Ini syarat Telkomtelstra gandeng startup

10:28:46 | 20 Mar 2017
Ini syarat Telkomtelstra gandeng startup
Erik Meijer (dok)
JAKARTA (IndoTelko) – Telkomtelstra mengaku tak alergi dengan hasil inovasi dari startup untuk dijual ke para pelanggannya.

Bahkan, perusahaan patungan dari Telkom dan Telstra ini mengaku sejumlah layanan yang ditawarkan ke pelanggannya adalah buatan dari startup hasil binaan Telstra Ventures. (Baca: Solusi Telkomtelstra)

“Ada beberapa binaan Telstra Ventures yang kita gunakan misalnya diantaranya Digital Proximity (Mandoe), multi-platform messaging system (Whispir), dan Cloud Contact Center services (Ipscape). Umumnya ini yang sudah mendapat pendanaan, jadi bukan tahapan inkubasi lagi,” ungkap Presiden Direktur Telkomtelstra Erik Meijer, belum lama ini.

Erik menjelaskan, operator asal Australia itu memang mengandalkan Telstra Ventures untuk investasi besar di startup. Telstra ventures belum lama ini menanamkan investasi sebagai bagian dari pendanaan Seri-B di perusahaan C88 Financial Technologies Pte Ltd, yang memiliki dan mengoperasikan situs keuangan terbesar di Indonesia dan Filipina. (Baca: Investasi Telstra ventures)

“Situs milik C88, CekAja.com dan eComparemo.com, merupakan situs terbesar di pasar e-commerce finansial di Indonesia dan Filipina. Jadi, kalau Telstra Ventures itu masuk ke startup yang sudah make business. Biasanya yang udah matang seperti itu yang kita adopsi juga,” ulasnya.

Sementara untuk startup yang masih dalam masa inkubasi atau akselerasi, Telstra mengandalkan program muru-D. (Baca: Program Muru-D)

Tiga startup asal Indonesia, amtiss, Teman Usaha dan Zelos, telah berhasil menyelesaikan periode pembinaan dari program muru-D. Program pembinaan, program ini secara kolektif telah menghasilkan lebih dari 12.000 pelanggan baru dan meningkatkan pendapatan lebih dari S$ 300.000. Masing-masing startup menerima S$ 40.000 sebagai modal awal.

Program muru-D dalam empat tahun terakhir telah mengeluarkan investasi US$ 2,5 juta, 62 startup diakselerasi, dan 56 perusahaan yang operasional.

Sekitar US$ 14 juta capital raised dimana US$ 9 juta pendapatan diraih, dan 290 pekerjaan terciptakan. Ada lima program terakselerasi, 50 tim akan diakselerasi pada 2017 dengan peningkatan valuasi 1.8 kali

“Secara umum kami melihat startup yang layak diajak bekerjasama itu dari Founder-nya, idea tau konsep bisnis yang ditawarkan, potensi bisnis. Paling penting itu kecocokan produk dengan pasar dan local presence,” tegasnya.

Mencari investasi
Sementara itu, para startup yang baru lulus dari program Muru-D menyatakan masih terus mencari investasi untuk membesarkan bisnisnya.

CEO Zelos Markus Liman Rahardja mengungkapkan pendanaan masih dibutuhkan untuk meningkatkan produk dan ekspansi pasar. Zelos menawarkan inovasi menjembatani antara pencari kerja dengan perusahaan. Inovasi ini kabarnya mendapatkan traksi US$ 30 ribu dalam enam bulan dan telah memiliki beberapa klien seperti Telkom, BCA, Maybank, dan lainnya.

Sementara Teman usaha yang menawarkan aplikasi pinjaman mikro mengaku telah memiliki pilot project dengan 1 bank dan dua multifinance di Indonesia. Ada 7 ribu download dimana 2 ribu aplikasi pinjaman, 200 diantaranya disetujui denngan rata-rata nilail US$ 1000.

“Kami masih mencari pendanaan US$ 500 ribu untuk mendirikan kantor di Jakarta, mengembangkan produk, dan mendukung pemasaran,” ungkap CEO Teman usaha Muhammad Arif Mahfudin.

Terakhir Amtiss yang bermain di digitalisasi pertambangan mengaku memiliki dua kontrak dan 4 perusahaan berlanggan. “Kita butuh SG$ 500 ribu untuk membesarkan bisnis,” papar Founder dan CEO Amtiss.(id) 

Artikel Terkait