telkomsel halo

Penataan Ulang Blok 3G

Diminta Pindah Blok 3G, Ini Syarat dari Axis

11:32:14 | 20 Apr 2013
Diminta Pindah Blok 3G, Ini Syarat dari Axis
Ilustrasi (DOK)
JAKARTA (IndoTelko) – PT Axis Telekom Indonesia (Axis) akhirnya memaparkan syarat yang detail ke publik jika akhirnya harus pindah blok frekuensi 3G sebagaimana skenario penataan yang diberikan pemerintah pada akhir Maret 2013.

“Kami ingin dua blok yang akan ditempati itu bersih dulu, baru kita  pindah alias clear then move. Di sini kami mempertaruhkan nama baik perusahaan di mata pelanggan. Jika layanan tadinya bagus jadi jelek ketika migrasi itu artinya rencana penataan yang rencananya bikin rapi malah jadi belang-belang," tegas  GM Technology Strategy Axis Deden Machdi di Jakarta, kemarin.

Sekadar diketahui, dalam skenario penataan ulang blok 3G terbaru, tiga operator harus berpindah. Ketiganya adalah Tri, Indosat,  dan Axis. Bagi Indosat dan Axis, perpindahan yang mereka alami kurang menguntungkann.
 
Indosat harus rela bergeser untuk menempati blok 7 dan 8 dari sebelumnya blok 6 dan 7. Tri dari blok 1 dan 6 menjadi blok 1 dan 2. Sementara Axis dianggap paling sial karena harus bergeser dari blok 2 dan 3 ke 11 dan 12 yang rawan interferensi dengan sinyal PCS 1900 milik Smart Telecom.

Operator yang tak perlu bergeser adalah Telkomsel dan XL. Telkomsel menempati blok 3,4, dan 5. Sedangkan XL di 8,9, dan 10.

Indosat  sendiri memperkirakan  pemindahan menyedot biaya sekitar US$ 7 juta hingga US$ 10 juta. Biaya yang dikeluarkan diantaranya  untuk  pengaturan atau setting frekuensi radio

Deden menjelaskan, agar Blok 11 dan 12 bersih maka Kemenkominfo  harus membuat Smart Telecom  mematuhi  segala aturan teknis yang ada di Permenkominfo No. 30/2012.
 
Di dalam peraturan itu tertulis bahwa ada batas level emisi spektrum yang wajib dipenuhi oleh penyelenggara PCS 1900, yakni sebesar 32dBm/100kHz atau 20 watt.  Jika level emisi spektrum Smart Telecom lebih dari itu, maka sinyal Axis akan terinteferensi sinyal Smart Telecom.

Interferensi ini diibaratkan jalanan yang banyak lobangnya, sehingga walau menggunakan mobil paling modern, tidak  akan bisa mengendarainya secara nyaman dan kencang.

“Semua layanan Axis akan terganggu,telepon, SMS sampai data. Kalau jalannya berlubang, mau mobilnya Ferrari pun pasti tidak akan lancar jalannya," ungkapnya.

Ditambahkannya, jika nanti Smart Telecom  telah memenuhi Permenkominfo No. 30/2012, namun ternyata masih ada interferensi, barulah Axis bersedia memasang filter di setiap BTS yang terkena interferensi dengan syarat Smart Telecom melakukan hal yang sama.

Dikatakannya,  interferensi tidak  tergantung penempatan jarak BTS.  Jarak antar BTS lebih dari 15 meter pun tidak menjamin  terbebas dari interferensi. "Jarak 170 meter saja tetap interferensi, 200 meter pun ada potensi, kecuali arah pointing dan ketinggian BTS antara Axis dan Smart Telecomm berbeda," jelasnya.

Diperkirakannya,  jumlah BTS yang terinterferensi bisa lebih dari 100 BTS. Pemasangan filter di BTS ini juga diklaim membutuhkan biaya besar. Setiap satu filter harganya paling murah bisa mencapai US$ 5 ribu, belum termasuk  biaya pasang. Belum lagi Axis harus mendesain khusus filternya.  “Jadi silakan estimasi saja berapa banyak biayanya," ujarnya.
 
Head of Corporate Communications Axis Anita Avianty meminta masalah pembersihan interferensi menjadi perhatian, sebelum bicara jadwal migrasi.  

“Kami harapkan ada langkah kongkrit schedule time frame untuk PCS 1900 bisa memenuhi aturan. Tanpa itu kami tidak bisa melangkah lebih jauh," tegas Anita.

Diperkirakannya, langkah awal penataan ulang blok 3G membutuhkan waktu empat minggu untuk monitoring setelah dilakukan aksi pembersihan interferensi Smartfren dan enam minggu untuk migrasi dari blok 2 dan 3, ke blok 11 dan 12.
 
Refarming
Lebih lanjut Deden mengungkapkan, strategi pengembangan frekuensi dari anak usaha Saudi Telecom Company (STC) untuk beradaptasi dengan teknologi Long Term Evolution (LTE) adalah melakukan refarming di 1.800 MHz.  

"Rencananya sebesar 5 MHz dari 15 MHz  di 1.800 Mhz akan dialokasikan untuk LTE. Sisanya tetap untuk GSM,” katanya.

Tadinya, perseroan ingin melakukan uji coba  outdoor di dua kota, Jakarta dan Jawa Barat untuk LTE pada April ini, tetapi permintaan itu ditolak pemerintah dnegan alasan bisa menganggu layanan milik Telkomsel dan XL.

Tak Berubah
Sebelumnya, Menkominfo Tifatul Sembiring  menegaskan, skenario penataan ulang Blok 3G tak bisa berubah lagi karena  telah disepakati jauh-jauh hari oleh lima operator yang memiliki lisensi 3G.

Tifatul rencananya akan meneken Keputusan Menteri Kominfo (Kepmen) di bulan April ini. Setelah itu, pemindahan blok kanal 3G dijadwalkan rampung paling lambat enam bulan setelah Kepmen terbit.

Anggota Komite BRTI Muhammad Ridwan Effendi menambahkan, skema penataan ulang ini merupakan yang terbaik dari seluruh opsi alternatif yang ada. Skema yang dipilih pemerintah diperkirakan hanya membutuhkan waktu  empat bulan.

Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos Informatika (SDPPI) Kominfo, Muhammad Budi Setiawan mengungkapkan,jumlah BTS Axis yang berpotensi  mengalami interferensi tidak lebih dari 1% dari seluruh BTS yang dimiliki operator itu.

Menurut Pria yang akrab disapa Iwan itu,  interferensi terjadi jika BTS Axis dan BTS Smart Telecom berada berdekatan dalam jarak kurang dari 15 meter. Potensi interferensi itu paling besar di  Jawa, Bali, dan Lombok.
 
Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Kominfo Gatot S Dewa Broto menambahkan, regulator telah menawarakn jaminan ke Axis berupa  pengawalan dari Balai Monitoring (Balmon dan Loka) saat migrasi, agar tidak terjadi interferensi sinyal dari  Smart Telecom.
 
Balmon dan Loka akan menjadi pihak  yang akan melakukan pengawasan dalam proses pindahan blok 3G seluruh operator nanti.(id)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year