telkomsel halo

XL-Axis Tak akan Goyahkan Posisi Telkomsel

10:43:03 | 23 Dec 2013
XL-Axis Tak akan Goyahkan Posisi Telkomsel
Ilustrasi (Dok)
JAKARTA (IndoTelko) – Konsolidasi yang dirancang PT XL Axiata Tbk (XL) dan PT Axis Telekom Indonesia (Axis) tak akan menggoyahkan posisi Telkomsel sebagai penguasa pasar seluler nasional.

“Kami sudah lakukan berbagai simulasi, bagaimanapun posisi Telkomsel itu tak tergoyahkan walau ada aksi konsolidasi XL-Axis,” ungkap Menkominfo Tifatul Sembiring, kemarin.

Diungkapkannya, dalam catatan Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) jika merujuk Laporan Kinerja Operasi (LKO) 2012 total pelanggan berbasis teknologi GSM di Indonesia sekitar 270,786 juta nomor.

Jika dilihat dari jumlah pelanggan, Telkomsel menguasai 46% pangsa pasar, Indosat (225), XL (17%), Tri (10%), dan Axis (5%).Sementara dari pendapatan pangsa pasar yang dikuasai Telkomsel sebesar 55%, Indosat (19%), XL (21%), Tri (3%), dan Axis (2%).

“Kalau dibandingkan dengan 2011, kondisi pasar GSM di Indonesia itu tidak fluktuatif. Tiga besar stabil menguasai pangsa pasar pendapatan sekitar 95%,” ungkapnya.
 
Diungkapkannya, berdasarkan tiga simulasi yang dilakukan, pangsa pasar dari Telkomsel bisa saja tetap, sementara Indosat tergerus atau pangsa pasar Telkomsel tergerus, Indosat tetap. Terakhir, pangsa pasar Telkomsel dan Indosat tergerus merata karena adanya konsolidasi XL-Axis.

“Asumsi kedua atau terakhir jika dipenuhi akan bagus untuk persaingan usaha. Syaratnya jika pasar Indosat dan Telkomsel tergerus, pangsa pasar XL-Axis hanya berkisar di 27%-39%,” paparnya.

Frekuensi
Sementara terkait dengan Spectrum Utilizatuon Efficiency (SUE) dan komitmen pembangunan berdasarkan pembandingan rencana penggelaran jaringan 2014-2023 antara XL-Axis dengan operator dominan, ditemukan opsi manapun yang diambil pemerintah menghasilkan SUE lebih baik daripada operator dominan.

“Opsi frekuensi manapun yang mau ditarik, itu menghasilkan SUE lebih baik dari XL-Axis dua kali lipat, ini bisa jadi karena transisi menuju teknologi baru yang lebih agresif dan merata. Pasalnya teknologi 3G dan 4G menghasilkan efisiensi spektrum lebih tinggi ketimbang 2G,” duganya.

Seperti diketahui, Tifatul dalam rekomendasi teknisnya memutuskan mengurangi frekuensi 3G milik XL dan Axis masing-masing selebar 5 MHz jika ingin berkonsolidasi.

“Opsi manapun yang saya pilih dari yang disodorkan itu, perbedaan nilainya tidak signifikan. Tim Ad Hoc itu usulnya cuma menarik 5 MHz di 3G, saya malah ambil dua kalinya. Sedangkan di 1.800 MHz, tidak ada urgensi dilakukan penarikan,” jelasnya.

Dalam paparanya beberapa waktu lalu, alternatif opsi yang disodorkan Tim Ad hoc ke Menkominfo terkait kepemilikan frekuensi XL-Axis jika berkonsolidasi adalah menarik 5 MHz di 3G, menarik 2,5 MHz di 1.800 MHz dan 5 MHz di 3G, menarik 2,5 Mhz di 1.800 Mhz dan 10 MHz di 3G secara bertahap.

Alami
Secara terpisah, Direktur Utama Telkom Arief Yahya yang juga Komisaris Utama Telkomsel menyatakan  proses merger antara operator di dalam negeri memang sebuah keniscayaan.

“Merger itu adalah suatu keniscayaan, pasti dilakukan. Di seluruh dunia, operator keempat itu tidak ada yang pernah besar. Jadi nature operator itu hanya ada tiga,” kata Arief.

Menurutnya, dibandingkan sejumlah negara lain, jumlah operator di Indonesia jauh lebih banyak. Saat ini, jumlah operator di Indonesia ada lebih dari 10 operator.

China dengan penduduk lebih dari 1 miliar dan India dengan penduduk sekitar 700 juta orang, hanya memiliki tidak lebih dari 4 operator. Amerika Serikat juga ada tiga operator, pun demikian dengan Australia juga tiga perusahaan.

Ditambahkannya, aksi korporasi seperti XL-Axis akan terjadi di Indonesia cepat atau lambat.“Konsolidasi baik untuk industri. Selanjutnya bisa kami tebak, hal ini akan sama dilakukan oleh operator lain,” jelasnya.

Sementara Ketua Umum Asosiasi Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) Alex J. Sinaga  jika melihat kondisi demografi, geografi, dan layanan baru yang tersedia, ruang untuk bertumbuh di industri seluler nasional masih besar.

"Idealnya operator di Indonesia itu jumlahnya lima. Kalau masalah untuk bersaing, ruangnya masih besar. Tahun depan kita optimistis industri seluler nasional tumbuh 7-8%. Tahun ini tumbuhnya 8%,"pungkasnya.(id)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year