telkomsel halo

BigTV Panaskan Pasar TV Berbayar

11:15:40 | 10 Sep 2013
BigTV Panaskan Pasar TV Berbayar
Ilustrasi (DOK)
JAKARTA (IndoTelko) – Pasar televisi berbayar Indonesia kian panas walau menurut data Media Partners Asia tahun 2012, penetrasi jasa ini baru 4,6% dari jumlah potensi rumah tangga dengan televisi di Indonesia yang mencapai 40 juta.

Kian panasnya pasar TV berbayar dengan datangnya pemain baru yakni BigTV milik Lippo Group. BigTV bisa dikatakan melengkapi portfolio dari Lippo Group yang sebelumnya telah memiliki First Media. Perbedaan antara BigTV dengan First Media adalah akses yang digunakan yakni BigTV menggunakan satelit, sementara First Media menggunakan kabel.

PT Indonesia Media Televisi (BigTV) yang beroperasi mulai bulan ini akan menggunakan satelit Lippo Star 1 (KU Band MPEG4) yang diluncurkan tahun lalu di French Guiana. Satelit yang peluncuran dan pengoperasiannya bekerjasama dengan perusahaan Jepang SKY Perfect JCSAT Corporation.

Dilengkapi 12 transponder yang keseluruhannya mencakup Indonesia, membuat Lippo Star 1 menjadi satelit dengan jumlah transponder terbanyak di Indonesia.
Hal ini memungkinkan BigTV menyiarkan lebih banyak saluran televisi, baik Standard Definition (SD) maupun high-definition (HD).

Saat ini BigTV memiliki 132 saluran standard definition (SD) dan 16 saluran HD. Di akhir tahun ini akan ada total 200 lebih saluran SD dan HD.
Bahkan, dengan dukungan 12 transponder tersebut, BigTV mampu melayani hingga 20 juta pelanggan. Investasi yang dikeluarkan agar BigTV bisa operasional sekitar US$ 300 juta.

"Potensi rumah tangga dengan televisi di Indonesia mencapai 40 juta. Pasar yang sanggup berlangganan televisi berbayar sekitar 22 juta. BigTV akan melengkapi First Media," ungkap CEO BigTV Felix Ali Chendra di Jakarta, kemarin.

Diharapkannya, dalam lima tahun beroperasi BigTV  bisa mendapatkan tiga juta pelanggan. “Idealnya saya akan menargetkan 8-10 juta, tapi untuk lima tahun awal sekitar 3 juta dulu,” jelasnya.

Diungkapkannya, untuk mencapai target tersebut tahap pertama sudah tersedia sebanyak180 ribu set top box (STB). Selanjutnya pada 31 November 2013 sudah tersedia 500 ribu STB.

Pangsa Pasar
"Kita bidik pasar di luar Jakarta. Ini memanfaatkan satelit karena itu bisa masuk ke daerah-daerah. Kalau Jakarta sudah ada First Media, makanya dibilang melengkapi," katanya.

Chief Operational Officer BigTV Widijastoro Nugroho menambahkan kota-kota yang dibidik seperti Semarang dan Solo. “Kekuatan kami pada fitur HD, kita optimistis pasar akan menyerap karena  jumlah televisi di pasar Indonesia yang mendukung fitur full HD terus bertambah.

"Tahun ini saja ada 8 juta televisi dengan HD ready siap dipasarkan di Indonesia," tambah Felix.

Diharapkan Felix  kehadiran BigTV di pasar akan membuka kesempatan sekaligus peluang yang lebih besar bagi masyarakat Indonesia untuk mengakses berbagai informasi.  

“Kami akan menyajikan konten lokal yang siap tayang 2-3 bulan ke depan. Selama ini kendala menayangkan konten lokal  karena penyedia konten masih memakai transmitter lokal sehingga jangkauannya tidak luas," kata Widi.

Widi menambahkan, BigTV saat ini pun sedang menyiapkan konten dari Jepang. "Banyak konten yang masih berbahasa Jepang jadi perlu diberi subtitle atau di-dubbing dulu," jelasnya.

CEO JCSAT, Shinji Takada menjanjikan  akan ada konten Jepang yang dilokalkan.  "Semoga di tahun 2020 nanti semua orang Indonesia bisa menyaksikan Olimpiade Tokyo lewat BigTV," kata  Shinji.

Sementara Chief Technical Officer BigTV Marcelus Ardiwinata mengatakan walau menggunakan teknologi satelit, kualitas layanan akan tetap dijaga.

"Setiap teknologi pasti ada gangguannya. Kami sadar itu dan sudah dikalkulasi agar efeknya sekecil mungkin pada kualitas tayangan," jelasnya.

Menurut Marcelus, margin gangguan di transponder satelit BigTV sudah memadai. Hal itu dikarenakan jumlah saluran yang dimasukkan ke dalam transponder tidak sesak.

"Kalau ada TV lain misalnya satu transponder isi 35-40 channel, kami isinya paling 20-25 channel. Jadi margin gangguannya lebih besar,"  pungkasnya.
 
Pesaing Indovision
Secara terpisah, Direktur Utama Aora TV Guntur S Siboro menyambut gembira kehadiran BigTV. “Kami senang ada BigTV, kita bisa bersama meningkatkan penetrasi TV berbayar. Di TV berbayar itu pesaingnya adalah Free To Air dan pemain illegal yang membajak konten,” katanya.

Menurutnya, jika melihat nilai yang ditawarkan oleh BigTV dengan banyak mengandalkan siaran berbasis HD, maka akan berhadapan langsung dengan Indovision.

GCG BUMN
“Walau sesama pemain TV berbayar berbasis satelit, Aora tak berhadapan langsung dengan BigTV. Sepertinya BigTV akan berhadapan langsung dengan Indovision karena main di segmen high end,” katanya.

Indovision adalah penguasa pasar TV berbayar di Indonesia dimana pada akhir Juni 2013 memiliki lebih dari 2 juta pelanggan aktif dengan average revenue per user (ARPU) di Rp 118 ribu per bulan.(id)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories