radar pada Air Traffic Control (ATC) sehingga meningkatkan kondisi sistem pengawasan ruang udara.

Kerja sama antara INTI dan BPPT ini merupakan bentuk upaya untuk memperkuat lingkup desain produk, produksi, dan pemasaran perusahaan yang membutuhkan inovasi yang berkelanjutan. “Sebab, pada dasarnya, teknologi yang hebat adalah ide brilian yang memiliki nilai jual, inovatif, sekaligus aplikatif. Semoga dengan dukungan formasi baru Dewan Komisaris ini, INTI makin berkiprah dalam pengembangan teknologi nasional,” ungkap Darman.(ak)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories
Data Center Service Provider of the year