telkomsel halo

Walikota Manado janjikan kemudahan investasi bagi operator kabel laut

06:08:26 | 21 Jul 2022
Walikota Manado janjikan kemudahan investasi bagi operator kabel laut
Walikota Manado, Andrei Angouw.(Foto:GPJ)
MANADO (IndoTelko) - Walikota Manado, Andrei Angouw berharap beroperasinya Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) 2nd Gateway yang menghubungkan Manado dengan Amerika Serikat (AS) akan mengundang investasi masuk ke wilayahnya.

Hal tersebut disampaikan Andrei saat memberi kata sambutan acara peresmian beroperasinya 2nd Gateway SKKL Manado-AS di kantor Telkom Manado, Rabu (20/7).

"Manado ini ibarat dapat durian runtuh dengan beroperasinya Cable Landing Station Kauditan di kota ini. Karena hadirnya infrastruktur digital tentu akan mengundang semakin banyak investasi masuk ke Manado," kata Andrei.

Masuknya investasi dari perusahaan-perusahaan digital yang memanfaatkan SKKL 2nd Gateway milik PT Telkom Indonesia International (Telin), anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk menurutnya akan semakin mensejahterakan masyarakat Manado itu sendiri.

"Semakin banyak investasi, tentu uang yang berputar akan semakin banyak. Nantinya mereka akan membuka lapangan-lapangan pekerjaan yang akan mensejahterakan masyarakat," jelasnya.

Untuk mempermudah investasi masuk, Andrei mengaku tengah mempersiapkan sejumlah gebrakan kebijakan.

"Kami pasti akan memudahkan calon investor untuk mengurus perizinan. Karena dengan Manado sebagai gateway, tentu Telkom akan mengajak calon investor dalam networknya untuk misalnya membuka data center di Manado dan lain sebagainya," papar Andrei.

Penyeimbang
Komisaris Utama Telkom, Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro menuturkan, Telin telah membuat terobosan dalam mengurangi ketimpangan infrastruktur telekomunikasi di Indonesia.

Dalam catatan Bambang, dari 17 jaringan SKKL yang ada di Indonesia, hanya satu SKKL di Manado yang berada di Indonesia bagian Timur.

"Ada 17 jaringan kabel di Indonesia, nah 16 jaringan itu ada di Batam atau di Barat. Artinya problem pemerataan infrastruktur ini sangat berat dan untuk mengurangi ketimpangan kita tidak mungkin menggunakan mekanisme pasar. Jadi intervensi pemerintah dan BUMN memang diperlukan untuk memperbaiki ketimpangan ini sehingga masyarakat Indonesia Timur bisa merasakan manfaat digitalisasi seperti saudaranya di bagian Barat," kata Bambang.

Beroperasinya Cable Landing Station milik Telin di kota Manado menurut Bambang akan membuat kota tersebut semakin dikenal masyarakat dunia. Bukan hanya dari sisi keindahan pariwisata, keanekaragaman kuliner laut, serta daerah penghasil kelapanya saja. Namun juga sebagai kota hub infrastruktur digital di Indonesia.

"Kita harus mendorong dunia usaha melirik Manado sebagai pusat pertumbuhan digital. Karena sebagai hub, Manado tidak hanya dekat dengan Filipina, tetapi juga bisa jadi pusat distribusi jaringan ke ASEAN," kata Bambang.

Pria yang pernah menjabat sebagai Menteri Keuangan ini menambahkan, dengan menjadikan Manado sebagai hub baru infrastruktur telekomunikasi regional maka Telkom dan Telin telah membuktikan diri mampu bersaing di industri telekomunikasi global.

"Kalau berani memulai, saya katakan Telkom dan Telin harus berani menang karena Manado akan menjadi menarik dari sisi bisnis digital. Terutama bagi perusahaan-perusahaan digital giants yang mostly dari AS. Dengan adanya kemudahan akses menjangkau masyarakat Indonesia Timur, tentu akan menguntungkan mereka sehingga nanti akan ada sinergi luar biasa dari 2nd gateway ini," papar Bambang.

Herlan Wijanarko, Direktur Network & IT Solution Telkom mengaku bangga dengan keberhasilan Telin menjadikan Manado sebagai hub baru jaringan telekomunikasi di Indonesia.

"Akhirnya kita punya gerbang kedua setelah Batam untuk melayani traffic internet yang tinggi. Di Batam sendiri utilisasinya jaringan kabelnya sudah 90%, jadi dengan hadirnya Manado sebagai 2nd gateway para pelanggan grup Telkom di Indonesia Timur akan mendapatkan customer experience yang sama," kata Herlan.

Chief Executive Officer (CEO) Telin, Budi Satria Dharma Purba menambahkan secara bertahap perusahaannya akan mengalihkan traffic dari Batam ke Manado. Jika saat ini komposisi traffic sebesar 90% dilayani melalui Batam, maka pada 2025 nanti gateway Batam dan gateway Manado masing-masing akan melayani 50% dari total traffic yang ada.

"2nd gateway di Manado ini akan memperbaiki waktu latensi sampai 25% dari sebelumnya sekitar 7 detik. Jadi pengiriman data dari atau menuju Indonesia melalui Manado akan lebih cepat 25%," kata Budi.

Chief Technology Officer Telin Nanang Hendarno menjelaskan, dengan mengoperasikan 2nd gateway di Manado maka grup Telkom menyediakan tambahan kapasitas sebesar 20 terabytes per detik yang akan menghubungkan Indonesia - Filipina - AS. Dengan tambahan kapasitas sebesar ini, diharapkan mampu menampung permintaan bandwith antara kedua benua.(GPJ)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories
Data Center Service Provider of the year