Big Data makin banyak diadopsi sektor pemerintahan

10:09:39 | 12 Mar 2017
Big Data makin banyak diadopsi sektor pemerintahan
Judi Achmadi (dok)
JAKARTA (IndoTelko) – Big Data makin banyak diadopsi oleh sektor  pemerintahan untuk meningkatkan layanan ke publik.

“Salah satu pasar Big Data yang menjanjikan itu adalah di sektor  government (pemerintahan). Kita akan berikan perhatian untuk sektor ini agar bisa nikmati Big Data dari Telkomsigma,” ungkap CEO Telkomsigma Judi Achamdi, belum lama ini.

Diungkapkannya, di pemerintahan yang menjadi potensi pasar bagi Big Data dari perseroan adalah di pendidikan, kependudukan, pertahanan, dan lainnya. “Tahun lalu layanan Big Data kita tumbuh dua kali lipat,” pungkasnya.

Jika mengacu pada definisi dari Gartner, Big Data adalah data dengan ciri berukuran sangat besar, sangat variatif, sangat cepat pertumbuhannya dan mungkin tidak terstruktur yang perlu diolah khusus dengan teknologi inovatif sehingga mendapatkan informasi yang mendalam dan dapat membantu pengambilan keputusan yang lebih baik.

Telkomsigma dalam mengelola Big Data sudah merintis lama yakni sejak 2013 lalu kala induk usaha, Telkom, menunjuk perusahaan ini sebagai implementor solusi ini bagi operator terbesar di Indonesia itu.

Telkomsigma memegang filosofi 4A yakni Akuisisi, Akses, Analisa, dan aplikasi. Akusisi yakni cara mendapatkan data. Akses data, bagaimana data bisa diambil. Menganalisa data, serta terakhir menyajikan data agar bisa dibaca untuk mengambil keputusan.

Dalam menawarkan Big Data, perseroan mengandalkan dua model bisnis. Pertama adalah dengan sistem integrasi dimana pelanggan sudah memiliki semua infrastruktur dan TelkomSigma hanya menjadi sistem integrator. Biasanya ini diminati segmen pemerintahan atau pertahanan.

Model bisnis kedua adalah Managed Service yakni semua infrastruktur dan teknologi dikelola di TelkomSigma. Sektor swasta menyukai model ini karena hanya keluar biaya operasional, bahkan bisa bayar bulanan. Pola ini pelanggan tak perlu pikirkan lagi beli teknologi, bayar data scientist, dan lainnya. Semua menjadi tanggungjawab Telkomsigma. (Baca: Telkomsigma dan Big Data)

Sebelumnya, IBM mengungkapkan sekitar 80% data yang tersebar di dunia maya adalah Dark Data (tidak teridentifikasi) yang tidak hanya berupa teks tapi juga gambar, video dan suara. Untuk mengolahnya menjadi informasi berguna diperlukan pendekatan Cognitive yang mampu menganalisa, memberikan rekomendasi di seluruh industri.(id)

Artikel Terkait