Digitalisasi layanan bisa kerek posisi Bandara Soekarno-Hatta di Skytrax

12:31:31 | 16 Jan 2017
Digitalisasi layanan bisa kerek posisi Bandara Soekarno-Hatta di Skytrax
ilustrasi(dok)
JAKARTA (IndoTelko) – Aksi PT Angkasa Pura II (AP II) melakukan digitalisasi sejumlah layanan bagi pengguna Bandara Soekarno-Hatta (BSH) diprediksi bisa mengkerek posisinya saat hasil survei Skytrax World Airport diumumkan.

“BSH  sudah sangat memiliki modal untuk ikut berkiprah menuju 50 Airport skytrax. Salah satunya aksi digitalisasi layanan bagi pengguna, mulai dari antrian taksi hingga manajemen parkir di BSH. Ini  menujukkan upaya besar dari AP II sebagai pengelola ingin melayani pelanggan,” ungkap Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Bambang S Ervan kepada IndoTelko, Senin (16/1).

World Airport Award Skytrax dilakukan setiap tahun melalui melalui voting online di www.worldairportsurvey.com. Dimulai pertama kali pada tahun 1999 dan diikuti oleh 1,02 juta voters hingga di tahun 2015-2016 meningkat menjadi 13,25 juta voters dari 106 negara dan total bandara yang disurvei sebanyak 550 bandara di berbagai negara di dunia.

Ada 39 kriteria yang harus dipenuhi oleh sebuah bandara untuk menjadi yang terbaik di dunia dalam survei Skytrax World Airport. Harapan Angkasa Pura II setidaknya Bandara Soekarno-Hatta dapat masuk dalam urutan 50 Bandara terbaik dunia dengan kehadiran Terminal 3.

Di tahun 2016 Skytrax telah menyelenggarakan voting yang diikuti oleh para pengguna jasa maskapai dari seluruh dunia dan menghasilkan penilaian Bandara Internasional Soekarno-Hatta sebagai salah satu The World’s Top 100 Airports dengan peringkat 63

Menurut Bambang, keputusan  Angkasa Pura II untuk mengikutsertakan beberapa bandaranya dalam survei Skytrax merupakan langkah strategis yang sangat tepat.

“Dari survei ini AP II dapat mengukur sampai mana tingkat pelayanannya dengan standar internasional. Melalui Skytrax yang memiliki wahana berkomunikasi dengan penumpang penerbangan dunia, mereka  dapat memahami ulasan, tanggapan dan kritik pengguna jasa penerbangan dari manca negara. AP II juga dapat memanfaatkan hasil riset Skytrax untuk menyempurnakan standar dan prosedur pelayanan bandar udara di lingkungannya untuk mampu sejajar dengan mutu bandar udara tingkat internasional,” katanya.

Bambang menambahkan, survei Skytrax walau dilakukan secara online, tetapi lumayan obyektif karena ada pembobotan suara yang masuk berdasarkan pembagian wilayah.

Secara terpisah, wartawan senior dari Majalah Angkasa Gatot Rahardjo mengakui  dalam melakukan penilaian Skytrax tak hanya mengandalkan voting online, tetapi juga pengamatan langsung di lapangan. “Memang pembobotan lebih dari sisi user alias penumpang menilai,” katanya.

Gatot memprediksi tak mudah bagi AP II membawa BSH ke jajaran elit di Skytrax. “Kalau yang diandalkan sistem dan infrastruktur berat. Saingannya bandara yang multi (bukan hanya besar). Terminal 3 itu kan masih banyak perbaikan,” sinisnya.

Sebelumnya, Angkasa Pura II  optimistis bisa membawa Bandara Soekarno-Hatta masuk dalam jajaran elit dalam voting survei Skytrax World Airport. (baca: Survei Bandara)

Dua aspek berupa Customer Service Activities dan Digital Tools & Application menjadi senjata utama mencari simpati dari traveler millennial untuk membawa BSH ke jajaran elit di Skytrax.(id)  

Ikuti terus perkembangan berita ini dalam topik
Artikel Terkait