telkomsel halo

Solusi Sinergi Digital raih dana segar Rp 83 miliar dari IPO

10:28:17 | 01 Jan 2021
Solusi Sinergi Digital raih dana segar Rp 83 miliar dari IPO
Pencatatan saham Solusi Sinergi Digital.(Foto:IDX)
JAKARTA (IndoTelko) - PT Solusi Sinergi Digital (Surge) Tbk (WIFI) berhasil meraih dana segar sekitar Rp83 miliar dari Initial Public Offering (IPO)

Perseroan yang bergerak di bidang ads media, mobile apps, dan infrastruktur jaringan itu melepas sebanyak 156,56 juta saham atau setara 8,04% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dengan harga penawaran Rp530 per saham.

Dana hasil IPO akan digunakan sebagai modal kerja, seperti biaya pembayaran sewa ruang iklan, perlengkapan penunjang usaha periklanan, dan overhead cost.

Solusi Sinergi Digital juga akan menerbitkan 283,02 juta saham dalam rangka konversi utang kepada PT Prambanan Investasi Sukses (PIS) dan PT Investasi Gemilang Maju (IGM).

Jumlah tersebut setara 14,54% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO dan konversi utang. Dengan begitu, kepemilikan publik setelah IPO dan konversi utang adalah sebesar 22,58%.

Sebagai pemanis, Solusi Sinergi Digital juga menerbitkan Waran Seri I sebanyak- banyaknya 351,66 juta saham atau 23,33% dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh sebelum IPO. Waran ini diberikan secara cuma-cuma kepada pemegang saham baru dengan rasio 5 saham baru akan mendapatkan 4 waran seri I.

Waran ini memberikan hak kepada pemegangnya untuk melakukan pembelian Saham Biasa Atas Nama yang bernilai nominal Rp 100 per saham dengan harga pelaksanaan Rp 690 per saham. Adapun seluruh dana hasil pelaksanaan Waran Seri I akan digunakan untuk modal kerja.

Menteri Komunikasi dan Informatika tahun 2014-2019 Rudiantara dan Alexander Steven Rusli merupakan pemegang saham yang juga menjabat sebagai sebagai komisaris perusahaan.

Direktur Utama Solusi Sinergi Digital Hermansjah Haryono menyatakan, pada era digital seperti sekarang ini, manusia tidak dapat terlepas dari teknologi digital.

Pengguna internet di Indonesia yang terus meningkat menandakan masih banyaknya ruang pertumbuhan bagi perusahaan.

"Belum meratanya jangkauan jaringan internet di Indonesia juga dapat menjadi target jangkauan perusahaan pada masa depan," kata Hermansjah Haryono.

Perusahaan ini tadinya startup media luar ruang pada transportasi masal MacroAd pada 2014 lalu.

Perusahaan berdiri sebagai media iklan berbentuk baru yang terdiri dari cloud-based software, topologi jaringan antar kereta dan layar digital.

Sampai dengan saat ini, perseroan sudah memasang lebih dari 2,000 media iklan, mengembangkan teknologi Programmatic OOH dan Dynamic Content, mengembangkan bisnis digital dengan berbagai mitra dan menggelar 2.800 km kabel fiber optik sepanjang Jawa.

Rudiantara menyebutkan, masyarakat dunia sekarang sudah masuk pada DNA atau Device, Network, and Application, dimana yang paling cepat tumbuh adalah bisnis digital dengan aplikasi. "Karena itulah, bisnis Surge memang selaras dengan dengan era DNA tersebut,” kata Rudi.

Ada tiga pilar bidang usaha yang tercakup dalam ekosistem digital Surge. Pertama, Periklanan Digital-DOOH (kereta dalam kota, kereta luar kota, Road Digital Signage dan lainnya). Kedua, pengembangan produk digital (aplikasi dan software)-LINIPOIN-Aplikasi transportasi massal-Laper Nih-MuslimApp-SobatTani. Ketiga, jaringan infrastruktur telekomunikasi seperti free-wifi-jaringan dan fiber optik.

Dengan mengusung konsep 'Solusi-preneur' Surge mengsinergikan 3 pilar unit bisnisnya tadi untuk membawa semangat pola bisnis digitalisasi ekonomi kerakyatan yang meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Artinya, bisnis Surge adalah mengkombinasikan free wi-fi dengan iklan. Surge memiliki jaringan internet yang dikembangkan dari infrastruktur jaringan telekomunikasi yang dibangun di Pulau Jawa, kemudian diintregrasikan dengan periklanan digital.

Proses inilah yang membuat Surge masih bisa menghasilkan pendapatan dari iklan atas penggunaan jaringan free wi-fi oleh penggunanya.

"Penduduk di sekitar jalur Kereta Api itu ada sekitar 100 juta lebih. Anggap saja tiap hari menggunakannya free wifi itu 10 juta atau 10 persennya saja. Itu artinya surge akan memiliki revenue, Rp 10 miliar sehari. Itu baru dari free wifi dan iklannya, belum termasuk dari pilar media lainnya,” ujar Hermansjah.

Saat Surge IPO di bursa saham, market value-nya sekitar Rp 1 triliun, sedangkan total investasi yang sudah dikeluarkan Surge adalah Rp 750 miliar.

"Ekpekstasi Surge pada tahun 2021 dengan memperhitungkan pandemi covid masih terjadi adalah dengan target profit Rp 250 miliar,” jelas Hermansjah.(ak)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year