JAKARTA (IndoTelko) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mempercepat transformasi digital bagi industri kecil dan menengah (IKM) komponen otomotif agar mampu masuk ke rantai pasok industri besar, baik nasional maupun global.
Langkah ini diwujudkan melalui kerja sama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) dalam proyek bertajuk Automotive Industry Development.
Sebanyak delapan proyek digitalisasi berhasil diimplementasikan pada IKM komponen otomotif, dengan melibatkan enam startup teknologi sebagai system integrator. “Kolaborasi ini diharapkan menjadi model keberhasilan yang dapat direplikasi oleh lebih banyak IKM, sehingga mampu memperluas jangkauan ke industri otomotif nasional dan global,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.
Direktur Jenderal IKMA Kemenperin Reni Yanita menjelaskan, program yang berlangsung sejak April hingga Juli 2025 ini menjadi bukti sinergi kuat antara pemerintah Indonesia dan Jepang. “Program kerja sama ini merupakan contoh nyata bagaimana kemitraan internasional dapat mendorong kemajuan sektor industri, sekaligus menjawab tantangan global yang semakin menuntut penggunaan teknologi,” katanya.
Reni menambahkan, adopsi digitalisasi oleh IKM sangat penting mengingat data Asian Development Bank (2022) menunjukkan tingkat adopsi teknologi digital pada sektor manufaktur kecil dan menengah di Asia Tenggara masih di bawah 30 persen, tertinggal jauh dari perusahaan besar yang telah melampaui 60 persen.
Dari hasil implementasi, IKM komponen otomotif merasakan manfaat nyata seperti akses data real-time, otomatisasi pelaporan dan analisis, pemantauan produksi terintegrasi, hingga pengendalian kualitas berbasis sistem. “Dengan digitalisasi, pengambilan keputusan menjadi lebih cepat, kesalahan berkurang, dan efisiensi waktu serta sumber daya meningkat,” ungkap Direktur IKM Logam, Mesin, Elektronika dan Alat Angkut Dini Hanggandari.
Senior Director Economic Development Department JICA, Okumoto Yasuyo, menyampaikan apresiasi kepada startup Indonesia yang telah membantu penerapan digitalisasi pada IKM. “Kami berharap para supplier dapat terus melanjutkan upaya digitalisasi dan mengidentifikasi masalah secara real time, sehingga daya saing industri semakin kuat. Ke depan, JICA akan memberikan rekomendasi kebijakan untuk mendukung keberlanjutan inisiatif ini,” jelasnya.
Program ini melibatkan delapan IKM, antara lain PT Sebastian Jaya Metal, PT Arkha Industries Indonesia, PT Laksana Tekhnik Makmur, PT Eran Plastindo Utama, PT FNF Metalindo Utama, PT Sugi Jaya Utama, PT Itori Kreasindo Perkasa, dan PT Armeta Kreasi Mandiri. Sementara itu, enam startup teknologi yang terlibat adalah Takodam Ciptamandiri Nusantara, Sopwer Teknologi Indonesia, Ragdalion Technology, MyEco Inovasi Indonesia, Stechoq Robotika Indonesia, dan Trimitra Nusantara Sakti, yang merupakan binaan program Startup for Industry (SFI) Kemenperin.(ak)