Investasi startup global meningkat, Asia belum pulih

04:33:00 | 14 Jul 2025
Investasi startup global meningkat, Asia belum pulih
JAKARTA (IndoTelko) Industri modal ventura global menunjukkan kebangkitan yang solid sepanjang kuartal II 2025.

Berdasarkan laporan terbaru CB Insights, total nilai pendanaan yang dikucurkan ke startup secara global mencapai US$94,6 miliar, menandai kuartal ketiga berturut-turut dengan pembiayaan di atas US$90 miliar.

Namun, meski terjadi lonjakan global, kawasan Asia Pasifik tercatat belum mengikuti lonjakan serupa secara proporsional.

Lonjakan pendanaan secara global sangat didorong oleh gelombang investasi besar di sektor kecerdasan buatan (AI), dengan beberapa perusahaan seperti Scale AI dan OpenAI menerima pendanaan dalam jumlah yang mencetak rekor.

AI menjadi pendorong utama perputaran modal global dengan kontribusi hampir 45% dari seluruh nilai pendanaan. Fenomena ini mengindikasikan bahwa pasar tengah bergerak menuju konsolidasi, di mana investor memilih bermain pada pemain besar dengan teknologi generatif yang siap di-skala.

Sayangnya, Asia Pasifik belum menjadi pusat pertumbuhan yang sepadan. Dari total pendanaan global tersebut, hanya sekitar US$910 miliar yang terserap oleh startup-startup di Asia, angka yang masih tertinggal jauh dibandingkan dominasi Amerika Serikat yang menyerap lebih dari US$60 miliar.

Dari segi jumlah transaksi, kawasan Asia juga mencatatkan penurunan. Kuartal ini, hanya sekitar 1.800 kesepakatan investasi yang terjadi di Asia Pasifik, dibandingkan dengan lebih dari 3.000 deal yang tercatat secara global.

Konsentrasi modal pada startup besar dan tahap lanjut mulai terlihat jelas. Investor tampak lebih berhati-hati dalam mendanai startup tahap awal, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global dan tekanan terhadap valuasi.

Laporan CB Insights menyebutkan bahwa sebagian besar pendanaan di Asia mengalir ke sektor fintech, enterprise software, dan solusi berbasis AI, namun masih dalam skala yang belum menyamai geliat kawasan Amerika Utara.

Bagi Indonesia, tren ini menghadirkan peluang sekaligus tantangan. Di satu sisi, perkembangan global memberi sinyal bahwa investor internasional semakin fokus pada startup yang memiliki model bisnis berbasis teknologi tinggi dan kemampuan ekspansi regional.

Namun di sisi lain, ekosistem lokal harus bekerja lebih keras untuk meningkatkan kesiapan teknologinya agar dapat ikut bersaing dalam pasar modal ventura yang semakin selektif.

Startup Indonesia yang mengembangkan solusi AI, cloud-native, atau platform layanan keuangan berbasis data memiliki potensi besar untuk menarik minat investor, terutama jika didukung oleh regulasi yang adaptif dan insentif inovasi. Pemerintah dan pelaku ekosistem diharapkan dapat memperkuat dukungan terhadap perusahaan tahap menengah yang siap skala, alih-alih hanya berfokus pada pembinaan tahap awal.

Secara keseluruhan, laporan CB Insights memperlihatkan pergeseran struktur pasar startup global.

Inovasi tidak lagi cukup berupa kesiapan untuk beroperasi secara efisien dalam skala besar dan mampu menarik investasi strategis di sektor yang tepat menjadi penentu. Asia, termasuk Indonesia, tidak bisa hanya menjadi penonton dalam peta pertarungan modal global.

Dibutuhkan strategi yang matang, baik dari sisi startup maupun kebijakan publik, untuk menjadikan kawasan ini pusat pertumbuhan teknologi yang relevan dan berkelanjutan.(wn)

Artikel Terkait