telkomsel halo

XL Minta Dipertimbangkan Dalam Hitung Ulang Interkoneksi

10:57:18 | 08 Jun 2013
XL Minta Dipertimbangkan Dalam Hitung Ulang Interkoneksi
Ilustrasi
JAKARTA (IndoTelko) — PT XL Axiata Tbk (XL) meminta posisi jaringan dan pelanggan yang dimilikinya menjadi pertimbangan dalam menghitung ulang biaya interkoneksi yang akan berlaku pada 2014 nanti.

“Benar, XL mengusulkan kepemilikan jaringannya menjadi pertimbangan untuk dimasukkan sebagai operator dominan selain Telkomsel dan Indosat dalam perhitungan ulang biaya interkoneksi seluler,” ungkap Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos Informatika (SDPPI) Kementerian Kominfo Muhammad Budi Setiawan kepada IndoTelko, kemarin.

Dikatakannya, sebagai usulan wacana itu akan ditampung, tetapi keputusan berada dalam rapat pleno yang dilakukan Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI).

“Masalah akan dimasukkan atau tidak, itu tergantung pleno BRTI. Kemarin kan baru rapat pertama,” ungkap Pria yang juga menjadi Wakil Ketua BRTI ini.

Sekadar diketahui, dalam menghitung biaya interkoneksi pemerintah mengacu pada daftar penawaran interkoneksi (DPI) dua operator incumbent. Keduanya adalah Telkom untuk telepon tetap lokal, Sambungan Langsung Jarak Jauh (SLJJ), serta Sambungan Langsung Internasional (SLI) dan Telkomsel   untuk seluler.

Keduanya dinyatakan sebagai operator dominan  berdasarkan pendapatan kotor (gross revenue) lebih dari 25% secara industri.

Biaya interkoneksi merupakan biaya yang dibebankan sebagai akibat adanya saling keterhubungan antarjaringan telekomunikasi yang berbeda dan ketersambungan jaringan telekomunikasi dengan perangkat milik penyelenggara jasa telekomunikasi.Biaya ini salah satu komponen menentukan tarif retail selain margin keuntungan dan biaya pemasaran.
 
Untuk jasa seluler, sejak perhitungan pada 2009 dan 2011, dalam  hitungan bottom up yang dijadikan acuan adalah Telkomsel dan Indosat. Alasannya, keduanya adalah pemilik dominan di jaringan dan pelanggan.

Namun, pada hitungan 2011 terjadi kontroversi karena XL mulai mengimbangi jumlah jaringan Indosat. Apalagi pada hitungan 2011, banyak pihak tidak puas karena penurunan biaya interkoneksi hanya 6%.

Hasil hitungan konsultan yang ditunjuk kala itu, Tritech,   untuk jasa seluler dalam melakukan panggilan lokal sekitar 3,94% yakni dari Rp 261  pada 2007 menjadi Rp 251   dalam hitungan baru. Sementara untuk jasa SMS diperkirakan ada penurunan sebesar 11,84% yakni dari Rp 26    menjadi Rp 23.
 
Padahal  Telkomsel yang dijadikan sebagai acuan untuk hitungan bottom up dalam laporan keuangannya menunjukkan harga retail per menit sudah turun 70%  dalam kurun waktu dua tahun atau sejak 2009.

Saat ini tarif dasar interkoneksi percakapan Rp 251 per menit dan. Sementara tarif dasar layanan SMS Rp 23 per SMS. Rencananya hitung ulang baru ini akan kelar pada Desember 2013.

Hingga triwulan pertama 2013 Indosat  melayani 55,9 juta pelanggan seluler dengan infrastruktur 22.097 radio base station (BTS) dimana sekitar  4.645 adalah BTS 3G.

Revenue per BTS Indosat adalah sekitar Rp 215 juta pada triwulan pertama 2013. Beda tipis dengan Telkomsel dimana revenue per BTS di kisaran Rp 220 juta, sementara XL di Rp 118 juta.

Telkomsel memiliki sekitar 57.664 unit BTS dimana 17.758 BTS 3G, sedangkan  XL sebanyak 39.819 BTS dimana 13.295 diantaranya BTS 3G di triwulan pertama 2013.(id)   


 

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year