telkomsel halo

Tingkat perhatian terhadap iklan di APAC, Indonesia teratas

08:57:00 | 24 Jul 2025
Tingkat perhatian terhadap iklan di APAC, Indonesia teratas
JAKARTA (IndoTelko) - Platform perangkat lunak terdepan dalam verifikasi kualitas media, mengoptimasi kinerja iklan, dan pembuktian hasil campaign, DoubleVerify mempublikasikan Laporan Global Insights 2025: Asia Pasifik, yang menyoroti tren periklanan utama dan tolok ukur kualitas media.

Laporan ini didasarkan pada lebih dari satu triliun impresi secara global di lingkungan desktop, mobile, dan connected TV (CTV), serta tanggapan survei dari marketer dan konsumen dari seluruh dunia.

Laporan global tahun ini mengungkapkan peningkatan yang signifikan dalam kualitas media global, dengan penurunan pelanggaran kesesuaian merek (brand suitability) dan tingkat penipuan (fraud), juga peningkatan dalam aspek viewability. Aspek attention terus bervariasi secara signifikan di berbagai wilayah, format, dan device, menyoroti kebutuhan pengiklan untuk menyesuaikan strategi yang bisa mendorong kinerja dan perlindungan.

Di Asia-Pasifik, standar kualitas media berbeda karena wilayah ini mengalami peningkatan pelanggaran brand suitability serta tingkat authentic viewability yang rendah meskipun tetap menjaga tingkat fraud yang lebih rendah.

Berikut tren utama yang ada di Indonesia :

1. Brand Suitability (Kesesuaian Brand)

Pelanggaran meningkat 19% dibandingkan tahun sebelumnya, mencapai 6,3%. Periode fluktuasi yang signifikan dalam tingkat pelanggaran kesesuaian brand (brand suitability) bertepatan dengan periode pemilihan umum Indonesia pada 2023-2024. DV mengamati lonjakan pelanggaran brand suitability hingga 11,9x dalam satu hari, dibandingkan dengan baseline, bertepatan dengan pengumuman hasil pemilihan.

2. Fraud (Penipuan) dan SIVT

Tingkat fraud meningkat 6% mencapai 0,3% di Indonesia, dengan penipuan aplikasi dan emulator menjadi kontributor tertinggi, dengan tingkat pelanggaran masing-masing 1,7x dan 1,4x lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain di wilayah tersebut.

3. Viewability (Visibilitas)

Tingkat Authentic Viewable Rate naik menjadi 78% di Indonesia, dengan Tingkat Video Viewable Rate tertinggi di wilayah tersebut pada 88%, mengikuti tren di beberapa pasar lain di Asia Tenggara seperti Malaysia, Filipina, dan Thailand. Di dalam laporan DV “Trends in the Modern Streaming Landscape”, Asia Tenggara menjadi salah satu wilayah dengan Tingkat CTV Authentic Viewable Rate tertinggi pada 94%.

4. Attention Metrics

Indeks perhatian Indonesia sebesar 125 melampaui tolok ukur APAC, yang didorong oleh iklan display mobile web berukuran kecil dan sedang , yang masing-masing sebesar 34% dan 43% di atas tolok ukur global.

Menurut Managing Director Asia-Pasifik DoubleVerify, Conrad Tallariti, ekosistem digital Indonesia menarik perhatian dengan indeks tinggi yang menggarisbawahi kuatnya engagement perangkat mobile di negara ini. Namun, peningkatan fraud (penipuan) di aplikasi dan lonjakan pelanggaran brand suitability (kesesuaian brand) menandai bahwa mendesaknya kebutuhan akan perlindungan untuk menyamakan tingkat kinerja.

"Pengiklan di Indonesia menavigasi lingkungan yang semakin terfragmentasi di mana attention (perhatian) sulit didapat dan reputasi merek dapat berubah dalam sekejap. Temuan terbaru kami menekankan pentingnya wawasan real-time dan spesifik untuk suatu wilayah dapat membantu brand dalam memaksimalkan ROI, meminimalkan pemborosan, dan memastikan investasi media mereka memberikan perlindungan dan kinerja,” jelasnya.

Di tingkat global, laporan Global Insights DV juga mengamati beberapa hal antara lain :

1. Brand Suitability

Tingkat pelanggaran turun 15% dari tahun ke tahun, dengan pelanggaran Kategori Tidak Sesuai (Unsuitable Category) masih merupakan mayoritas (65%) dari semua insiden.

2. Fraud dan SIVT

Fraud/SIVT global turun 7% dari tahun ke tahun, tetapi penipuan bot meningkat tajam, khususnya di lingkungan aplikasi mobile.

3. Viewability

Tingkat Authentic Viewable Rate global naik dari 3% menjadi 70%, didukung oleh upaya industri untuk mengatasi masalah "TV Off" di CTV.

4. Attention Metrics

Asia-Pasifik memimpin semua wilayah dengan Indeks Perhatian 14% lebih tinggi dari tolok ukur global 100, sementara Amerika Utara tertinggal 4%.

Marketer di Asia-Pasifik semakin memprioritaskan saluran seperti jaringan media commerce, dengan lebih dari 20% di Asia Tenggara dan India berencana untuk meningkatkan investasi. Format dengan performa terbaik, seperti social media reels dan feeds, secara konsisten melebihi baseline campaign, mencerminkan pergeseran yang lebih luas menuju periklanan berbasis kinerja dan terhubung secara digital.

GCG BUMN
Pada saat yang bersamaan, konsumen di wilayah Asia Pasifik menghabiskan rata-rata 3,5 jam per hari dengan konten online, dipimpin oleh media sosial. Namun, ad fatigue meningkat: 46% menggunakan ad blockers, dan hampir separuh dari konsumen mengatakan mereka cenderung tidak membeli dari suatu brand jika iklannya muncul di samping konten yang salah atau menyinggung, memperkuat kebutuhan kritis akan kesesuaian merek (brand suitability) dan strategi media yang sadar akan konteks. (mas)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories