telkomsel halo

Ini Dia Enam Tren TI yang Mendorong Pergeseran Kekuatan Digital

10:21:18 | 07 Feb 2014
Ini Dia Enam Tren TI yang Mendorong Pergeseran Kekuatan Digital
Ilustrasi (Dok)
NEW YORK (IndoTelko)  – Hari-hari dimana perusahaan pemula (startup) yang berfokus pada teknologi dan inovasi menjadi satu-satunya perubah pasar (market disrupter) dan tumbuh lebih pesat daripada kompetitornya yang lebih besar dan mapan akan segera berakhir, bersamaan dengan memulainya perusahaan besar memanfaatkan ukuran, kemampuan, dan skala besar mereka untuk mentransformasi diri menjadi bisnis digital yang sejati.

Prediksi ini dituangkan Accenture dalam Accenture Technology Vision 2014 yang mengidentifikasi enam tren teknologi  dimana sejumlah perusahaan besar akan bergabung dengan perusahaan startup yang sebelumnya dikenal sebagai market disrupter dalam mendorong batas-batas inovasi serta memanfaatkan teknologi digital untuk meraih manfaat kompetitif.

Laporan tersebut mengemukakan bahwa sejumlah perusahaan terkemuka tengah mengembangkan strategi digital yang mengangkat mobilitas, analitik, dan komputasi awan untuk memperbaiki proses bisnis, meraih keuntungan dari real-time intelligence, memperluas batasan dari tenaga kerja tradisional, serta mentransformasi manajemen dan penggunaan data.

“Kami menyaksikan sejumlah perusahaan besar  yang dibekali oleh sumber daya, skala, dan dorongan untuk membangun kembali diri mereka melalui transformasi digital  meraih kembali kepemimpinan pasar mereka,” kata Chief Technology Officer Accenture Paul Daugherty dalam rilisnya.

Dikatakannya, perusahaan terkemuka mengadopsi digital untuk mendorong proses mereka menjadi lebih efektif dan mentransformasi bagaimana mereka memasuki pasar, berkolaborasi dengan mitra, melibatkan konsumen, serta mengatur transaksi. Digital segera menjadi bagian dari susunan DNA operasi mereka, dan sejumlah perusahaan ini mempersiapkan diri untuk menjadi pemain utama bisnis digital di masa depan.

Menurut Managing Director Accenture Indonesia Hendra Godjali  para pelaku bisnis di Indonesia, yang selama ini melakukan adopsi inovasi dengan cukup cepat akan mampu mengikuti perubahan-perubahan ini.  “Berbagai pengakuan terhadap kecepatan dan kemampuan mereka akan menjadi bukti transformasi yang terjadi,” katanya.

Enam Tren
Sedangkan enam tren Teknologi Informasi (TI) yang diidentifikasi sebagai pendorong pergeseran kekuatan digital menurut Accenture adalah Pertama, Digital-Physical Blur  atau mendorong batas intelejensia dimana  dunia riil telah berpindah ke ranah online dengan hadirnya perangkat yang dapat dipakai (wearable device), serta perangkat dan mesin pintar yang menyediakan real-time intelligence, mengubah cara kita menjalankan kehidupan sehari-hari dan mengoperasikan bisnis.

Lapisan baru connected intelligence ini menambah kapabilitas tenaga kerja, mengautomatisasi proses, dan menginkorporasi mesin dalam kehidupan kita. Bagi konsumen, hal ini memberdayakan mereka ke tingkat yang lebih tinggi, sementara bagi organisasi, mendapatkan data yang relevan dan bersifat real-time berarti baik mesin maupun karyawan dapat bertindak dan bereaksi lebih cepat dan lebih cerdas dalam segala situasi.  

Kedua, From Workforce to Crowdsource atau bangkitnya perusahaan yang tak memiliki batas. Bayangkan sebuah angkatan kerja yang tidak hanya meliputi karyawan dari suatu perusahaan semata, melainkan terdiri atas setiap individu yang memiliki minat terhadap pekerjaan tersebut, yang terkoneksi melalui internet.
Teknologi memungkinkan organisasi untuk memanfaatkan kumpulan sumber daya yang  tersebar luas di seluruh penjuru dunia, seperti yang dilakukan perusahaan seperti MasterCard Incorporated dan Facebook Inc.

Ketiga, Data supply chain  yang akan mengubah penanganan data demi memperluas sirkulasi informasi. Teknologi data berkembang dengan pesat, namun sebagian besar dari mereka diadopsi secara sedikit demi sedikit.  Dewasa ini, hanya satu dari lima organisasi yang telah mengintegrasikan data ke seluruh perusahaan. Untuk dapat sepenuhnya memanfaatkan nilai potensial data, perusahaan harus mulai memperlakukannya lebih sebagai rantai pasokan, memungkinkan manfaat dan kemudahannya untuk menyebar ke seluruh perusahaan, dan pada akhirnya seluruh ekosistem.

Keempat, Harnessing Hyperscale  dimana perangkat keras telah kembali  dan masih tetap menjadi perhatian utama.
Kelima, aplikasi Bisnis dimana pPerangkat lunak sebagai kompetensi utama dunia digital. Berdasarkan riset Accenture, 54% dari tim TI berperforma tertinggi telah menempatkan toko-toko aplikasi perusahaan, memfasilitasi pergeseran menuju aplikasi modular yang sederhana bagi karyawan.  

Keenam, ketahanan Arkitektur  merupakan mantra bagi bisnis yang bergerak tanpa henti.
Di era digital, bisnis diharapkan untuk dapat memenuhi tuntutan tanpa-henti yang dibebankan kepada proses, layanan, dan sistem mereka. Hal ini memberikan efek riak ke seluruh organisasi, terutama kepada jabatan CIO dimana kebutuhan atas infrastruktur yang selalu siap sedia berseberangan dengan prinsip business as usual dan brand value yang menipis.  

“Tren-tren utama ini disimpulkan berdasarkan perkembangan yang telah kita lihat selama beberapa tahun ini. Dewasa ini, kami melihat bahwa teknologi digital menguasai setiap  lapis bisnis yang berperforma tinggi. Menyadari dampak pergeseran teknologi kepada prioritas strategis dan operasional organisasi di seluruh dunia, kami meyakini bahwa ada kesempatan emas bagi setiap eksekutif C-level untuk menjadi digital disruptor,” pungkas Daugherty.(ak)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year