telkomsel halo

Wah, eCommerce lebih agresif beriklan ketimbang Department Store

14:31:18 | 27 Okt 2017
Wah, eCommerce lebih agresif beriklan ketimbang Department Store
JAKARTA (IndoTelko) - Hasil monitoring iklan televisi (TVC) Adstensity menunjukkan pada tahun 2017 ini (Januari – September 2017) total belanja iklan di televisi dari sektor Department Store kalah jauh dari eCommerce.

Adstensity merekam semua iklan televisi di 13 stasiun tv nasional yakni RCTI, SCTV, Indosiar, MNC TV,TransTV, Trans7, Global TV, MetroTV, TV One, ANTV, KompasTV, Net TV, dan TVRI.

Adstensity mencatat volume iklan dan harga iklan sesuai dengan data yang dipublikasikan (publish rate), sehingga nilai yang tercatat adalah nilai bruto. Data ini tidak memberikan informasi apabila ada diskon atau potongan harga atau deal-deal lain dalam praktik bisnis antara pemasang iklan dan stasiun TV yang bersangkutan di luar dari Rate Iklan yang telah di tetapkan. .

Adstensity merupakan produk monitoring iklan televisi milik PT SIGI Kaca Pariwara.

"Bila melihat tren saat ini kecenderungan masyarakat kota-kota besar di Indonesia untuk berbelanja kebutuhan hidupnya mulai berubah dari yang konvensional beralih menjadi  jual beli online (retail online)," ungkap CEO SIGI Kaca Pariwara A Sapto Anggoro dalam keterangannya, kemarin.

Hasil monitoring iklan televisi (TVC) Adstensity menunjukkan pada tahun 2017 ini (Januari – September 2017) total belanja iklan dari sektor Department Store mencapai Rp40,41 miliar.

Belanja iklan department store ini disumbang dari 3 brand, yakni Matahari, Metro, dan Ramayana. Nominal dana belanja iklan department store terpaut cukup jauh dengan industri Retail Online yang disumbang dari sekitar 17 brand yang beriklan di televisi. Total belanja iklan dari industri Retail Online mencapai Rp1,25 triliun di tahun 2017 ini (Januari – September 2017).

Jika melihat perbandingan year on year dengan tahun 2016 (Januari – September 2016), dana belanja iklan dari kedua industri ini yakni Department Store dan Retail Online, dana belanja iklannya cukup berbeda dengan tahun 2017.

Pada bulan Januari – September 2016 industri Department Store mengeluarkan dana belanja iklan mencapai Rp80,90 miliar.  Industri Retail Online terpaut cukup jauh diatasnya dengan dana belanja iklan mencapai Rp1,47 triliun.

Tahun 2017 ini (Januari – September 2017) total belanja iklan televisi dari sektor Department Store mencapai Rp40,41 miliar. Angka ini lebih rendah sekitar 50% dibandingkan secara year on year dengan bulan Januari – September 2016, yang mana industri Department Store mengeluarkan dana belanja iklan mencapai Rp80,90 miliar.  

Sementara, total belanja iklan televisi dari industri Retail Online mencapai Rp1,25 triliun di tahun 2017 ini (Januari – September 2017). Angka ini juga menurun sekitar 15% dengan melihat perbandingan year on year dengan tahun 2016 (Januari – September 2016), Industri Retail Online dengan dana belanja iklan mencapai Rp1,47 triliun.

Department Store
Adstensity mencatat ada 3 brand department store yang beriklan di televisi selama tahun 2017 (Januari – September 2017). Bila dibandingkan dengan tahun lalu, jumlah brand yang beriklan di televisi dari Department Store juga sama yakni 3 brand.

Adstensity mencatat pada bulan Januari sampai September 2017, Matahari merupakan brand dari Department Store yang paling banyak mengeluarkan dana belanja iklan. Total belanja iklan Matahari mencapai Rp22,58 miliar. Ditempat kedua dan ketiga diduduki Ramayana dan Metro. Ramayana mengeluarkan dana belanja iklan sebesar Rp15,52 milliar, sementara Metro mengeluarkan dana belanaja iklan sebesar Rp2,31 miliar.

Selanjutnya bila dilihat dari banyaknya titik iklan industri Department Store pada tahun 2017, Matahari muncul paling sering dengan titik kemunculan di televisi sebanyak 832 titik iklan. Metro di tempat kedua dengan 128 titik iklan.

Sementara itu Ramayana di tempat ketiga dengan 103 titik iklan. Bila dilihat dari pengeluaran dana untuk beriklan, brand Ramayana mengeluarkan dana belanja iklan mencapai Rp15,52 miliar, namun memiliki jumlah titik iklan yang paling sedikit.

Hal ini karena biaya per satu iklannya lebih mahal dibanding iklan lainnya dan durasi iklan Ramayana jauh lebih lama dari iklannya lainya. Ramayana mempunyai 2 jenis iklan dari segi durasi waktu iklannya, yakni iklan berdurasi 30 detik dan 60 detik.
Sementara untuk tahun 2016 (Januari – September 2016), tercatat juga 3 brand yang sama dari industri department store.

Adstensity mencatat pada bulan Januari sampai September 2016, Metro merupakan brand dari department store yang paling banyak mengeluarkan dana belanja iklan. Total belanja iklan Metro mencapai Rp37,15 miliar. Ditempat kedua brand Matahari dengan dana belanja untuk beriklan mencapai 27,33 miliar. Sementara, Ramayana di tempat ketiga dengan mengeluarkan dana belanja iklan sebesar Rp16,42 milliar.

Retail Online
Sementara dari sektor retail online, di tahun 2017 ini (Januari – September 2017) Adstensity mencatat ada 17 brand retail online yang beriklan di televisi.

Dari 17 brand tersebut bukalapak.com merupakan brand yang paling banyak mengeluarkan dana beriklan di televisi mencapai Rp244,98 miliar. Kemudian disusul Tokopedia dengan dana belanja iklan mencapai Rp225,70 miliar. Shopee dan Blibli.com berada di tempat ketiga dan keempat dengan masing-masing total belanja iklannya mencapai Rp177,92 miliar dan Rp151,34 miliar. Selanjutnya, OLX berada di tempat kelima dengan dana belanja iklan sebesar Rp125,21 miliar.

Sedangkan year on year dengan tahun 2016 (Januari – September 2016), brand yang paling banyak mengularkan dana untuk beriklan ialah Tokopedia. Dari bulan Januari – September 2016 total dana yang dikeluarkan Tokopedia untuk beriklan mencapai Rp389,52 miliar.

Selanjutnya blibli.com di tempat kedua dengan dana belanja iklan mencapai Rp308,75 miliar. OLX dan Bukalapak.com berada di tempat ketiga dan keempat dengan masing-masing mengeluarkan dana untuk beriklan sebesar Rp213 miliar dan Rp204,65 miliar. Elevenia berada di tempat kelima dengan dana belanja iklan mencapai Rp174,36 miliar.

Pendapatan Media  
Hasil monitoring Adstensity menunjukkan bahwa pada tahun 2017 (Januari – September 2017) total dan belanja iklan industri retail online lebih besar dibandingkan dengan departement store. Total belanja iklan dari sektor Department Store mencapai Rp40,41 miliar.

Total dana belanja iklan Department Store terpaut cukup jauh berada dibawah industri Retail Online. Total belanja iklan dari industri Retail Online mencapai Rp1,25 triliun di tahun 2017 ini (Januari – September 2017).

Iklan Department Store muncul di 9 media stasiun televisi nasional. Pendapatan media dari industri Department Store pada tahun 2017 (Januari – September 2017) yang paling tinggi diperoleh stasiun televisi SCTV, yang mengumpulkan total pendapatan belanja iklan dari industri Department Store sebesar Rp13,38 miliar.

Pendapatan SCTV ini diperoleh dari 2 brand, yaitu Matahari dan Ramayana dengan masing-masing Rp 7,56 miliar dan Rp 5,82 miliar. Di peringkat kedua adalah Indosiar yang memperoleh pendapatan sebesar Rp9,70 miliar yang diperoleh hanya dari Ramayana. Sedangkan untuk peringkat ketiga dan keempat ditempati oleh RCTI dan Trans 7.

Dua stasiun televisi ini masing-masing memperoleh pendapatan dari iklan industri Department Store mencapai Rp6,00 miliar dan Rp3,62 miliar. Di RCTI hanya diperoleh dari Matahari dan di Trans 7 diperoleh dari Matahari sebesar Rp 2,44 miliar dan Metro sebesar Rp 1,17 miliar. MNC TV berada di tempat kelima dengan pendapatan mencapai Rp3,22 miliar yang diperoleh hanya dari Matahari.

Sementara itu iklan dari industri Retail Online muncul di 13 media stasiun televisi nasional. Pendapatan media dari industi Retail Online pada tahun 2017 (Januari – September 2017) yang paling tinggi diperoleh stasiun televisi SCTV, yang mengumpulkan total pendapatan belanja iklan dari industri Department Store sebesar Rp281,93 miliar.

Di peringkat kedua RCTI yang memperoleh pendapatan sebesar Rp171,52 miliar. Sedangkan untuk peringkat ketiga dan keempat ditempati oleh Indosiar dan Trans 7. Dua stasiun televisi ini masing-masing memperoleh pendapatan dari iklan industri Retail Online mencapai Rp166,48 miliar dan Rp157,74 miliar. Trans TV berada di tempat kelima dengan pendapatan mencapai Rp123,89 miliar.

Untuk perbandingan tiga brand retail online teratas di 2017 ini, yaitu bukalapak.com, tokopedia, dan shopee; ternyata bukalapak.com memberikan pendapatan iklan TV terbanyak kepada dua stasiun televisi dari Grup SCM, dengan masing-masing nilai Indosiar Rp 105,63 miliar dan SCTV Rp 128,73 miliar. Di stasiun tv lainnya di mana Bukalapak beriklan seperti ANTV, MNC TV, Net TV, RCTI, Trans 7, Trans TV dan TVRI, nilai maksimum tidak mencapai Rp 4 miliar.

Iklan televisi Tokopedia justru lebih tersebar merata di 12 stasiun televisi dan tidak beriklan di TVRI. Belanja iklan televisi Tokopedia terbesar ada di lima stasiun; yaitu RCTI dengan Rp 49,23 miliar, SCTV dengan Rp 42,44 miliar, ANTV dnegan Rp 41,82 miliar, Indosiar Rp 32,12 miliar, dan Trans TV dengan Rp 20,77 miliar. Shopee sebagai pendatang baru juga cukup merata dalam beriklan di televisi dan tidak beriklan hanya di TVRI. Lima stasiun televisi dengan nilai iklan Shopee terbesar adalah Trans 7 dengan Rp 34,80 miliar, Trans TV dengan Rp 26,63 miliar, SCTV dengan Rp 25,68 miliar, RCTI dengan Rp 23,75 miliar, dan ANTV dengan Rp 22,13 miliar.

Dalam Jalur   
Secara terpisah,  Kepala Divisi Pajak, Infrastruktur, dan Keamanan Siber Indonesia E-Commerce Association (idEA) Bima Laga mengatakan, tren eCommerce di Indonesia pada triwulan ke-3 2017 meningkat dibandingkan tahun yang sama pada 2016.

Menurutnya, hampir semua sektor eCommerce tumbuh signifikan secara merata. Namun produk fesyen serta makanan dan minuman tumbuh dengan kehadiran berbagai platform eCommerce.

Bima menggambarkan potret digital di Indonesia berdasarkan data idEA pada 2017, jumlah populasi Indonesia ada 262 juta jiwa dengan urbanisasi 55%. Sedangkan penetrasi pengguna internet tumbuh 51% di angka 132 juta. Penetrasi media sosial naik hingga 40% di angka 106 juta.

Mobile subscription Indonesia mencapai angka 371,4 juta naik 142%. Sedangkan pengguna aktif ponsel Indonesia mencapai 92 juta setara dengan penetrasi 35%.

Berdasarkan survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada 2016, transaksi online didominasi oleh pembayaran via ATM sebanyak 36,7% dengan volume transaksi 48,7 juta. Pembayaran di tempat (COD) sebanyak 14,2% sebanyak 18,8 juta. Sedangkan internet banking sebanyak 3,3 juta atau 2,5%. Pembayaran melalui SMS banking 1,6% dengan 2,1 juta transaksi. Bahkan e-money 0,7% setara dengan 578.000 transaksi.(id)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year