Penetrasi pembayaran digital terobos UKM

JAKARTA (IndoTelko) - Pembayaran digital terus menyebar dengan cepat di Indonesia hingga ke pelaku Usaha Kecil dan Menengah sehingga bisa menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari.

"Meskipun sistem ini sudah ada selama beberapa waktu (muncul bersamaan dengan e-banking), belakangan ini kami melihat tren pembayaran digital yang luar biasa  melalui 'e-wallet.' Tidak hanya melayani e-commerce dan jasa berbasis aplikasi, pembayaran digital kini telah menjamah toko-toko tradisional/UKM," ungkap Analis dari  Mirae Asset Sekuritas Indonesia Emma A. Fauni dalam kajiannya (20/12).

Berdasarkan pengamatannya, semakin banyak toko-toko tradisional dan pedagang kaki lima yang menerima pembayaran digital dengan menggunakan dompet elektronik. Ini sangat memudahkan pelanggan, karena mengurangi waktu layanan karena pelanggan tidak perlu antri dan tidak perlu membuang waktu untuk mencari kembalian. 

Diungkapkannya, E-wallet telah menunjukkan pertumbuhan yang mengesankan dalam waktu singkat. Pedagang di jaringan Go-Pay meningkat 50 kali dari sekitar 4,000 pada Mei 2018 menjadi 200,000 pada November 2018. 

Menariknya, dua dari dompet elektronik paling populer berafiliasi dengan perusahaan transportasi berbasis aplikasi. 

Survei Jakpat menunjukkan bahwa Go-Pay adalah layanan pembayaran digital yang paling disukai (59.6% responden), diikuti oleh mobile banking (58.1%) dan Ovo (40.5%).

Sedangkan transaksi masih dominan untuk mengisi ulang pulsa, online shopping, transfer uang, food delivery, dan transportasi.

"Kami pikir operator transportasi online memanfaatkan kekuatan tawar mereka yang tinggi dengan pelanggan untuk menggaet pengguna agar menyimpan uang dalam sistem e-wallet mereka," katanya. 

Meningkatnya penetrasi e-wallet kemungkinan akan berimplikasi pada peningkatan dana publik dalam sistem keuangan formal, yang selanjutnya mengarah ke inklusi keuangan yang lebih tinggi. "Sektor perbankan akan memperoleh manfaat dari tren ini," prediksinya.(wn)