Omni HR dapatkan pre-seed sebesar US$2,4 juta

JAKARTA (IndoTelko) - Platform Omni HR, meraih pendanaan pre-seed sebesar US$ 2,4 juta atau setara Rp 36 miliar.

Pendanaan ini dipimpin Alpha JWC Ventures dan Picus Capital. FEBE Ventures, Basis Set Ventures, Ratio Ventures, dan Frances Kang di Horizons Ventures juga ikut berpartisipasi.

Penambahan modal itu akan digunakan untuk membangun fitur-fitur tambahan, seperti rekrutmen dan evaluasi kerja serta ekspansi ke sejumlah negara di Asia Tenggara dengan fokus Indonesia dan Singapura. “Omni HR siap berekspansi ke negara-negara Asia Tenggara, dengan fokus utama di Indonesia dan Singapura,” kata Co-Founder dan General Partner, Alpha JWC Ventures Jefrey Jow.

Menurutnya, platform yang dibangun Omni HR akan menjawab berbagai persoalan seputar manajemen SDM   yang dihadapi sebagian besar perusahaan. “Kami percaya Omni HR berpotensi untuk tumbuh cepat dan menjadi perangkat lunak manajemen SDM terbaik bagi pelaku bisnis di  Asia Tenggara, khususnya di Indonesia,” jelas Jefrey.

Omni HR yang didirikan tahun 2021 oleh Brian Ip dan YC Chan ini menyediakan platform dan sistem manajemen untuk membantu perusahaan mendigitalkan dan mengotomatiskan berbagai data karyawan dari awal mulai masuk hingga meninggalkan perusahaan.

Saat ini, perusahaan-perusahaan di Indonesia, mulai mendigitalkan proses serta aktivitas manajemen karyawan dan operasional perusahaan. Namun, belum ada perangkat lunak yang dapat menjawab kebutuhan ini dengan baik.

“Kebanyakan software yang beredar di pasaran  hanya mendukung fungsi administrasi dasar, sehingga masih banyak sekali proses yang  dilakukan secara manual oleh pegawai,” ujarnya.

Sementara itu, Co-Founder Omni HR Brian Ip mengatakan, Omni HR membutuhkan pendekatan lokal untuk menyesuaikan fitur dengan peraturan ketenagakerjaan di Indonesia, selain perspektif regional dan global untuk membawa inovasi-inovasi terbaik bagi pengguna platform.

Disebutkan, sejak dilakukan soft launching pada Maret 2022, Omni HR telah diadopsi oleh sejumlah perusahaan untuk  mengotomatisasi proses manual SDM, seperti administrasi bagi karyawan baru, manajemen permintaan cuti, dan manajemen dokumen.

“SDM adalah bagian paling penting dalam setiap bisnis. Kami percaya pasar Asia Tenggara masih belum  memiliki sistem  komprehensif dan terlokalisasi dalam mengelola tenaga kerja secara efisien dan mudah digunakan,” kata Brian.(wn)