JAKARTA (IndoTelko) – Jelang keluarnya keputusan Menkominfo Tifatul Sembiring terkait slot orbit 150.5° Bujur Timur (BT) yang masih dikelola Indosat pada pertengahan Desember ini, calon pengganti untuk menempati slot tersebut bermunculan.
Setelah Bank Rakyat Indonesia (BRI) menyatakan ketertarikannya, sekarang giliran PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) yang mengaku berminat untuk mengelola slot orbit tersebut jika pemerintah memutuskan Indosat tak berhak lagi sebagai pengelola pada pertengahan Desember ini.
“Kita perlu slot orbit tambahan. Tambahan slot orbit menjadi sangat strategis untuk mendukung kualitas layanan dan ekspansi Telkom,” ungkap VP Public Relations Telkom Arif Prabowo kepada IndoTelko, Selasa (3/12).
Pernyataan Pria yang akrab disapa Bobby ini lumayan mengejutkan karena Telkom dan Indosat pada 2010 menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) disaksikan Menkominfo Tifatul Sembiring guna menggarap bersama slot 150,5 derajat BT.
Di tengah jalan, Telkom balik badan dan lebih fokus ke satelit Telkom-3. Namun, satelit milik Telkom ini gagal mencapai orbit tahun lalu.
“Kami waktu itu bukan
ninggalin. Kita mau kelola slot itu dalam partnership atau kerjasama. Pokoknya yang memungkinkan dan menguntungkan Telkom akan kita ambil,” tegasnya.
Terkait dengan pembangunan satelit Telkom 3S alias pengganti satelit Telkom 3 yang gagal mencapai orbit medio 2012 lalu, Bobby mengungkapkan akan dilakukan tender pengadaan. Nilai tender satelit ini diperkirakan sekitar Rp 2,5 triliun. “Sekarang masih tahap Request For Proposal (RFP),” ungkapnya.
Seperti diketahui, Telkom terpaksa menyewa kapasitas transponder ke penyedia satelit milik China dan Jepang untuk menutup bolongnya kapasitas karena tidak adanya satelit Telkom 3. Biaya sewa satu transponder biasanya sekitar US$ 1 juta
Sedangkan Kemenkominfo sendiri pada tanggal 19 September 2013 mengirimkan surat ke Indosat berisikan informasi rencana penarikan kembali izin pengelolaan slot orbit 150.5 BT karena ingin digunakan untuk kepentingan lebih luas.
Indosat sendiri telah mengumumkan penandatanganan kontrak kerjasama dengan Orbital Sciences pada tanggal 27 November 2013 untuk Palapa-E in Orbit Delivery Contract.
Menurut manajemen Indosat, kontrak kerjasama dengan perusahaan asal Amerika Serikat itu untuk melengkapi dan memenuhi persyaratan yang diminta oleh Pemerintah sesuai tenggat waktu yang diberikan sebagai pengelola slot orbit 150.5 BT.
Orbital Sciences Corporation nantinya akan mengerjakan proses desain, produksi dan peluncuran satelit Palapa-E pada 2016 nanti. Kabarnya investasi untuk membangun satelit Palapa-E antara US$ 200 juta-US$ 250 juta.(id)