telkomsel halo

Laporan dari Singapura

Dominasi Arianespace masih kuat di Asia Pasifik

12:20:00 | 28 Jun 2018
Dominasi Arianespace masih kuat di Asia Pasifik
Chief Executive Officer ArianeGroup Executive Vice President Stéphane Israël.(dok)
SINGAPURA (IndoTelko) - Dominasi Arianespace sebagai wahana peluncur satelit di pasar Asia Pasifik masih kuat.

"Kami telah mengorbitkan 60% satelit komersial di wilayah Asia-Pasifik sejak tahun 1981. Dinamika ini masih terus berlangsung setelah empat satelit diorbitkan bagi pelanggan di wilayah ini selama tahun 2017, dan peluncuran DSN-1/Superbird-8 untuk SKY Perfect JSAT serta Kementerian Pertahanan Jepang pada 5 April 2018,  Arianespace memiliki daftar pekerjaan yang meliputi lima peluncuran satelit lainnya milik pelanggan Asia-Pasifik selama 2018 hingga 2020," ungkap Chief Executive Officer ArianeGroup Executive Vice President Stéphane Israël dalam temu media di Singapura, kemarin.

Dijelaskannya, wilayah Asia-Pasifik merupakan pasar kunci bagi Arianespace. Sejak tahun 1981, perusahaan ini telah meluncurkan 82 satelit bagi 17 pelanggan dari 10 negara di wilayah ini, atau lebih dari separuh dari seluruh satelit komersial yang diorbitkan hingga sekarang.

Arianespace merupakan penyedia layanan peluncur satelit pilihan bagi operator baru di wilayah tersebut, dan selama bertahun-tahun telah meluncurkan satelit pertama milik banyak pelanggan di Australia, Indonesia, Malaysia, Singapura dan Vietnam.

Sejak awal 2017, Arianespace telah meluncurkan lima satelit bagi negara-negara berikut: Indonesia (Telkom-3S, 14 Februari 2017), Korea Selatan (Koreasat-7, 4 Mei 2017), India (GSAT-17, 28 Juni 2017) dan Jepang (BSAT 4a, 29 September 2017 dan DSN-1/ Superbird 8, 5 April 2018) -- semua satelit ini diluncurkan menggunakan Ariane 5.

Lima peluncuran satelit lainnya dalam daftar pekerjaan yang harus diselesaikan bagi operator di  Asia-Pasifik, yaitu: GEO-KOMPSAT-2A dan 2B untuk KARI, JCSAT-17 untuk SKY Perfect JSAT, GSAT-11 untuk Indian Space Research Organization (ISRO) dan BSAT-4b untuk B-SAT.

Terdapat dua satelit terkait dengan wilayah ini yang akan diluncurkan yaitu: Bepi Colombo, misi ESA untuk menjelajah planet Merkuri, bermitra dengan Japan Space Exploration Agency (JAXA), serta Horizons 3e untuk Intelsat dan SKY Perfect JSAT.

Arianespace telah melaksanakan 11 peluncuran yang sukses pada tahun 2017 dari Guiana Space Center (enam peluncuran Ariane 5, dua peluncuran Soyuz, dan tiga peluncuran menggunakan Vega), yang mengorbitkan 20 satelit total bagi pelanggan komersial dan institusi dari seluruh dunia. Dengan 12 satelit ditempatkan pada orbit transfer geostasioner (GTO) pada 2017, termasuk empat bagi operator Asia-Pasifik, Arianespace kembali mengukuhkan kepemimpinannya di pasar peluncur GTO. Ariane 5 juga mencetak rekor kinerjanya, membawa 9.969 metrik ton ke GTO dalam misi yang dilakukan bulan Juni 2017.

Sampai saat ini, tiga peluncuran telah dilakukan di tahun 2018 dari Guiana Space Center: dua peluncuran menggunakan Ariane 5 dan satu menggunakan Soyuz.

Arianespace memiliki daftar peluncuran yang padat pada semester kedua 2018 dengan tiga misi dalam waktu kurang dari dua bulan. Pada tanggal 25 Juli, Ariane 5 akan membawa empat satelit tambahan ke sistem navigasi Galileo (misi ESA yang mengatasnamakan European Commission), diikuti dengan misi Aeolus (ESA) menggunakan roket peluncur Vega pada akhir bulan Agustus, serta peluncuran ke-100 Ariane 5 di awal September.

Setelah penandatanganan kontrak pada bulan April dan Mei 2018 untuk misi Ariane 5 mengorbitkan satelit BSAT-4b pada tahun 2020 dan empat kontrak peluncuran bagi penerbangan perdana peluncur Vega dengan Small Spacecraft Mission Service (SSMS), pesanan pekerjaan Arianespace membukukan angka 4,7 miliar euro.

Ini termasuk 56 peluncuran bagi 32 pelanggan (70% peluncuran komersial dan 30% peluncuran institusional),  dengan 16 peluncuran menggunakan Ariane 5, 28 menggunakan Soyuz, 10 menggunakan Vega / Vega C dan dua peluncuran menggunakan Ariane 6.

Wahana Baru
Terkait dengan pengembangan kendaraan peluncur Arianespace di masa mendatang tetap sesuai jadwal, dengan penerbangan pertama bagi Vega C direncanakan pada akhir 2019 dan pertengahan 2020 untuk Ariane 6.

Tanggal 14 Juni 2018 merupakan tonggak pencapaian penting, ketika negara-negara anggota European Space Agency (ESA - Badan Antariksa Eropa) memutuskan untuk memastikan pendanaan masa transisi dari Ariane 5 ke Ariane 6.

Tiga kontrak Vega C, termasuk pengorbitan dua satelit di konstelasi observasi Bumi Airbus dan satu peluncuran satelit COSMO-SkyMed generasi kedua yang dibangun oleh Thales Alenia Space bagi Italian Space Agensy (ASI) dan Kementerian Pertahanan Italia.

Dua kontrak untuk Ariane 6 diberikan kepada Arianespace oleh European Space Agency, atas nama European Commission, untuk meluncurkan empat satelit dibangun OHB ke sistem navigasi Galileo.

Sebelumnya, dalam kajian yang dikeluarkan Research And Markets.com dengan titel "Global Space Launch Services Market" diprediksi nilai pasar bisnis peluncuran satelit secara global pada 2017 sebesar US$9,68 miliar dan diharapkan tumbuh pada CAGR sebesar 16% hingga mencapai US$ 36,99 miliar pada tahun 2026.

Pemicu pertumbuhan pasar karena permintaan untuk peluncuran Satelit Non-Geostasioner Komersial (NGSO), satelit kecil, kemajuan dalam teknologi Reusable Launch Vehicle (RLV), dan peningkatan misi eksplorasi ruang angkasa adalah beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pasar.(tp)  

Ikuti terus perkembangan berita ini dalam topik
Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year