telkomsel halo

Anindya N Bakrie Resmi Lepas Posisi BTEL-1

17:17:55 | 11 Jun 2013
Anindya N Bakrie Resmi Lepas Posisi BTEL-1
Manajemen BTEL (DOK)
JAKARTA (IndoTelko) – Anindya N Bakrie akhirnya secara resmi melepas posisinya sebagai Presiden Direktur Bakrie Telecom (BTEL-1)  dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS- LB) yang diselenggarakan Selasa (11/6).

Posisi BTEL-1 sekarang dipegang oleh Jastiro Abi yang sebelumnya menduduki posisi Direktur Keuangan. Sementara Anindya yang akrab disapa ANB  menjabat Komisaris Utama menggantikan Bobby Gafur Umar yang menjadi Wakil Komisaris Utama.

Hasil RUPSLB ini seperti mengkonfirmasi yang beredar sejak awal Februari lalu dimana pemilik merek dagang esia ini tengah melakukan penyegaran di sisi manajemen.

Kala IndoTelko konfirmasi ke Abi pada Februari lalu, mengakui adanya perubahan di struktur organisasi, tetapi informasi resmi akan dikeluarkan lebih lanjut.

Dalam rilis yang diterima, Selasa (6/11), saat ini jajaran direksi terbaru BTEL adalah Anindya N. Bakrie sebagai Komisaris Utama, Jastiro Abi sebagai Presiden Direktur, Imanuddin K. Putra sebagai Direktur Human Resources, serta Eka Anwar sebagai Direktur Marketing.

Adapun jabatan Direktur Keuangan dijabat oleh Bachder Bachtarudin, Direktur Legal & Compliance dijabat oleh Harya Mitra Hidayat.

Revitalisasi
Abi mengatakan, perseroan akan fokus kepada program  revitalisasi yang  telah berdampak positif  terhadap kondisi internal dan eksternal perusahaan.

"Program revitalisasi mulai mengembalikan kekuatan intrinsik BTEL yang pernah membawa perusahaan mencapai kinerja puncak di awal tahun 2008 - akhir 2009, yaitu filosofi bisnis yang mengutamakan kemudahan dan kesederhanaan (convenience and simplicity), kultur perusahaan yang dinamis, dan kekuatan brand Esia yang mengutamakan kualitas, inovasi dan unique customer experience," klaimnya.

ANB menambahkan,   hampir seluruh ukuran menunjukkan bahwa kinerja operasional BTEL semakin kuat di keseluruhan lima pilar yang difokuskan dalam program revitalisasi BTEL yaitu: program restrukturisasi keuangan, program penguatan fungsi organisasi khususnya tata kelola dan budaya perusahaan, program penguatan konsep one brand - one price untuk mengembalikan kekuatan brand Esia, program meningkatkan pendapatan data, serta program meningkatkan kualitas produk  dan layanan.

"Manajemen kami rampingkan dan orang-orang terbaik di bidangnya kami rekrut, kekuatan ESIA sebagai brand kami kembalikan, data kami genjot, dan kualitas produk-layanan BTEL secara signifikan kami tingkatkan dengan fokus inovasi sesuai kebutuhan pelanggan. Langkah-langkah jelas dan tepat telah kami jalankan, ke depan tentu kondisi dan semangat ini harus terus kami tingkatkan,” tambah Anin.

Mulai Sehat
Diakuinya, di aspek keuangan, walaupun total pendapatan perusahaan menurun tipis dari Rp.3,195 triliun menjadi Rp 2,974 triliun yang disebabkan oleh menurunnya pendapatan dari segmen voice, pendapatan BTEL dari segmen data justru meningkat lebih dari dua kali lipat atau 147% menjadi Rp 253 miliar di akhir tahun 2012 dari Rp 102 miliar di tahun 2011.

Lonjakan pendapatan dari segmen data tersebut sejalan dengan peningkatan total pelanggan EVDO Bakrie Telecom yang naik menjadi 606.000 di akhir tahun 2012, atau tumbuh 99,3% dibandingkan tahun sebelumnya yang masih di kisaran 304.000.

Selain itu, per akhir 2012, Bakrie Telecom berhasil mencatatkan kenaikan average revenue per user (ARPU) blended hingga Rp 21 000, atau meningkat 5% dibandingkan Rp 20000 di periode tahun sebelumnya. BTEL menjadi satu-satunya operator CDMA di Indonesia yang membukukan EBITDA positif di tahun 2012.

Di saat yang sama, langkah penyehatan keuangan perusahaan juga tercermin dari penurunan beban pemasaran (marketing cost) hingga 35%, menjadi sebesar Rp 302 Miliar, dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp. 468 Miliar.

Selain pendapatan operasional yang semakin tumbuh, manajemen BTEL juga bersyukur program revitalisasi telah meningkatkan posisi keuangan perusahaan secara menyeluruh. Beban keuangan perusahaan semakin ringan karena tidak lagi dibebani aset yang tidak produktif atau bunga hutang yang tinggi.
 
Abi mengatakan setelah melunasi utang obligasi senilai Rp 650 miliar, perusahaan terus melakukan penguatan organisasi dan SDM dari level manajemen sampai ke tingkatan paling bawah dibarengi dengan program pelatihan untuk meningkatkan kualitas layanan dan kemampuan inovasi setiap karyawan.

"Brand Esia sangat kuat dan unik karena lima faktor utama yaitu: kualitas, simplicity, keterjangkauan,  pengalaman unik pelanggan,  dan  inovasi teknologi.Kami akan terus fokus mengembalikan dan menguatkan brand Esia di semua layanan dan produk baru yang akan kami luncurkan," tegas Abi.(id)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year