telkomsel halo

Hanya 10% bank di Asia Pasifik siap skala AI

04:15:00 | 14 Jul 2025
Hanya 10% bank di Asia Pasifik siap skala AI
JAKARTA (IndoTelko) Riset terbaru Accenture bertajuk The Front Runner’s Guide to Scaling AI mengungkap hanya 10% bank di kawasan Asia Pasifik yang benar-benar siap menskalakan kecerdasan buatan (AI) secara strategis.

Sebagian besar institusi masih belum memiliki fondasi data yang kuat, kesiapan talenta, maupun implementasi AI yang bertanggung jawab.

Bank-bank yang sudah masuk kategori pelopor dan pengikut cepat telah memvalidasi berbagai kasus penggunaan AI dan melakukan investasi jangka panjang dalam proses inti industri seperti manajemen risiko penipuan, kartu dan pembayaran, serta pemrosesan aplikasi. Bank-bank ini juga menunjukkan kematangan dalam penggunaan model foundation dan agen AI.

Managing Director Financial Services Accenture Asia Tenggara, Paul Ng, menilai kesadaran pimpinan perbankan terhadap potensi AI kini jauh meningkat. “Bank di Asia Tenggara tak lagi sekadar bereksperimen, tetapi sudah mulai menanamkan AI dalam strategi bisnis inti,” ujarnya.

Senior Managing Director dan Lead Financial Services APAC Accenture, Masashi Nakano, menambahkan bahwa keunggulan kompetitif tercipta ketika teknologi, talenta, dan kepercayaan berjalan beriringan. “CEO yang mampu menyelaraskan elemen ini dengan cepat akan membawa organisasi mereka tetap unggul,” katanya.

Managing Director Banking & Capital Markets APAC Accenture, Nicole Bodack, mencermati bahwa tekanan global membuat bank harus mencari sumber pendapatan baru. “AI sudah menunjukkan potensinya, tapi masih banyak yang belum dimaksimalkan,” ujarnya.

Senior Managing Director Data & AI APAC Accenture, Vivek Luthra, mengatakan fokus investasi AI harus diarahkan ke area berdampak besar. “Pertanyaannya bukan lagi kapan, tapi bagaimana dan di mana. Taruhan strategis harus dibuat di titik yang memberikan hasil paling besar,” jelasnya.

Managing Director Banking APAC Accenture, Navin Suri, menyoroti tantangan modernisasi sistem lama. “Digital twin memungkinkan bank menghadirkan layanan berbasis AI bahkan saat sistem inti lama masih berjalan,” katanya.

Riset ini dilakukan dengan menyurvei 2.000 eksekutif tingkat C dan ilmuwan data dari 1.998 perusahaan global dengan pendapatan tahunan di atas US$1 miliar. Survei mencakup 93 bank di wilayah Asia Pasifik dan menilai kesiapan AI dalam dua kategori kapabilitas: dasar dan lanjutan, termasuk kesiapan data, talenta, tanggung jawab AI, dan kematangan LLM.

GCG BUMN
Laporan ini juga mencatat bahwa bank yang menskalakan AI secara efektif berpeluang mencatat peningkatan produktivitas hingga 30%, pertumbuhan pendapatan sebesar 600 basis poin, dan kenaikan laba atas ekuitas hingga 300 basis poin dalam waktu tiga tahun.(ak)

Ikuti terus perkembangan berita ini dalam topik
Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories