telkomsel halo

AP II minta dukungan netizen dalam voting Skytrax

14:01:34 | 30 Dec 2016
AP II minta dukungan netizen dalam voting Skytrax
Muhammad Awaluddin(dok)
JAKARTA (IndoTelko) - PT Angkasa Pura II (AP II) meminta dukungan dari netizen agar aktif dalam voting survei Skytrax World Airport.

"Kita harapkan Netizen di Indonesia aktif dalam vote hingga Februari 2017 untuk 4 bandara yang kita kelola agar Indonesia menjadi bagian dari World Best Airport 2017. Semua unsur bersatu! Satu nusa, satu bangsa, satu bahasa, satu suara," harap Direktur Utama Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin kepada IndoTelko dalam pesan singkatnya, Jumat (30/12).

Dijelaskannya, World Airport Award Skytrax ini dilakukan setiap tahun melalui melalui voting online di www.worldairportsurvey.com. Dimulai pertama kali pada tahun 1999 dan diikuti oleh 1,02 juta voters hingga di tahun 2015-2016 meningkat menjadi 13,25 juta voters dari 106 negara dan total bandara yang disurvei sebanyak 550 bandara di berbagai negara di dunia.

Tahun ini empat bandara yang dikelola Angkasa Pura II masuk dalam daftar voting Skytrax World Airport, yakni Soekarno–Hatta International Airport, Kualanamu International Airport di Medan, Sultan Mahmud Badaruddin II International Airport di Palembang, dan Sultan Syarif Kasim II International Airport di Pekanbaru.

Ada 39 kriteria yang harus dipenuhi oleh sebuah bandara untuk menjadi yang terbaik di dunia dalam survey Skytrax World Airport. Harapan Angkasa Pura II setidaknya Bandara Soekarno-Hatta dapat masuk dalam urutan 50 Bandara terbaik dunia dengan kehadiran Terminal 3.

"Saya sudah instruksikan agar akses untuk voting juga dimasukkan dalam aplikasi Indonesia Airports. Ini agar mudah dan lebih banyak yang tahu ada survei ini," kata Awal.

Target 2017
Lebih lanjut Pria berkumis ini mencanangkan akselerasi bisnis pada 2017 dengan menargetkan pendapatan Rp 8,24 triliun atau meningkat cukup signifikan sekitar 25% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Pendapatan terbesar akan berasal dari bisnis aeronautika seperti passenger service charge (PSC), biaya pendaratan pesawat, dan pemakaian garbarata yang diproyeksikan mencapai Rp 5,038 triliun. Sementara itu, bisnis non-aeronautika menyumbang pendapatan sebesar Rp 3,208 triliun yang antara lain berasal dari konsesi usaha, sewa ruang, reklame, kargo, usaha bidang properti dan sebagainya.

Adapun peningkatan pendapatan tahun 2017 diantaranya ditopang oleh beroperasinya sejumlah terminal baru yakni Terminal 3 Internasional Bandara Soekarno-Hatta pada awal bulan April 2017, Terminal Internasional Bandara Husein Sastranegara Bandung, Terminal Internasional Supadio Pontianak, Terminal Baru Bandara Depati Amir Pangkalpinang, serta Terminal Baru Bandara Silangit Tapanuli Utara.

"Akselerasi bisnis dilakukan dengan memperluas cakupan bisnis dan melakukan pengembangan usaha secara cepat. Terminal-terminal baru merupakan aset yang dapat dimanfaatkan untuk akselerasi bisnis tersebut, di mana kami akan lebih aktif mengajak maskapai membuka rute-rute baru untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan pariwisata nasional. Kami berharap beberapa bandara pada tahun depan juga mulai bersiap membuka rute internasional seperti di Bandara Sultan Thaha Jambi," katanya.

Diprediksinya, wisman yang melalui bandara AP II diproyeksikan mencapai 4 juta orang atau naik sekitar 600.000 orang dari 2016. Adapun sepanjang Januari-Desember 2017 diperkirakan total pergerakan penumpang di 13 bandara AP II meningkat 11% dibandingkan dengan Januari-Desember 2016 menjadi sebanyak 103,34 juta penumpang.

AP II juga akan memaksimalkan kinerja anak usaha yakni PT Angkasa Pura Solusi (APS), PT Angkasa Pura Propertindo (APP), dan PT Angkasa Pura Kargo (APK).

Ketiga anak usaha tersebut diperkirakan meraih pendapatan hingga Rp 1,14 triliun pada 2017 atau kurang lebih 13% dari pendapatan AP II, yang berasal dari APS sebesar Rp 667 miliar, lalu APK sebesar Rp 443 miliar, dan APP sebesar Rp 38,7 miliar.

Saat ini ketiga anak usaha tengah melakukan berbagai persiapan untuk menjalankan rencana tahun depan yakni APP akan memulai bisnis perhotelan di Bandara Soekarno-Hatta dan Bandara Kualanamu, kemudian APK mengembangkan cargo village dan pengelolaan pergudangan di Bandara Soekarno-Hatta, dan APS mulai fokus pada bisnis information  communication & technology (ICT).

AP II saat ini tengah bertransformasi untuk menjadi perusahaan kelas dunia yang mengoperasikan bandara kelas dunia di mana salah satu cirinya adalah kontribusi pendapatan terbesar bukan lagi berasal dari bisnis aeronautika, namun dari bisnis non-aeronautika.

"Pada 2018, kontribusi pendapatan bisnis nonaeronautika AP II ditargetkan dapat mencapai 50% atau lebih dari total pendapatan," tutupnya.(id)

Ikuti terus perkembangan berita ini dalam topik
Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories
Data Center Service Provider of the year