Jaringan Berangsur Pulih, Smartfren Siap Buka-bukaan

Merza Fachys (DOK)

JAKARTA (IndoTelko) – PT Smartfren Telecom Tbk (Smartfren) berencana akan menggelar konferensi pers pada Rabu (27/3) siang, setelah beberapa hari belakangan memilih diam selama layanannya terganggu.

Dalam undangan konferensi pers yang diterima Selasa (26/3) malam, perseroan menyatakan telah menyiapkan dua direksi untuk mengklarifikasi semua masalah terkait jaringan. Kedua direksi itu adalah Deputy CEO Smartfren Djoko Tata Ibrahim dan CTO Smartfren Merza Fachys.

Smartfren sendiri dalam rilis yang dikirimnya Selasa (26/3) malam menjelaskan  gangguan layanan dikarenakan putusnya kabel submarine oleh jangkar kapal minyak di antara Pulau Bangka dan Pulau Batam pada hari Sabtu, 23 Maret 2013 lalu. Jaringan ini merupakan rute utama jaringan internet Smartfren menuju Singapura sebelum internet global.

Saat itu, layanan internet masih dapat berjalan melalui jaringan backup trans Sumatra di dua sisi, yaitu jalur timur dan barat. Namun beberapa jam kemudian, kabel jalur timur terputus karena adanya tanah longsor di sekitar Palembang dan jalur barat juga terputus karena adanya konstruksi oleh pihak lain.

Dengan kejadian ini, Smartfren hanya mampu melayani data dengan kapasitas sekitar 10% dari normal kapasitasnya dan mengakibatkan penurunan layanan terhadap pelanggan data, tetapi layanan telepon, SMS, dan Blackberry masih dapat berjalan normal.

“Tim Smartfren terus berupaya keras untuk mengembalikan kapasitas jaringan, diharapkan adanya tambahan jaringan pihak ketiga dapat memenuhi 50% dari kapasitas dan dapat segera beroperasi hari ini. Begitu juga satu jalur Sumatra yang putus, dapat kembali beroperasi malam ini. Kami meminta maaf atas gangguan layanan yang terjadi. Namun kami senantiasa berkomitmen untuk terus memberikan layanan yang cepat, berkualitas terbaik dan terjangkau untuk masyarakat Indonesia,” jelas Merza dalam rilis tersebut.

IndoTelko kala menjajal koneksi akses internet  Smartfren pada Rabu (27/3) pagi, sudah merasakan gangguan mulai tak terasa ketika mengakses situs luar dan dalam negeri walau kecepatan yang dirasakan tak seperti biasanya.(id)