Kala Bandwidth Sudah menjadi Kebutuhan Pokok

12:21:34 | 22 Apr 2015
Kala Bandwidth Sudah menjadi Kebutuhan Pokok
Muhammad Awaluddin (dok)

JAKARTA (IndoTelko) – Hasil studi Ipsos yang mensurvei para pengguna internet di 24 negara (termasuk Indonesia), mengungkap bahwa bahwa 83% pengguna internet di dunia menilai akses internet dengan biaya yang terjangkau sudah seharusnya menjadi hak asasi manusia.  

Di dunia, Finlandia adalah negara dari sisi hukum tentang pengesahan internet broadband sebagai salah satu hak bagi setiap warga negara. Pada tahun 2010 negara ini secara resmi menetapkan koneksi internet broadband sebagai hak yang berlaku bagi setiap warga negara dan oleh karena itu setiap orang Finlandia akan berhak untuk mengakses koneksi Internet broadband dengan kecepatan 1 Mbps.

Telkom sepertinya sudah melihat gelagat ini di Indonesia dengan menggelar jaringan serat optik guna peningkatan kualitas akses berupa penarikan jaringan hingga ke rumah-rumah (Fiber To The Home/ FTTH) dan ke gedung-gedung perkantoran (Fiber To The High End Market/FTTHEM).

“Kami sudah antisipasi gelagat secara global ini dimana bandwidth sudah menjadi kebutuhan pokok ibaratnya nasi dan lauk pauknya adalah konten. Inilah tujuan kita percepat mengganti pemakaian jaringan akses tembaga dengan serat optik,” kata Direktur Enterprise and Business Service Telkom Muhammad Awaluddin kemarin.

Menurutnya, saat ini kebutuhan akan bandwidth berkecepatan tinggi semakin meningkat hingga 100 MBps, dan bukan mustahil kedepan, masyarakat pengguna internet akan menuntut kecepatan yang lebih tinggi lagi. “Sebenarnya kecepatan hingga 100 Mbps dapat dengan mudah ditemui di berbagai Wifi corner yang dikembangkan oleh Telkom walau masih terbatas. Kita ingin tambah terus,” katanya.   

Ditambahkannya, kebutuhan bandwidth ke depannya akan semakin meningkat, termasuk bagi  pelaku Usaha Kecil dan Mikro (UKM). “UKM tidak lagi sekedar memanfaatkan social media dalam berbisnis tetapi mulai menggunakan aplikasi-aplikasi bisnis berbasis cloud. Ini salah satu penyebab kebutuhan bandwidth berkecepatan tinggi semakin menanjak,” ungkapnya.

Diungkapkannya, Telkom menargetkan sekitar 173 ribu pelanggan bisnis dimigrasikan dengan catuan Fiber Optik hingga akhir tahun 2015. “Ini merupakan salah satu upaya untuk mempercepat kalangan bisnis untuk dapat menikmati kecepatan Bandwidth hingga 100 Mbps,” tambahnya.

Filosofi
Lebih lanjut dikatakannya, Telkom dalam menghadapi perang ketersediaan bandwidth di masa depan menerapkan konsep 3 Co-Advantage.

Ada tiga keunggulan dari Telkom untuk hal tersebut, dimulai dari keungulan comparative dimana jaringan operator ini telah tersebar di seluruh Indonesia, dari Sabang hingga Merauke.

Lalu Co kedua, adalah keunggulan Competitive yang menawarkan beragam produk atau layanan dengan berbagai kemudahan akses mendapatkannya.

Terakhir, adalah keunggulan Co-operative, dimana Telkom telah bersinergi dengan berbagai vendor terkemuka termasuk dengan kekuatan anak perusahaan yang mumpuni.

“Kami sebagai operator Merah Putih, telah siap membangun dan memberikan layanan akses internet berkecepatan tinggi kepada seluruh masyarakat Indonesia, termasuk pelaku UKM dalam memajukan bisnisnya,” pungkasnya.(id)

Baca Juga:
More Stories
 
Muhammad Awaluddin
Rubrik ini diasuh oleh Chairman of Indonesia Digital Society Forum (IDSF) yang juga Presiden Indonesia Marketing Association (IMA) 2013-2015, Muhammad Awaluddin.

Awaluddin juga penulis Buku Digital EntreprenuerShift dan Digital ChampionShift.

Pembaca bisa bertanya seputar cara mengelola bisnis dan solusi-solusi Teknologi Informasi untuk transformasi digital melalui email ke alamat Redaksi@IndoTelko.id

Pengasuh akan menjawab setiap email yang masuk melalui sub kanal ini dari setiap pertanyaan yang masuk.

Jangan lupa cantumkan alamat sesuai KTP dan nomor telepon yang bisa dihubungi di email.

 
Digital Talk

Rubrik Digital Talk dipersembahkan oleh Indosat dan Ooredoo untuk berbagi pengetahuan tentang mengembangkan serta membangun usaha berbasis teknologi informasi bagi pelaku bisnis di Indonesia.