telkomsel halo

Ketum ATSI:

Stop Perang Tarif, Bersatu Melawan OTT

21:07:50 | 20 Dec 2012
Stop Perang Tarif, Bersatu Melawan OTT
Alex J Sinaga (Dok)
JAKARTA (indotelko) – Ketua Umum Asosiasi Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) Alex J Sinaga menghimbau seluruh anggotanya untuk menghentikan perang tarif di jasa data agar bisa kuat melawan dominasi pemain  Over The Top (OTT) seperti Google, Microsoft, Apple dan lainnya di Indonesia.

“Saat ini tarif data di Indonesia paling murah.  Dengan 8 sen dollar AS, Indonesia merupakan negara dengan tarif koneksi termurah di wilayah Asia. Malaysia saja 300 sen dollar AS, India 40 sen dollar AS, Thailand 30 sen dollar AS dan Singapura 15 sen dollar AS,” ungkap Alex kala memberikan paparan  pada seminar  bertajuk "OTT Friend or Foe?", di Jakarta, kemarin.
 
Menurutnya, mengandalkan tarif untuk berkompetisi sudah bukan eranya. Pasalnya, strategi itu biasanya digunakan bagi perusahaan yang galau karena tidak bisa melakukan penetrasi pasar.

“Kondisi di jasa data ini tidak sehat, dimana 10 pengguna masuk ke jaringan, hanya 4 yang menjadi pendapatan. Marginnya tipis. Ditambah perang tarif, ini sama saja sudah dipukul rame-rame oleh musuh dari luar (OTT), didalam kita saling cakar,” katanya.

Hal lain yang dimminta oleh Alex adalah pelurusan persepsi di konsumen tentang tarif jasa data yang masih mahal. “Tidak fair membandingkan dengan negara maju yang infrastruktur dasarnya sudah maju sehingga biaya operasional bisa turun. Indonesia ini emerging market, dengan biaya investasi tinggi,” katanya.

Devisa Lari
Diungkapkannya, berdasarkan data Proyeksi Informa WCIS, Q-IV 2012, pada tahun 2012 devisa dari Indonesia yang keluar ke perusahaan OTT global seperti Facebook saja diperkirakan mencapai US$ 252 juta, belum termasuk dari layanan sosial media lainnya.

Sedangkan kajian dari Klik Indonesia menyatakan ada Rp 1,5 triliun devisa melayang karena terlalu banyaknya konten asing diakses masyarakat Indonesia.

"Satu-satunya cara semua komponen harus bersatu. Kita bangun eksosistem lokal untuk melawan OTT global.  Persiapan ekosistem yaitu dari tiga sisi yaitu device, network dan aplikasi. Perlu dibuat ekosistem yang menumbuhkan industri kreatif, mengedepankan persaingan yang sehat, agar OTT bisa menjadi tuan rumah di dalam negeri sendiri," tegas Alex.

Saling mengisi
Sementara itu Direktur Sales  Axis Telecom Syakieb A Sungkar mengatakan, OTT itu bukan sekadar layanan nilai tambah (VAS).
 
"Tetapi lebih dari itu OTT merupakan suatu peluang bisnis yang bertumpu pada pelanggan operator seluler. Kita jangan mau ditunggangi. Kita balik menunggangi dan jadikan OTT sebagai salah satu revenue streaming," kata Syakieb.

Diakui  Syakieb, sinergi antara OTT dan operator telekomunikasi menjadi sangat penting karena saling mengisi.

"Sinergi bisa merupakan kombinasi antara revenue sharing, retention program, co-branding dan up-lift brand,” kata Syakieb.(id)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year