telkomsel halo

OJK dan BlockDevId tingkatkan kemampuan talenta Blockchain

06:55:00 | 27 Sep 2025
OJK dan BlockDevId tingkatkan kemampuan talenta Blockchain
JAKARTA (IndoTelko) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama BlockDevId menggelar workshop “Win the Room, Win the Hackathon” sebagai bagian dari rangkaian Infinity Hackathon.

Kegiatan ini ditujukan untuk membekali para pengembang teknologi (builder) blockchain dengan keterampilan pitching dan strategi komunikasi agar ide inovasi tidak hanya berhenti pada aspek teknis, tetapi juga mampu diterima pasar.

Hackathon sendiri merupakan ajang bagi developer untuk membangun produk inovatif dalam waktu terbatas, biasanya 24 hingga 48 jam. Di luar kemampuan teknis, peserta ditantang untuk menyampaikan ide secara meyakinkan di hadapan juri, mitra industri, maupun calon pengguna.

“Sebagai bagian dari mandat pengembangan inovasi dan penguatan perlindungan konsumen, OJK memandang penting mendorong partisipasi publik dalam menciptakan solusi berbasis teknologi. Hackathon Inovasi Keuangan Digital tidak hanya bertujuan mengembangkan talenta digital di bidang keuangan, tetapi juga menjadi wadah kolaborasi antara regulator, industri, pengembang teknologi, dan masyarakat,” ujar Kepala Grup Inovasi Keuangan Digital OJK Ludy Arlianto.

Kegiatan ini didukung oleh Asosiasi Blockchain Indonesia (ABI) dan Tether. Hadir sebagai pembicara kunci antara lain Robby Bun (Ketua Umum ABI), William Sutanto (Founder BlockDevId), dan Ludy Arlianto dari OJK.

William Sutanto menilai dukungan regulator kini menjadi faktor penting bagi perkembangan blockchain di Indonesia. “Dulu ketika saya masuk industri ini, masih sangat susah mengembangkan dan mendapatkan dukungan, baik dari pemerintah maupun non-pemerintah. Sekarang, regulator dan asosiasi sudah sangat support untuk industri Blockchain/Web3 di Indonesia agar bisa berkembang lebih maju,” katanya.

Sesi mentoring utama dibawakan oleh Eddy Christian, Expansion Lead Tether, yang memberikan kiat menghadapi kompetisi hackathon. Menurutnya, kunci kemenangan ada pada persiapan materi, relevansi dengan kebutuhan pengguna, serta kemampuan menghadapi penolakan dengan mental belajar.

“Saat pitching, sangat penting membuat presentasi sendiri. Desain boleh dibantu tim, tapi isi harus dibuat oleh orang yang membawakan. Karena setiap orang punya gaya berbeda, dan agar pembawa bisa menjelaskan dengan baik karena benar-benar memahami apa yang disampaikan,” jelas Eddy.

GCG BUMN
Workshop ini diharapkan dapat memperkuat kapasitas talenta blockchain nasional, sehingga ide-ide yang lahir dari hackathon dapat bertransformasi menjadi solusi nyata untuk industri keuangan digital dan ekosistem blockchain di Indonesia.(ak)

Ikuti terus perkembangan berita ini dalam topik
Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories