telkomsel halo

Telkomsel Hanya Butuh Tiga Bulan Gelar LTE

16:23:09 | 23 Sep 2013
Telkomsel Hanya Butuh Tiga Bulan Gelar  LTE
Suasana Trial LTE Telkomsel (DOK)
JAKARTA (IndoTelko) – Adu balap menggelar Long Term Evolution (LTE) antara Telkomsel dan XL Axiata kian seru saja.

Bak berbalas pantun, kedua operator saling unjuk kebolehan menggelar teknologi LTE ke masyarakat dan pemerintah sejak diijinkan untuk melakukan uji coba selama konferensi APEC pada Oktober mendatang.

Sebelumnya XL menyatakan membutuhkan waktu sekitar 9 bulan hingga setahun untuk menggelar LTE jika keran regulasi untuk teknologi 4G dibuka pemerintah, Telkomsel malah berani menjanjikan hanya butuh waktu dua hingga tiga bulan.

“Dua hingga tiga bulan seribu BTS Telkomsel siap gelar LTE. Jumlah seribu itu setara dengan keberadaan di lima kota besar,” ungkap VP Technology & System Telkomsel Ivan Cahya Permana kala trial LTE untuk media, di Jakarta, Senin (23/9).

Diungkapkannya,  saat ini 70% BTS yang dimiliki Telkomsel  sudah menjalankan Single Radio Access Network (RAN) sehingga siap mendukung LTE. Belum lagi dengan dukungan sistem penagihan terbaru, sehingga isu billing system untuk LTE tak menjadi masalah bagi Telkomsel.

Sekadar catatan, selama semester I-2013 Telkomsel membangun  7.928 BTS baru dimana 5.395 unit adalah BTS 3G.  Total BTS on air hingga akhir semester I-2013 sebanyak 62.225 unit.

“Kami kan baru punya billing system baru. Jadi, di Telkomsel itu semua sudah ada di jaringan. Bahkan jika LTE kita hidupkan sekarang, ada sekitar satu juta perangkat sudah siap menikmati LTE Telkomsel. Angka ini kita deteksi dari perangkat yang ada di jaringan. Jumlah pengguna data Telkomsel sendiri sekitar 60 juta nomor,”ungkapnya.

Dijelaskannya, sejauh ini Telkomsel sudah menggelar test lab teknologi LTE dengan dukungan Nokia Siemens Network (NSN), Huawei, ZTE, dan Ericsson. “Kalau trial live di jaringan seperti di Bali itu kita pakai NSN. Sementara di Jakarta dengan Huawei, Menado pakai ZTE, dan di Medan pakai Ericsson. Dua kota terakhir ini masih test lab, belum ke jaringan,”jelasnya.

Sedangkan frekuensi yang digunakan selama trial ada di 1.800 MHz dengan memanfaatkan lebar pita  5 MHz dari 22,5 MHz yang dimiliki.

“Idealnya LTE itu 20 MHz, tetapi kalau itu kita lakukan, pannggilan suara tak bisa dilayani. Padahal kita masih banyak pengguna 2G.  Kita baru setop bangun 2G itu pada 2015 mendatang,” tuturnya.

Disarankannya, jika pemerintah ingin membuka lisensi LTE di frekuensi 1.800 MHz, maka hal  mendesak yang dilakukan adalah penataan ulang posisi frekuensi karena sekarang dalam posisi tidak contigous antar pemilik.

“Frekuensi dan ekosistem yang paling siap itu di 1.800 MHz. Sekarang kita butuh ditata ulang agar bisa berdampingan posisinya. Harapannya, jika XL dan Axis benar merger, pengaturan lebih mudah,” katanya.(id)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year