Wah, Indonesia baru menuju smart city

13:24:37 | 26 Sep 2016
Wah, Indonesia baru menuju smart city
Suhono Harso Supangkat (dok)
JAKARTA (IndoTelko) – pemerintah daerah atau kota di Indonesia baru menuju kondisi smart city alias belum menjadi kota cerdas yang ideal.

“Itu faktanya. Saya bicara statistik dan teorinya. Memang belum ada kota di Indonesia yang ideal disebut smart city,” ungkap Ketua Asosiasi Prakarsa Indonesia Cerdas (APIC) Suhono Harso Supangkat dalam sambungan telepon dengan IndoTelko, Senin (26/9).  

Suhono mengutip hasil penelitian yang dilakukannya pada tahun lalu tentang pengukuran indikator pencapaian smart city. “Teorinya kalau nilai 80 baru smart city. Faktanya dari pengukuran tahun lalu itu rata-rata berada di bawah 60. Jadi kalau bicara teori, belum ada (smart city). Tapi kalau bicara yang akan atau menuju ke smart city, itu banyak,” katanya.

Menurutnya, sejumlah daerah yang menuju ke smart city seperti Surabaya, Bandung, Tangerang, Bekasi, Bogor, Tangerang Selatan, dan Kota Magelang. “Kalau di luar Jawa, seperti Pontianak, Makassar, dan lain-lainnya menuju. Ukurannya, semua ingin menjadi smart city,” katanya.

Dalam pandangan Suhono untuk mencapai smart city ada sejumlah kriteria. Kriteria tersebut, antara lain bagaimana kesiapan orangnya, regulasi, teknologi, infrastruktur untuk ke arah sosial, pasar, pengelolaan sampah, energi, air, dan sebagainya. Kemudian yang tidak kalah penting terhadap persepsi warga. .

Inti dari smart city, membuat masyarakat bahagia. Namun, bila hanya memasang teknologi itu bukan smart city . Selain itu, yang terpenting dilakukan mengusahakan agar teknologi, tata kelola dan orang siap.  

“Banyak yang salah kaprah. Pasang WiFi, kotanya kemasukan 4G, dibilang smart city. Padahal itu baru sisi infrastruktur,” katanya.

Secara terpisah, Direktur Utama Angkasa Pura II yang juga masuk dalam Kompartmen Smart Citizen di APIC Muhammad Awaluddin mengatakan banyak yang beranggapan smart city menjadi medan pertarungan sehingga masing-masing membangun platform tanpa memikirkan interperobilitas.

“Harusnya kurangi kata berkompetisi, perbanyak kata berkolaborasi karena semua demi satu smart city Indonesia,” katanya.

Awal mengaku, tengah mengembangkan smart building di lingkungan Angkasa Pura II agar pengguna fasilitas bandara merasakan sentuhan digital. “Impiannya semua soal bandara dan layanan AP II itu ada dalam super portal sebagai front end sehingga pengguna bandara itu bisa menikmati layanan lebih cepat dan transparan. Banyak pekerjaan harus dilakukan untuk mewujudkan itu semua,” katanya.(id)

Ikuti terus perkembangan berita ini dalam topik
Artikel Terkait