telkomsel halo

CGS tingkatkan efisiensi jaringan dengan solusi ALE

04:05:00 | 01 Sep 2025
CGS tingkatkan efisiensi jaringan dengan solusi ALE
JAKARTA (IndoTelko) PT Cendikia Global Solusi (CGS), penyedia infrastruktur fiber optik independen di Indonesia, meningkatkan efisiensi operasional jaringan hingga 15% setelah mengadopsi teknologi Shortest Path Bridging (SPB) dari Alcatel-Lucent Enterprise (ALE). Implementasi ini juga menghasilkan downtime yang hampir nihil (near-zero), sekaligus memperkuat keandalan layanan bagi pelanggan di seluruh Indonesia.

Didirikan pada 2009, CGS mengoperasikan lebih dari 5.000 kilometer kabel fiber optik di 30 provinsi. Dengan tingginya pertumbuhan lalu lintas jaringan akibat adopsi IoT, layanan cloud, dan persiapan 5G, perusahaan menghadapi keterbatasan dari infrastruktur lama yang kompleks dan berisiko menciptakan single point of failure.

Melalui solusi berbasis OmniSwitch 6900X48, ALE menghadirkan arsitektur SPB untuk menyederhanakan manajemen jaringan, meningkatkan skalabilitas, sekaligus mengurangi kompleksitas operasional.

“Komitmen CGS untuk menghadirkan konektivitas andal ke seluruh Indonesia sangat sejalan dengan misi ALE menghadirkan solusi jaringan yang aman dan berkinerja tinggi. Dengan SPB, CGS berhasil menghilangkan single point of failure dan membangun jaringan yang siap menghadapi tuntutan digital di masa depan,” ujar Country Manager ALE Indonesia Novse Hardiman.

Sementara itu, CEO Cendikia Global Solusi Aripin, menyebutkan bahwa implementasi ini berdampak langsung pada efisiensi bisnis. “Solusi dari Alcatel-Lucent Enterprise merupakan terobosan bagi efisiensi dan kinerja keuangan kami dengan penghematan biaya hingga 15%. Layanan kami beroperasi dengan hampir tanpa downtime, memberikan pengalaman yang lebih lancar dan andal bagi pelanggan,” katanya.

Dengan penerapan SPB, CGS kini memiliki infrastruktur jaringan yang lebih tangguh. Teknologi ini memungkinkan konvergensi jaringan berlangsung dalam waktu kurang dari satu detik, sehingga ketersediaan layanan tetap terjaga meski terjadi gangguan. Dari sisi operasional, kompleksitas jaringan berhasil ditekan, menghasilkan efisiensi yang berujung pada penghematan biaya hingga 15%.

Selain itu, arsitektur SPB mendukung skalabilitas yang fleksibel, dengan kemampuan peningkatan bandwidth hingga 100G tanpa perlu investasi tambahan perangkat keras. Faktor keamanan juga diperkuat melalui segmentasi jaringan dan penerapan Zero Trust Network Access (ZTNA), yang dirancang untuk mencegah akses ilegal dan ancaman siber.

GCG BUMN
Dengan infrastruktur ini, CGS menargetkan ekspansi kapasitas jaringan untuk mendukung layanan baru, termasuk edge computing dan aplikasi berbasis AI, serta menjaga konsistensi layanan bagi pelanggan di seluruh Indonesia.(ak)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories