eFishery ekspansi ke India

06:06:00 | 15 Dec 2023
eFishery ekspansi ke India
eFishery India (dok)
JAKARTA (IndoTelko) - Perusahaan teknologi akuakultur asal Indonesia eFishery telah merampungkan uji coba komersial di India, menandai langkah penting dalam ekspansi global perusahaan.

Dimulai pada Maret 2023, perusahaan teknologi akuakultur terbesar di Asia Tenggara ini berhasil menjangkau lebih dari 1.000 hektar kolam milik pembudidaya dan telah mendistribusikan lebih dari 3.000 metrik ton pakan. Pencapaian ini membawa eFishery semakin dekat dengan misinya untuk memperluas jangkauan operasional ke lima negara bagian lain di India pada akhir tahun 2024.

Ekspansi eFishery di India merupakan bagian dari pengembangan bisnis perusahaan yang lebih luas ke luar Asia Tenggara dengan menggunakan pendekatan ‘one country at a time’, agar dapat dinilai dampaknya secara berkala dan berkelanjutan.

Selain India, eFishery juga melirik peluang di satu atau dua negara di wilayah Asia dan Amerika Latin dalam satu tahun mendatang, sembari terus menjalankan ekspor produk udang ke luar negeri. Strategi ini juga berfokus untuk melihat variasi pasar yang menawarkan ekosistem komprehensif kepada pembudidaya, menciptakan model koperasi digital lengkap dengan akses untuk pakan ikan dan udang berkualitas tinggi, teknologi Internet of Things (IoT), SOP produksi, dan jaminan pembelian (off-take), guna memberdayakan serta mengembangkan potensi pembudidaya.

Dikatakan CEO dan Co-Founder eFishery, Gibran Huzaifah, India adalah bagian penting dari strategi pertumbuhan eFishery secara keseluruhan. Hal ini mencakup perluasan jejak perusahaan di Indonesia dan pertumbuhan di pasar ekspor. “Dimulai dengan India, kami bangga dengan kemampuan eFishery mengerahkan potensi kekuatan akuakultur secara global melalui teknologi buatan Indonesia, dengan rata-rata peningkatan pendapatan pembudidaya mencapai dua hingga tiga kali lipat. Kami menyadari potensi dan nilai industri akuakultur India, baik secara ukuran dan struktur, memiliki kemiripan dengan Indonesia, yang didominasi oleh pembudidaya level kecil dan menengah. Dengan menjadi mitra mereka, para kontributor utama ketahanan pangan lokal dan regional ini dapat berkontribusi lebih baik untuk menghasilkan sumber protein berkelanjutan yang dapat diakses oleh masyarakat global," katanya.

India, dengan populasi 1,4 miliar jiwa, memiliki tingkat konsumsi seafood hingga 60-70%. Tak hanya itu, industri akuakultur di India bernilai lebih dari US$15 miliar, dan memiliki Compound Annual Growth Rate (CAGR) >8% selama tiga dekade terakhir. Hal ini menggambarkan besarnya potensi industri akuakultur di India.

Namun, di tengah besarnya potensi tersebut, pembudidaya kecil dan menengah di India masih menghadapi berbagai tantangan, seperti, lemahnya akses ke pasar, skema harga yang tidak konsisten dan tidak menguntungkan, skema pembayaran yang selalu terlambat, serta kurangnya informasi dasar manajemen budidaya dari sisi tata cara, teknologi, maupun inovasi. Menyadari hal tersebut, eFishery berupaya memberdayakan pembudidaya agar dapat mengambil keputusan secara cepat berdasarkan informasi dan data. Fokusnya adalah mengoptimalkan praktik budidaya dan meningkatkan hasil panen secara keseluruhan.

Sementara, International Expansion Lead eFishery, Neil Wendover, menjelaskan komitmen perusahaan untuk meningkatkan profitabilitas pembudidaya di setiap negara sasaran ekspansi. "Tujuan bisnis kami tetap berfokus untuk menyelesaikan masalah para pembudidaya dan meningkatkan profitabilitas dengan mendorong produktivitas dan efisiensi operasional. Kami tidak mengurangi keuntungan mereka, tetapi justru menggandakan hasilnya," ujarnya.

Memulai operasi di Andhra Pradesh, sebuah negara bagian yang menyumbang 35% dari total produksi akuakultur India, eFishery mampu penilaian pasar dan strategi secara menyeluruh.

Ditambahkannya, pihaknya telah mengembangkan tim yang terdiri dari 50 karyawan lokal, yang memiliki pemahaman mendalam tentang kultur setempat. "Dukungan dari lembaga pemerintah dan pemasok bahan baku berperan penting dalam mengatasi tantangan unik sektor akuakultur India yang sangat berpotensi namun masih terfragmentasi. Kami senang bahwa upaya strategis kami telah membuahkan hasil. Di India, kami berada di jalur yang tepat untuk mencapai pertumbuhan 10x lipat, selaras dengan target bisnis ekspansi internasional kami," jelasnya.

Sedangkan, pembudidaya ikan dari Distrik Kakinada di India, dan juga mitra eFishery, Ch. Veera Nageswar Rao mengatakan, kolaborasi dengan eFishery telah membawa perubahan besar bagi kolam budidaya kecil miliknya. "Solusi dan dukungan inovatif mereka telah meningkatkan efisiensi dan mendorong keberlanjutan operasi budidaya kami secara keseluruhan. Bantuan berkelanjutan dari eFishery juga memastikan panen yang sukses, sehingga dapat mencegah perlunya panic harvest karena kendala finansial,” ujarnya.

Didirikan di Bandung pada 2013, eFishery telah mendisrupsi industri akuakultur Indonesia dengan menawarkan digital autofeeder berbasis IoT. Inovasi ini bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas, efisiensi, dan kenyamanan dalam usaha budidaya ikan. Teknologi berbasis data yang dimiliki eFishery menggunakan sensor untuk memantau dan mengoptimalkan pemberian pakan, kesehatan ikan, dan kualitas air sekaligus meminimalkan limbah.

Dijelaskan Gibran, sebagai startup unicorn pertama di industri akuakultur global, langkah strategis eFishery ke India sejalan dengan komitmen perusahaan untuk mengatasi masalah kelaparan di dunia. “Kehadiran kami di India merupakan langkah penting dalam strategi ekspansi internasional kami. Dengan fokus pada teknologi dan solusi berbasis data, eFishery memimpin transformasi value-chain akuakultur dan berkontribusi terhadap kesejahteraan ekonomi para pembudidaya,” katanya. (mas)

Artikel Terkait
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories