telkomsel halo

Saham Tri Berubah, Ini Reaksi BRTI

16:31:48 | 28 Feb 2013
Saham Tri Berubah, Ini Reaksi BRTI
Ilustrasi (DOK)
JAKARTA (IndoTelko) – Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) memberikan respons positif terhadap perubahan komposisi kepemilikan saham di operator  PT Hutchison CP Telecommunications Indonesia (HCPT) atau lebih dikenal dengan merek dagang Tri itu
 
“Kita sebetulnya belum dapat laporan terkait hal itu (aksi akuisisi). Setahu saya laporannnya ke Menkominfo Tifatul Sembiring, dan disetujui.  Bagi kami tidak banyak masalah sebetulnya, apalagi berubahnya dengan masuk pengusaha nasional.  Saya cuma harapkan Tri bisa berkompetisi dengan sehat membangun Indonesia,” ungkap Anggota Komite BRTI M. Ridwan Effendi kepada IndoTelko, kemarin.

Kompatriot Ridwan, Nonot Harsono  mengharapkan, aksi dari Boy Thohir bisa diikuti oleh pengusaha nasional lainnya untuk membeli saham operator yang dikuasai asing. “Andai pengusaha seperti dia (Boy) punya 35% saham di Indosat  baru seru,” kata Nonot.

Seksi
Menurutnya, masuknya pengusaha nasional ke Tri menunjukkan secara makro industri  telekomunikasi masih seksi. “Tetapi masalahnya masuknya telat. Harus bisa mengejar ketertinggalan dengan menggelar WiFi atau femtocell di  indoor,” katanya.

Diingatkannya, best practice di pasar global, idealnya hanya ada tiga pemain yang menjadi penyelenggara jaringan dan jasa di satu negara. Sisanya banyak bermain sebagai Mobile Virtual Network Operator (MVNO).

Lebih lanjut dikatakannya, regulator tengah menyiapkan aturan khusus terkait merger dan akuisisi dengan mengacu kepada Undang-undang anti persaingan tidak sehat. “Kita sekarang lagi ramu aturan itu bisa mengadopsi kekhasan bisnis Telco,” katanya.
 
Tertekan
Sebelumnya, Head of ICT Consulting Frost & Sullivan Indonesia Dev Yusmananda mengungkapkan, komposisi penguasaan pasar di daerah gemuk tak berubah.

“Tiga besar masih mendominasi pangsa pasar di perkotaan. Ketiganya adalah Telkomsel, Indosat, dan XL dengan penguasaan hampir 70%,” jelasnya.
 
Rinciannya, Telkomsel pangsa pasarnya di kota-kota besar adalah 36,7%, Indosat (17,4%), dan XL (15,5%). Sedangkan  Tri ternyata menguasai 6,8% pangsa pasar di perkotaan, disusul Axis dengan 5,8%.

Partner dari Frost & Sullivan Nitin Bhat mengatakan   para pemain lapis kedua seperti Tri lebih tertekan pada tahun ini baik dari sisi net margin atau Earning Before Interest Tax Depreciation and Amortization (EBITDA).

“Tekanan margin EBITDA dan net margin akan lebih besar di pemain lapis kedua.  Diperkirakan lebih dari 3% untuk net margin,” katanya.
 
Dijelaskannya, operator lapis kedua menghadapi tantangan berat, sebab belanja modal untuk layanan datanya sama besar dengan operator lapis pertama. Sementara dari sisi harga, layanan data harus kompetitif dari operator lapis pertama. Inilah pemicu   skala ekonomi operator lapis kedua masih negatif.

Saat ini   rata-rata pendapatan operator lapis kedua berada di level   Rp 1,5 triliun- Rp 2 triliun  per tahun. Bandingkan dengan tiga besar yang menguasai 70%  pangsa pasar dengan pendapatan per tahun di atas  Rp 20 triliun.  

Disarankannya,   operator lapis kedua   menjalankan skema sewa menara dibandingkan membangun menara sendiri. Operator hanya melakukan pembelian atau pembangunan menara, apabila  terdapat permintaan yang kuat.

Selain itu, sebaiknya  operator lapis kedua tidak bersaing dari sisi pelanggan dengan operator lapis pertama. Artinya, operator lapis kedua harus memiliki target segmen yang khusus. Operator lapis kedua juga bisa menjalankan skema frekuensi sharing dengan operator lapis pertama, atau skema  MVNO.

Seperti diketahui, Charoen Popkhand Group (CP), sebagai salah satu pemegang saham di Tri  benar melepas kepemilikannya di operator itu ke Garibaldi Thohir.

President Director & CEO Tri Manjot Mann dalam pernyataannya menyatakan komposisi kepemilikan dari perseroan memang telah berubah yakni Hutchison Whampoa Group menguasai sebanyak 65% dan 35% oleh grup perusahaan dibawah komando Garibaldi Thohir atau lebih dikenal dengan Boy Thohir.

“Komposisi kepemilikan saham memang sudah berubah saat ini. Kami tak bisa ungkap nilai transaksinya,” ungkap Mann dalam holding statement-nya, Rabu (27/2).(id)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories
Data Center Service Provider of the year