Digitalisasi kerek posisi Bandara Soekarno-Hatta di Skytrax

08:27:13 | 15 Mar 2017
Digitalisasi kerek posisi Bandara Soekarno-Hatta di Skytrax
President Director AP II Muhammad Awaluddin (kiri) bersama dengan CEO Skytrax Edward Plaisted dan Director of Airport Services & Facility AP II Ituk Herarindri saat menerima penghargaan Skytrax.(Foto: AP II)
JAKARTA (IndoTelko) – Digitalisasi layanan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta menjadikan posisinya melesat di ajang The World’s Top 100 Airport versi Skytrax.

Peringkat bandara yang dikelola PT Angkasa Pura II (AP II) ini melesat 19 level dari nomor 63 menjadi 44 di ajang bergengsi itu.

Bandara ini juga ditetapkan sebagai pemenang kategori The World’s Most Improved Airport 2017 dalam ajang World Airport Awards yang diselenggarakan oleh Skytrax.

Bandara Internasional Soekarno-Hatta berada di peringkat pertama melewati pencapaian Bandara Hamad Doha di peringkat kedua, lalu berturut-turut peringkat ketiga hingga sepuluh: Bandara Houston, Delhi, Haikou Meilan, Guangzhou, Phoenix, Tokyo Narita, Paris Charles  de Gaulle, dan Los Angeles.   

Dalam keterangan resmi yang dikeluarkan AP II, Rabu (15/3), penghargaan pemenang The World’s Most Improved Airport 2017 diterima oleh President Director Angkasa Pura II  Muhammad Awaluddin dari CEO Skytrax Edward Plaisted di Passenger Terminal EXPO, Amsterdam, Belanda, pada 14 Maret 2017 waktu setempat, atau 15 Maret 2017 WIB.

Penghargaan The World’s Most Improved Airport adalah salah satu kategori di dalam World Airport Awards yang merupakan salah satu ajang paling prestisius di industri kebandarudaraan global.

Para pemenang dalam ajang penghargaan ini ditentukan berdasarkan The Skytrax World Airport Survey yakni survei independen terhadap 13,82 juta responden dari 105 negara yang dilakukan di 550 bandara seluruh dunia pada Juli 2016 hingga Februari 2017, di mana survei ini mengevaluasi pengalaman traveller terhadap fasilitas dan produk bandara dari mulai check-in, kedatangan, transit, belanja, keamanan dan imigrasi, hingga ke gate keberangkatan.

“Merupakan suatu kebanggaan bagi kami karena Bandara Internasional Soekarno-Hatta berhasil meraih penghargaan The World’s Most Improved Airport dari Skytrax, yang tidak lain adalah lembaga terpandang di dunia aviasi. Penghargaan ini kami persembahkan bagi Indonesia, industri penerbangan nasional, dan seluruh stakeholder yang telah mendukung kemajuan Bandara Internasional Soekarno-Hatta,” kata Awaluddin dalam keterangannya.

“Kami mengucapkan selamat kepada Bandara Internasional Soekarno-Hatta atas kesuksesannya dalam memenangkan penghargaan terpenting di bidang kepuasan pelanggan ini. Penghargaan ini menggarisbawahi seberapa besar upaya Bandara Internasional Soekarno-Hatta terus melakukan peningkatan standar, diantaranya melalui Terminal 3. Terpilih sebagai The World’s Most Improved Airport adalah pencapaian yang sangat baik,” kata CEO Skytrax Edward Plaisted.

Faktor T3
Terminal 3 (T3) tidak dipungkiri merupakan salah satu faktor keberhasilan Bandara Internasional Soekarno-Hatta meraih penghargaan Skytrax ini. Mulai dioperasikan sebagian pada 9 Agustus 2016, Terminal 3 saat ini baru melayani penerbangan domestik Garuda Indonesia.

Pada April 2017, AP II akan kembali mengoperasikan sebagian area Terminal 3 untuk penerbangan internasional Garuda Indonesia. Pada akhir tahun ini, seluruh area Terminal 3 ditargetkan dapat beroperasi sepenuhnya untuk melayani penerbangan domestik Garuda Indonesia dan semua penerbangan internasional.

Saat beroperasi penuh nanti, Terminal 3 secara resmi menjadi terminal penumpang pesawat terbesar dan terluas di Indonesia yang dapat menampung hingga 25 juta orang, serta dilengkapi dengan fasilitas dan sistem teknologi informasi termodern. Adapun diperkirakan pada tahun 2017, jumlah pergerakan penumpang di Bandara Internasional Soekarno-Hatta mencapai 60 juta orang.

Selain Terminal 3, rencana pengembangan infrastruktur lainnya di Bandara Internasional Soekarno-Hatta adalah fasilitas kereta antarterminal atau Skytrain, stasiun kereta bandara, cargo village, integrated building, east cross taxiway, runway ketiga, serta revitalisasi Terminal 1 dan 2.

