JAKARTA (IndoTelko) - PT Sat Nusapersada Tbk (PTSN) membukukan kerugian US$ 961.059 sepanjang semester I 2015 naik dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar US$ 28.163.
Dikutip dari keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), emiten yang bergerak di bisnis Electronic Manufacturer Services (EMS) ini memiliki pendapatan US$ 44.090,0668 di semester pertama 2015 atau turun dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar US$ 65.588.362.
Pasokan pendapatan berasal dari penjualan sebesar US$ 42.353,132 dan jasa perakitan US$ 1.737,535. Perseroan membukukan rugi usaha sebesar US$ 2.099,551 sebesar semester I 2015 naik dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar US$ 854.528.
Pada tahun 2015, dalam meningkatkan pendapatan dan laba Perseroan, manajemen akan mengambil langkah-langkah antara lain, pematangan rencana produksi agar dapat mengidentifikasi masalah teknis dan mengkaji ulang syarat dan ketentuan kontrak terhadap barang-barang reject.
Menerapkan strategi pemasaran yang lebih fleksible guna memperluas jaringan pemasaran dan mempertahankan daya saing dan hubungan jangka panjang dengan pelanggan. Melakukan efisiensi dalam proses produksi dan terhadap biaya-biaya yang tidak memberikan kontribusi terhadap Perseroan.
Diversifikasi produk dan peningkatan produktifitas. Berupaya untuk menjajaki segmen bisnis lainnya yang bersinergi dengan core business Perseroan dan melakukan ekspansi fasilitas produksi dalam mendukung bisnis integrasi atau pelayanan satu atap yang lebih komplit mencakupi Surface Mount Technology, Plastic Molding, Metal Stamping dan Final Assembly.
Berikutnya, penggencaran upaya untuk menjajaki bisnis full turn key (pembelian material secara langsung) yang akan memberikan kontribusi pada marjin Perseroan.
Membentuk tim khusus dalam memonitor pergerakan harga bahan baku, bahan penolong dan bahan pengepakan lainnya untuk meminimalisir pengaruh dari volatilitas harga pasar yang berpotensi menekan profitabilitas Perseroan.
Bekerja sama dengan berbagai pihak di luar Pulau Batam khususnya di pulau Jawa dalam hal perluasan penjajakan pekerja yang lebih kompeten agar rekruitmen pada pekerja yang berkualitas dapat ditingkatkan.
Pendekatan dengan pelanggan untuk meninjau ulang harga jual seiring dengan peningkatan upah minimum kerja yang telah mengalami kenaikan 15,4% sejak Januari 2014.
Terakhir, memperluas basis vendor agar tidak terpusat pada Negara Asia Tenggara saja dengan menjajaki berbagai vendor di Tiongkok yang sangat terkenal dengan bahan baku dan bahan pembantu yang murah dalam menunjang industri elektroniknya.
Langkah tersebut diharapkan dapat memperbesar kontribusi marjin Perseroan khususnya untuk bahan baku serta bahan pembantu lainnya.(ak)