telkomsel halo

Matt Britt: Kami Bukan The Next Netflix

08:53:15 | 25 Apr 2016
Matt Britt: Kami Bukan The Next Netflix
Mark Britt (Dok)
Nama Over The Top (OTT) iflix mendadak menjadi perbincangan di Indonesia pasca PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTEK)  melalui anak usahanya, PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) bersama raksasa televisi asal Inggris yaitu Sky Plc. menyuntikkan dana segar ke layanan video online ini.

Kabar beredar, dana segar yang disuntikkan sekitar US$45 juta atau sekitar Rp590 miliar guna menopang operasi OTT ini di Malaysia, Thailand, dan Filipina yang sudah melayani sekitar dua juta pelanggan.

OTT ini adalah salah satu startup yang banyak diperbincangkan di Asia Tenggara dan digadang-gadang sebagai penantang dari Netflix yang diblokir Telkom dari IndiHome beberapa bulan lalu. (Baca juga: IndiHome dan iflix)

Pada 19 April lalu, iflix mengumumkan kerjasamanya dengan IndiHome. Indonesia menjadi negara keempat yang dilayani iflix  dengan sekitar 50 ribu konten video yang dimiliki dimana 3 ribu diantaranya konten anak-anak.

IndoTelko sempat mewawancarai Co-Founder & CEO iflix, Mark Britt usai pengumuman kerjasama dengan emiten Halo-halo itu. Berikut kutipannya:

Anda baru saja disuntik dana segar oleh EMTEK, kenapa justru memilih IndiHome untuk penetrasi pasar Indonesia?  
EMTEK bagi kami penting, mereka adalah investor strategis. Kekuatan mereka ada pada konten. Kami lihat IndiHome ini memiliki jangkauan, teknologi, dan infrastruktur yang kuat. Tiga modal ini menjadikan kami memilih IndiHome untuk mitra masuk pasar Indonesia.

Apa perbedaan akses iflix melalui IndiHome nantinya?
Hal yang pasti akan biaya berlangganan akan lebih murah dan metode pembayaran lebih mudah. Proses autentifikasi juga cepat. Bisa saja langganan iflix melalui jaringan non IndiHome, tetapi tak bisa mendapatkan kemudahan yang saya sebut tadi.

Anda tak gandeng Telkomsel, bukankah Indonesia terkenal sebagai mobile broadband country?
Sekarang dengan IndiHome dulu. Salah satu pilihan jatuh ke IndiHome karena mereka bisa mengurangi isu latency dalam akses.Kita di negara lain kerjasama dengan seluler. Kami hormati kerjasama dengan IndiHome ini.  

Apa yang menjadi keunggulan iflix untuk memikat pasar Indonesia?  
Kami punya misi mulia, kita ingin orang-orang yang tadinya doyan nikmati produk bajakan digital berpindah ke konten legal. Anda lihat, harga langganan kami terjangkau. Iflix menawarkan konten global dengan harga lokal. Karena itu kita gandeng IndiHome, soalnya kita bukan incar pengguna kartu kredit.

Ada target dari 1,5 juta pengguna IndiHome menjadi bagian dari iflix?  
Kami tak mau bicara angka. Kita jangan bicara satu atau dua tahun kedepan. Kami yakin 10 tahun lagi video online akan menjadi hal yang lumrah di Indonesia. Saat itu datang, iflix sudah menjadi bagian terintegrasi dengan masyarakat.

Bagaimana melihat pasar Indonesia?
Indonesia sangat penting bagi iflix. Di sini basis pengguna internet paling besar. Kalangan mudanya sangat cepat adopsi teknologi dan waktu streaming mereka paling tinggi di Asia Tenggara.    

Iflix banyak dibandingkan dengan Netflix, Anda setuju?
Saya rasa beda, kami tak mau menjadi The Next Netflix. Kami mau menjadi pertama iflix. Kami ini membangun ekosistem untuk negara berkembang. Lihat saja fitur yang kita kembangkan dimana bisa menikmati konten walau dalam keadaan offline, harga yang murah, konten lokal, dan lainnya. Kami sadar di target pasar yang dibidik ini tak semua lapisan masyarakat punya kualitas akses yang sama. Kita tak mau konten menjadi barang mahal.   

Ada rencana menawarkan konten lokal?
Kita sedang bicara dengan beberapa production house lokal, movie studio aggregator untuk memperkaya konten lokal. Nanti kita umumkan.

Bagaimana dengan pemenuhan regulasi di Indonesia?
Tak masalah. Kita sedang siapkan entitas di Indonesia.

Ekspansi berikutnya setelah Indonesia?
Tahun ini ekspansi berikutnya ke Srilanka, Vietnam, Timur Tengah, dan Afrika.(dn)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year