telkomsel halo

Tower Bersama raih pendapatan Rp3,16 triliun hingga kuartal III 2018

13:02:53 | 12 Nov 2018
Tower Bersama raih pendapatan Rp3,16 triliun hingga kuartal III 2018
JAKARTA (IndoTelko) – PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) berhasil meraih pendapatan sebesar Rp3,16 triliun hingga kuartal ketiga 2018 atau naik 6,39% dibandingkan periode sama tahun lalu Rp2,97 triliun.

Dalam keterangannya dinyatakan Tower Bersama berhasil mencatat  Earning Before Interest Tax Depreciation Amortization (EBITDA) hingga kuartal tiga 2018 sebesar Rp2,731 triliun. Jika pencapaian triwulan ketiga ini disetahunkan, maka total pendapatan dan EBITDA Perseroan mencapai Rp4,357 triliun dan Rp3,753 triliun. 

Sementara laba bersih yang diraih hingga Sembilan bulan pertama 2018 sebesar Rp623,45 miliar turun dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp650,14 miliar.

Per 30 September 2018, Tower Bersama memiliki 24.886 penyewaan dan 14.450 site telekomunikasi. Site telekomunikasi milik Perseroan terdiri dari 14.391 menara telekomunikasi dan 59 jaringan DAS. Dengan angka total penyewaan pada menara telekomunikasi sebanyak 24.827, maka rasio kolokasi (tenancy ratio) Perseroan menjadi 1,73.

CEO Tower Bersama Hardi Wijaya Liong mengatakan hingga kuartal III terlihat peningkatan permintaan yang signifikan dari pelanggan untuk menara dan kolokasi. 

“Kami menambahkan 1.133 penyewaan yang terdiri dari 652 site telekomunikasi dan 481 kolokasi secara perhitungan kotor di kuartal ketiga 2018. Kuartal ini adalah kuartal terbaik untuk TBIG di tahun 2018 dalam hal pertumbuhan dan penambahan penyewaan tersebut membuat penambahan organik kotor kami sebanyak 2.350 penyewaan untuk sembilan bulan pertama tahun 2018. Kami berharap  melebihi target kami untuk tahun 2018 yang sebesar 2.500 penyewaan,” katanya dalam keterangan (12/11).

Per 30 September 2018, total pinjaman (debt) Perseroan, jika pinjaman dalam mata uang US Dollar  yang   telah  dilindung   nilai  diukur   dengan menggunakan kurs lindung nilainya, adalah sebesar Rp20,044 triliun  dan  total  pinjaman  senior (grosssenior debt) sebesar Rp13,482 triliun. Dengan saldo kas yang mencapai Rp293 miliar, maka total pinjaman bersih (net debt) menjadi Rp19,751 triliun  dan total pinjaman senior bersih (net senior debt) Perseroan menjadi Rp13,189 triliun. 

Menggunakan EBITDA triwulan ketiga 2018 yang disetahunkan, maka rasio pinjaman senior bersih terhadap EBITDA adalah 3,5x dan total pinjaman bersih terhadap EBITDA adalah 5,3x.

“Ketika kami terus membangun menara dan meningkatkan penyewaan kami, tingkat leverage kami tetap stabil dan masih berada di bawah pembatasan obligasi kami untuk tidak lebih tinggi dari 6,25x untuk rasio total pinjaman (yang diukur dengan menggunakan kurs lindung nilainya) terhadap EBITDA kuartal terakhir yang disetahunkan. Kami membangun aset jangka panjang yang didukung oleh kontrak 10 tahun yang terjamin sehingga menghasilkan arus kas yang dapat diprediksi dan berulang,” komentar  Chief Financial Officer Tower Bersama Helmy Yusman Santoso .

Helmy menambahkan pergerakan rupiah akhir-akhir ini tidak memiliki dampak material yang merugikan terhadap bisnis maupun finansial. 

“Kami terus mematuhi strategi konservatif untuk melindung nilai seluruh utang kami dengan lindung nilai yang sesuai dengan jatuh tempo utang dan semua lindung nilai kami tetap efektif,” katanya.  

Berdasarkan EBITDA kuartal ketiga tahun 2018 yang disetahunkan, pinjaman bersih di kuartal ketiga 2018 (dengan mempertimbangkan kontrak lindung nilai), dan kapitalisasi pasar (disesuaikan dengan 3.87% saham treasuri per akhir September 2018), run-rate EV/EBITDA adalah ~10.1x berdasarkan harga saham Rp4.190.(ak)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year