Adapun seluruh infrastruktur di Bandara Internasional Soekarno-Hatta juga akan didukung oleh sistem teknologi informasi terkini baik itu untuk pelayanan kepada penumpang pesawat atau pelanggan maupun untuk efektifitas serta efisiensi operasional.

Digitalisasi
Sentuhan digital di Bandara yang dikeloa AP II mulai terasa sejak Awaluddin memegang komandao pada 2016 lalu. Terakhir, memanfaatkan sentuhan teknologi layanan penanganan bagasi dibuat lebih transparan.   

Adapun transparansi layanan penanganan bagasi dilakukan melalui digitalisasi yakni pengoperasian sistem teknologi informasi baggage handling time monitoring system yang pengaturannya dilakukan melalui aplikasi internal AP II yaitu iPerform, serta pemasangan CCTV di area penempatan bagasi ke baggage handling system.

Saat ini di terminal 3 domestik telah terpasang 2 layar monitor di setiap conveyor belt pengambilan bagasi, yang berguna untuk menampilkan informasi perkiraan kedatangan bagasi dan video cctv secara langsung (live) yang memperlihatkan proses pengantaran bagasi oleh crew groundhandling ke baggage handling system. Adapun, rata-rata per hari bagasi yang ditangani melalui baggage handling system di terminal 3 domestik sekitar 12 ribu koli hingga 15 ribu koli dengan jumlah 350 pergerakan pesawat.

Melalui baggage handling time monitoring system, penumpang dapat memantau apakah waktu proses penanganan sesuai dengan ketentuan PERMENHUB No. 178/2015 tentang Standar Pelayanan Pengguna Jasa Bandar Udara yakni bagasi pertama yang tiba di baggage claim area paling lama 20 menit dari pesawat merapat ke terminal dan paling lama 40 menit. Sementara itu dipasangnya CCTV juga memungkinkan penumpang memantau penanganan bagasi dengan baik, cepat, dan aman.

AP II menjadikan Terminal 3 sebagai proyek percontohan digitalisasi bandara sehingga transparansi penanganan layanan bagasi terlebih dahulu dilakukan di sana. Ke depannya transparansi penanganan layanan bagasi ini juga akan diimplementasikan di Terminal 1 dan 2 Bandara Internasional Soekarno-Hatta serta bandara-bandara lain di bawah pengelolaan AP II.     

BUMN ini juga tengah menjajaki kerjasama dengan sejumlah perusahaan manajemen hotel seiring rencana pembangunan hotel di bandara-bandara di bawah lingkungan perusahaan.

Salah satu perusahaan yang akan memulai langkah awal untuk bekerjasama dengan AP II di bidang perhotelan tersebut adalah Hotel Indonesia Group (HIG) yang merupakan gabungan dari 3 perusahaan yaitu PT Hotel Indonesia Natour, PT Patra jasa dan PT Aero Wisata. Dalam waktu dekat, kedua perusahaan yakni AP II dan HIG akan melakukan penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU).

Adapun AP II, melalui anak usaha PT Angkasa Pura Properti, saat ini tengah mempersiapkan pengoperasian hotel di Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan Bandara Internasional Kualanamu.

Pada tahun ini Angkasa Pura Properti memiliki program investasi pendirian sebanyak empat hotel yakni tiga hotel di Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan satu hotel di Bandara Internasional Kualanamu, Deli Serdang.

Kedua bandara tersebut merupakan bandara terbesar yang dikelola AP II, di mana pergerakan penumpang di Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada tahun lalu mencapai 58 juta penumpang dan Kualanamu sekitar 9 juta penumpang.

Nilai investasi untuk empat hotel tersebut diperkirakan mencapai Rp 375 miliar yang sebagian besar dananya berasal dari AP II. Di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, melalui investasi sebesar Rp 300 miliar, akan dioperasikan dua hotel baru yakni hotel bintang 4 dengan 150 kamar di Terminal 3 internasional dan hotel bintang 3 juga dengan 150 kamar di Terminal 3 domestik.

Selain itu, juga akan didirikan hotel bujet berlantai 6 dengan 150 kamar senilai sekitar Rp 15 miliar tepatnya di rest area SPBU kawasan Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang saat ini dalam tahap persiapan konstruksi.

Sementara itu di Bandara Internasional Kualanamu proyek hotel yang termasuk dalam program investasi Angkasa Pura Properti pada tahun ini adalah pendirian hotel bintang tiga di lantai mezzanine gedung terminal yang membutuhkan investasi sekitar Rp 60 miliar.

Di tengah agresifnya AP II menggenjot  infrastruktur,  pada Selasa (14/3) kemarin, ratusan warga Desa Rawa Rengas, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang melakukan aksi unjuk rasa di pintu masuk M1, Bandara Soekarno – Hatta.

Warga mendesak manajemen Angkasa Pura II tidak bertindak sewenang-wenang dalam pembebasan tanah warga yang terkena  proyek run way III Bandara Soekarno-Hatta. Warga juga meminta keadilan dalam menentukan harga tanah dan tidak menggunakan intimidasi kepada pemilik.(id)

Ikuti terus perkembangan berita ini dalam topik
Artikel Terkait