Lima hal ini bikin perusahaan lakukan transformasi digital

10:41:34 | 22 Apr 2019
Lima hal ini bikin perusahaan lakukan transformasi digital
Chief of Product & Service Officer Telkomtelstra Agus F Abdillah.(dok)
JAKARTA (IndoTelko) - Telkomtelstra mengungkapkan berdasarkan survei yang dilakukannya ada lima faktor yang menyebabkan pemimpin perusahaan memutuskan untuk melakukan transformasi digital menuju industri 4.0.

Chief of Product & Service Officer Telkomtelstra Agus F Abdillah mengungkapkan lima faktor itu adalah   lebih hemat biaya produksi, operasional yang lebih efisien, bisa mengembangkan ide inovatif untuk menghasilkan produk dan jasa baru, pengembangan pasar baru, dan meraih segmen pasar baru.

“Perusahaan harus memulai inisiatif transformasi digital dan mensimplifikasikan proses dan memperbarui customer experience melalui inovasi teknologi digital seperti software defined network, cloud, dan security intelligent agar mampu memenangkan persaingan, sekaligus melayani dan mempertahankan customer secara cepat, seraya meningkatkan efisensi staf dan menurunkan biaya. Perusahaan saat ini sudah sangat aware dengan keharusan untuk bertransformasi digital agar mampu  untuk bersaing dan tetap relevan dengan industri 4.0,” jelasnya.

Sementara Alex Budiyanto, Ketua Asosiasi Cloud Computing Indonesia (ACCI), menerangkan dalam era revolusi industri 4.0 dengan berbagai teknologi pendukungnya seperti IoT, advance robotic, big data, dan virtual reality, teknologi cloud computing merupakan fundamental utama. “Semua teknologi pendukung dari era revolusi industry 4.0 bermuara dalam cloud computing,” paparnya.

Alex menjelaskan saat ini telah hadir 13 provider cloud computing lokal yang ikut mendukung pengembangan era revolusi industry 4.0 di Indonesia. “Ini membuktikan bahwa Indonesia juga mampu berkiprah dalam era revolusi industry 4.0. Ke depan bagaimana sinergi pemerintah, swasta, dan pihak pendidikan yang perlu didorong agar Indonesia tidak hanya menjadi pasar, tapi juga berperan aktif untuk memajukan perusahaan lokal,” ujarnya.

Potensi besar
Sebelumnya, Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto menyebutkan revolusi industri 4.0 dengan berbagai teknologi pendukungnya seperti Internet of Things (IoT), cloud computing, advance robotic, dan lainnya berpotensi meningkatkan nilai tambah dan kontribusi industri terhadap PDB nasional sebesar US$ 120 miliar hingga US$ 150 miliar pada 2025. 

“Studi McKinsey menunjukkan, ini berpeluang meningkatkan nilai tambah terhadap PDB nasional sebesar US$ 120-150 miliar pada 2025. Selain itu, meningkatkan pertumbuhan ekonomi sekitar 1-2 persen,” kata Airlangga Hartarto dalam acara Indonesia Industrial Summit (IIS) 2019 di Jakarta pekan ini.

Menurutnya, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah membuat sebuah peta jalan yang diterapkan untuk mencapai tujuan Indonesia menjadi negara 10 besar ekonomi dunia pada 2030 yang diberi nama “Making Indonesia 4.0”. Sejak peluncurannya oleh Presiden RI tepat satu tahun lalu, Kemenperin melakukan berbagai langkah untuk mempercepat penerapan Making Indonesia 4.0 sebagai game changer pertumbuhan ekonomi nasional.

Dalam penerapan peta jalan tersebut selama satu tahun terakhir, lanjut dia, pemerintah telah menjalankan langkah-langkah strategis untuk mendukung percepatan adopsi industri 4.0. Pertama, peluncuran Indonesia Industry Readiness Index 4.0 (INDI 4.0), atau indicator penilaian tingkat kesiapan industri di Indonesia dalam menerapkan teknologi era industri 4.0. Tahap awal assessment INDI 4.0 telah diikuti oleh 326 perusahaan industry dari sector industry makanan dan minuman, tekstil, kimia, otomotif, elektronika, logam, aneka, dan sektor engineering, procurement, and construction (EPC). 

Airlangga menambahkan era revolusi industri 4.0 menuntut kesiapan sumber daya manusia (SDM) dalam penguasaan teknologi. Era ini akan memberikan peluang lapangan kerja baru di Indonesia hingga 18 juta orang, dengan 4,5 tenaga kerja baru diserap sektor industri dan 12,5 juta lainnya oleh sektor jasa penunjang industri. “Pengembangan SDM industri merupakan suatu bentuk komitmen Pemerintah dalam mempersiapkan SDM menghadapi era industri 4.0,” ujar Menperin.

Dalam kesempatan yang sama, Menko Perekonomian Darmin Nasution menjelaskan transformasi kebijakan ekonomi pemerintah menghadapi era revolusi industri 4.0 menjadi kata kunci pembangunan Indonesia ke depan. “Transformasi kebijakan ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi lebih berkualitas dengan salah satu ukuran yakni menciptakan kesempatan kerja, menurunkan tingkat kemiskinan, serta mengupayakan pemerataan pembangunan,” ujar Darmin.

Menurut Darmin, pemerintah telah berupaya keras untuk mendukung pertumbuhan industri nasional dengan membangun infrastruktur fisik seperti pelabuhan, bandara, jalan tol, jalan desa dan lainnya. Serta, pembangunan infrastruktur digital seperti Palapa Ring yang bertujuan untuk mendukung pengembangan era revolusi industri 4.0.(ad)

Artikel Terkait
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories