Telstra buka gelombang ketiga muru-D Singapura

08:54:33 | 20 Jul 2017
Telstra buka gelombang ketiga muru-D Singapura
Presiden Direktur Telkomtelstra Erik Meijer (tengah) berdiskusi dengan manajemen amtiss, Teman Usaha, dan Zelos di Jakarta, Selasa (14/3). Startup lokal sukses di program muru-D
JAKARTA (IndoTelko) – muru-D Singapura, program akselerator perusahaan rintisan yang digagas oleh Telstra, mengumumkan pembukaan pendaftaran program gelombang ketiga.

muru-D akan memilih sepuluh perusahaan rintisan teknologi untuk berpartisipasi dalam program akselerasi selama enam bulan, yang dimulai pada September 2017.

Berbeda dengan gelombang kedua, kali ini, program muru-D akan mengadopsi instrumen pendanaan terbaru yaitu Simple Agreement for Future Equity atau SAFE, yang memudahkan syarat untuk pengumpulan dana serta memastikan bahwa muru-D akan terus menarik talenta digital terbaik di seluruh Asia Tenggara. muru-D adalah program pertama yang mengadopsi instrument SAFE ini di Asia Tenggara.

“Komunitas perusahaan rintisan di Asia Tenggara terus berkembang, dan ketika semua pemerintah lokal terus meningkatkan investasi di sektor-sektor penting seperti kecerdasan buatan, analisa data, teknologi pengobatan, dan manufaktur dengan teknologi terkini, maka kami memiliki misi untuk berinvestasi di ekosistem lokal, yang akan memungkinkan para talenta digital di sektor-sektor tersebut dan sektor lainnya untuk berkembang,” ungkap Entrepreneur in Residence (EIR), muru-D Singapura Craig Dixon dalam rilisnya, kemarin.

muru-D akan menyediakan dana sebesar SG$60,000 untuk setiap perusahaan rintisan yang terpilih dan dana ini bisa menjadi modal awal. Mereka juga akan menyediakan akses ke berbagai dukungan bisnis selama enam bulan, selain ruang kerja kolaboratif di pusat distrik bisnis Singapura, perjalanan ke Silicon Valley di Amerika Serikat, serta perkenalan kepada sejumlah mentor, pembimbing dan investor kelas dunia, serta ahli-ahli dari Telstra.

SAFE adalah sistem keuangan dengan ketentuan yang lebih sederhana dan lebih “ramah” terhadap perusahaan rintisan. Sistem ini bisa menyediakan investasi kepada perusahaan dalam bentuk yang dapat dikonversi menjadi ekuitas ketika perusahaan rintisan menyelesaikan program pertamanya, yang tentunya akan meningkat nilainya.

“Syarat dan ketentuan yang kompleks mungkin diperlukan dalam perjanjian antar perusahaan besar, namun belum tentu tepat untuk perusahaan rintisan. Perjanjian model baru ini memposisikan struktur pendanaan muru-D sejalan dengan praktik terbaik di dunia, serta memastikan perusahaan rintisan kami bisa mendapatkan penawaran terbaik sehingga mereka dapat fokus pada pengembangan bisnis berkesinambungan yang berskala global. SAFE notes akan memungkinkan muru-D untuk menarik perhatian baik itu perusahaan rintisan fase awal atau fase akhir dan dimana kami percaya bahwa program kami akan terus menambahkan nilai terhadap mereka,” lanjut Dixon.

Melalui muru-D, Telstra beraspirasi untuk menarik perhatian talenta digital terbaik di kawasan, mendorong inovasi teknologi lokal, serta menumbuhkan lingkungan kewirausahaan. Sebuah komponen inti dari program muru-D adalah mengadopsi pemikiran global dan mengakses pasar besar melalui jaringan internasional termasuk aliansi dengan akselelator global lainnya – 500 Startups, The Icehouse, The Junction, Chinaccelerator, dan HAX.

Pada gelombang kedua di tahun 2016 lalu, tiga perusahaan rintisan asal Indonesia (amtiss, Teman Usaha dan Zelos) telah berhasil menyelesaikan program pelatihan muru-D di Singapura selama enam bulan mulai September 2016. Mereka berhasil melalui proses seleksi ketat oleh muru-D dan Indigo (Telkom Indonesia).

Mereka tidak hanya menyelesaikan program tersebut, namun juga berhasil menunjukkan hasil komersial yang mengesankan. (Baca: Startup lokal di muru-D)

Terpilihnya ketiga perusahaan rintisan asal Indonesia ini menunjukkan tingginya kualitas talenta dan potensi dari generasi muda Indonesia. Lebih lanjut lagi, berdasarkan pengalaman yang dirasakan oleh tiga perusahaan rintisan tersebut, program muru-D adalah program unggulan yang dapat membantu perusahaan rintisan berpotensi untuk mempercepat kemajuan mereka dalam mencapai tujuannya.

Hingga saat ini, sudah ada 17 perusahaan rintisan dari seluruh Asia Tenggara yang telah lulus dari dua gelombang pertama muru-D Singapura. Pada Maret 2017, delapan perusahaan rintisan dari gelombang kedua muru-D Singapura telah menyelesaikan program akselelator, secara keseluruhan menambah 12,000 pelanggan dan meningkatkan pendapatan lebih dari SG$ 300,000 selama prosesnya.

Muru-D Singapura juga tengah melakukan roadshow di seluruh Asia Tenggara, termasuk di Indonesia pada minggu ini, untuk bertemu perusahaan-perusahaan rintisan dan investor yang berminat untuk mendapat lebih banyak informasi mengenai program tersebut.(wn)

Artikel Terkait