telkomsel halo

Menguak Perilaku Kelas Menegah dengan Uang Digital

10:27:07 | 12 Nov 2013
 Menguak Perilaku Kelas Menegah dengan Uang Digital
Ilustrasi (Dok)
JAKARTA (IndoTelko) – Uang digital atau e-money memang sudah familiar di telinga masyarakat.

Mengutip data dari Bank Indonesia setiap tahunnya, transaksi e-money tumbuh 120%. Transaksi e-money pada 2009 tercatat sebanyak 48 ribu kali senilai Rp1,4 miliar per hari. Pada 2010 naik menjadi 73 ribu transaksi dengan nilai Rp1,9 miliar.

Pada 2011, transaksi kembali meningkat mencapai 112 ribu transaksi dengan nilai Rp2,7 miliar.  Di 2012, tercatat ada 219 ribu transaksi dengan nilai Rp3,9 miliar.Hingga Mei 2013, jumlah instrumen e-money sendiri telah tumbuh menjadi 25,3 juta dari 21,9 juta pada 2012.           

“Potensi pasar e-money itu memang besar. Lihat saja jumlah unbankable di Indonesia. Jika penerbit mau lebih besar penggunanya harus memahami kebutuhan dari setiap segmen yang dibidik,” ungkap Founder IndoTelko Forum Doni Darwin dalam rilisnya, kemarin.

Diungkapkannya, belum lama ini Forum yang memasuki usai ke-2 tersebut melakukan survei terhadap 2 ribu responden yang mayoritas berusia 26-35 tahun (38%), 36-45 tahun (29%), 21-25 tahun (21%), dan sisanya 12% berusia lebih dari 45 tahun. Seluruh responden ini mengaku punya ponsel dan punya rekening bank.

Responden pun berasal dari kalangan menengah dimana  54%  mengaku punya penghasilan lebih dari Rp 15 juta per bulan. Namun demikian, banyak juga yang penghasilannya cuma Rp 3 juta sampai Rp 5 juta (17%), Rp 5 juta sampai Rp 7,5 juta (11%), Rp 7,5 juta sampai Rp 10 juta (6%), dan sisanya Rp 2 juta sampai Rp 3 juta (6%).

Sedangkan  pengeluaran  setiap bulan. 62% responden mengaku lebih dari Rp 3 juta, 15% sekitar Rp 1,5 juta hingga Rp 2 juta, 9% sekitar Rp 1 juta sampai Rp 1,5 juta, dan sisanya 6% bahkan mengaku kurang dari Rp 700 ribu pengeluaran per bulannya.

“Kami memang ingin tahu bagaimana kelas menengah yang posisinya cepat beradaptasi dengan perubahan menggunakan e-money,” jelasnya.

Penggunaan
Ternyata, para   45% responden mengaku menyetor uangnya ke tabungan sendiri di bank, 11% mentransfer atau menerima uang melalui ATM, 19% mentransfer atau menerima uang melalui mobile banking, 22% mentransfer atau menerima uang melalui internet banking, 11% pernah bertransaksi dengan kartu kredit atau debit, dan sisanya 3% bertransaksi melalui merchant seperti BCA Flash, Mandiri e-toll, dan lainnya.

“Padahal, semua responden yang disurvei mengaku memiliki ponsel, dimana mayoritas menggunakan jenis smartphone 91% dan mengaku menginstal aplikasi selain game. Ini tandanya kelas menegah masih belum percaya dengan e-money atau penerbit yang belum bisa memenuhi kebutuhan mereka,” duganya.(id)

Tertarik untuk mengikuti pembahasan lebih mendalam hasil survei ini, ikuti :
Diskusi interaktif membahas e-money dengan tema: ”New Wave of Less Cash Society: Indonesian Chapter”.

Diskusi kali ini menghadirkan para pembicara key person industri seperti Dirjen Aplikasi Telematika Kementerian Kominfo, Ketua Umum Asosiasi Telekomunikasi Seluruh Indonesia, (Alex Janangkih Sinaga), Direktur Digital Service PT XL Axiata Tbk (Dian Siswarini), VP E-Commerce Garuda Indonesia yang juga Ketua Umum Indonesian e-Commerce Association (Daniel Tumiwa), President Director  Ericsson Indonesia (Sam Saba), dan perwakilan dari PayPal divisi regional.
 
Acara akan diselenggarakan pada:
Hari/Tanggal : Kamis, 21 November 2013
Waktu : 09.00 – 13.00 WIB
Tempat : Ruang Mawar 1, Balai Kartini
Jl. Jend. Gatot Subroto, Jakarta Selatan

It's Free Event, register di Indotelko@gmail.com atau mbt.ind@gmail.com

Tersedia suvenir berupa t-Shirt HUT ke-2 IndoTelko Forum  bagi 100 pendaftar pertama

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year