telkomsel halo

Slot Orbit Terancam Lepas, Indosat Finalisasi Kontrak Orbital

05:49:22 | 21 Nov 2013
Slot Orbit Terancam Lepas, Indosat Finalisasi Kontrak Orbital
Ilustrasi (DOK)
JAKARTA (IndoTelko)  –  PT Indosat Tbk (ISAT) sepertinya tak terpengaruh dengan ancaman ditariknya slot orbit 150,5 derajat bujur timur pada awal Desember mendatang.

Anak usaha Ooredoo ini justru tengah mematangkan kontrak pembuatan satelit Palapa E dengan  Orbital Sciences Corporation dari Amerika Serikat  yang akan ditandatangani pada Desember mendatang.

“Sudah final dengan Orbital maufakturnya. Kita akan tanda tangan kontrak pada Desember nanti dengan Orbital. Sekarang dalam tahap finalisasi kontrak,” ungkap President Director & CEO Indosat Alexander Rusli di Jakarta, Rabu (20/11).
 
Sayangnya, Alex enggan mengungkapkan nilai kontrak terakhir yang disepakati dengan Orbital. “Pokoknya semua sudah beres dengan Orbital, soal nilai kontrak dengan Orbital tidak bisa disebutkan,” tegasnya.

Orbital Sciences Corporation adalah perusahaan dari Amerika Serikat yang digandeng Indosat untuk proses desain, produksi dan peluncuran satelit Palapa-E pada 2016 nanti.

Indosat sebelumnya mengungkapkan mengeluarkan dana sekitar US$ 50 juta untuk menopang sebagian pendanaan dari total  US$ 200 juta – US$ 250 juta untuk membiayai pembuatan hingga peluncuran infrastruktur tersebut.

“Nanti tandatangan kontraknya kita ajak pemerintah menyaksikan. Kami ingin membuktikan  kesungguhan perseroan menggarap slot orbit tersebut untuk satelit Palapa E,”tegasnya lagi.  

Diungkapkannya, Indosat sudah berusaha keras agar slot orbit yang selama ini ditempati satelit Palapa C2 tersebut itu tetap ditempati perseroan. “Kami sudah bicara dengan banyak pihak di Indonesia untuk kerja sama satelit ini. Semua pihak membutuhkan ini dan sudah dibicarakan secara formal. Lagipula ini didorong atas kebutuhan regulasi,”katanya.

Terancam Ditarik
Sebelumnya, Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Muhammad Budi Setiawan mengungkapkan,  pemerintah memberikan tenggat waktu bagi Indosat untuk menunjukkan keseriusannya mengelola slot orbit 150,5 Bujur Timur hingga awal Desember 2013.

Menurutnya pemerintah sejauh ini belum puas dengan keterangan Indosat terkait rencana pengelolaan slot orbit 150.5 BT ke depannya. “Misalnya, mereka bilang sudah Memorandum Of Understanding (MoU) dengan orbital, tetapi kita minta ditunjukkan surat kontraknya. Ada banyak lainnya yang perlu diklarifikasi,” jelasnya.

Diingatkannya, slot orbit adalah hak pemerintah dan tidak bisa kosong karena banyak negara yang mengincar. Selain itu, jika terjadi kehilangan bisa juga mendatangkan kerugian negara. Misalnya, di C-Band dari 150.5 BT dengan satu transponder berkisar US$ 5 juta,  jika negara kehilangan slot tersebut ada potensi kerugian  US$ 180 juta.
 
Kabar beredar mengatakan batas waktu yang ditetapkan pemerintah untuk Indosat adalah 4 Desember 2013. Jika tak bisa membuktikan rencana bisnisnya, maka slot orbit tersebut akan ditarik dan dikelola untuk keperluan pertahanan.

Kabar lain mengatakan, usai slot ditarik dan dikelola untuk pertahanan, Bank BRI akan digandeng untuk mengelola sumber daya alam terbatas itu.

BRI  membutuhkan slot orbit tersebut untuk memperkuat jaringan komunikasi real time-nya saat ini.Saat ini BRI menyewa transponder satelit milik Telkom.(ak)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year