telkomsel halo

Bakrie Telecom Coba Dongkrak Pengguna Data

11:51:20 | 27 Apr 2013
Bakrie Telecom Coba Dongkrak Pengguna Data
Suasana kerjasama BTEL-AirFlash (DOK)
JAKARTA (IndoTelko) – PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) tengah berupaya untuk mendongkrak pengguna jasa data di jaringan perseroan di tengah rendahnya belanja modal dan terbatasnya likuiditas.

“Kontribusi jasa data bagi pendapatan perseroan pada 2012 lumayan bagus yakni sekitar 30% dari total omzet. Itu jumlah pelanggan data sekitar 8-10% dari total 11,6 juta pengguna di 2012,” ungkap Vice President Trade Marketing Bakrie Telecom  Fredy Lo di Jakarta, belum lama ini.

Diharapkannya,  dalam waktu tiga sampai empat tahun ke depan, pelanggan data Esia mampu mencapai 30-40% dari total pelanggan. Program bundling menjadi salah satu andalan dalam mengenjot pertumbuhan pelanggan data.

“Pada akhir 2013, kami ingin pertumbuhan layanan data lebih tinggi dari tahun lalu. Kami sudah bekerja sama dengan kurang dari 10 mitra vendor pada program bundling. Kami akan terus menambah mitra dan membuka kerjasama seluas-luasnya,” jelasnya.

Diungkapkannya, belum lama ini perseroan telah menambah mitra bundling dengan menggandeng  AirFlash melalui perangkat tablet, AirTab A10.
Perangkat tablet AirTab A10 ini memiliki keunggulan dalam menghadirkan pengalaman browsing karena didukung oleh prosesor Allwinner A10 1 Ghz dan platform Operating System (OS) Ice Cream Sandwich. Harga normal dari perangkat ini sekitar Rp 1.699 juta.

Belum lama ini lembaga pemeringkat Fitch Ratings menurunkan peringkat jangka panjang mata uang asing dan mata uang lokal Issuer Default Ratings (IDR) milik PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) dari CCC menjadi CC.

Fitch juga memperkirakan walau sekarang BTEL menggenjot jasa data, tetapi tidak akan mampu menutup kekurangan di  segmen suara dan SMS dalam 2 tahun kedepan.

Apalagi, BTEL pada tahun ini hanya memiliki belanja modal sekitar US$ 25 juta atau sekitar 10-11%  dari pendapatan. Angka ini dianggap tak mampu menopang ekspansi jaringan dibandingkan dengan pemain berbasis teknologi GSM yang mengalokasikan sekitar 25-35%  dari pendapatan  untuk mengembangkan bisnis datanya.

Sekadar catatan, selama 2012 BTEL  mengalami kerugian  mencapai Rp 3,138 triliun melesat lebih dari tiga kali lipat dibanding kerugian selama 2011 sebesar Rp 782.699 miliar.

Pemicu dari tingginya kerugian yang diderita BTEL tak bisa dilepaskan dari pendapatan usaha selama 2012 hanya Rp 2,973 triliun atau turun 6,9% dibandingkan 2011 sebear Rp 3,195 triliun.(ak)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year