telkomsel halo

Red Hat luncurkan OpenShift Practice Builder Program

06:44:00 | 26 Jul 2018
Red Hat luncurkan OpenShift Practice Builder Program
Red Hat (dok)
JAKARTA (IndoTelko) – Sebagai perusahaan penyedia solusi open source terkemuka di dunia, hari ini Red Hat mengumumkan peluncuran Red Hat OpenShift Practice Builder Program di Asia Pasifik.  

Tujuan program ini adalah untuk membantu integrator sistem (system integrator/SI) dalam mengembangkan dan memonetisasi pengembangan aplikasi cloud-native modern dan praktik pengiriman dengan menggunakan Red Hat OpenShift dan Red Hat JBossMiddleware.

Biasanya perusahaan kerap mendorong inisiatif transformasi digital agar menjadi lebih inovatif dan membantu menghindari disrupsi.  Nah, untuk memaksimalkan hal tersebut, perusahaan bisa memanfaatkan tool seperti cloud dan container agar lebih cepat, mudah dan aman dalam mengembangkan dan menggunakan aplikasi modern yang dapat membantu mereka agar mampu mengungguli para pesaing. 

Program ini dirancang secara khusus untuk membantu integrator sistem dalam mengembangkan keahlian pada tool pengembang Red Hat OpenShift dan Red Hat JBoss Middleware.   Red Hat OpenShift  ini juga memungkinkan mereka untuk mengembangkan dan memodernisasi aplikasi untuk cloud guna membantu menghadirkan layanan baru dengan biaya yang lebih rendah dan mempercepat pengembangan demi pengembalian investasi yang lebih cepat.

Red Hat OpenShift Container Platform merupakan platform pengembangan aplikasi pemenang penghargaan yang menyatukan pengembang dan operasi TI pada platform tunggal untuk mengembangkan, menerapkan, dan mengelola aplikasi secara lebih konsisten di seluruh infrastruktur cloud hybrid. Misalnya, maskapai penerbangan internasional yang berbasis di Hong Kong, Cathay Pacific, yang telah mengganti infrastruktur lama mereka dengan stack cloud-native berbasis Red Hat OpenShift Container Platform dan Red Hat JBoss Enterprise Application Platform. 

Ini memungkinkan Cathay untuk menciptakan platform yang lebih efisien dan skalabel guna mengembangkan dan menghadirkan layanan baru, sehingga memungkinkan Cathay untuk menciptakan pengalaman keseluruhan yang lebih baik bagi para pelanggan mereka.

Dikatakan Josep Garcia, Vice President of Asia-Pacific Partners and Alliances, Red Hat Asia Pacific, Integrator sistem merupakan kunci dalam membantu perusahaan-perusahaan di Asia Pasifik berinovasi melalui pengembangan aplikasi cloud dan aplikasi berbasis container baru, serta memodernisasi aplikasi-aplikasi yang telah ada. Integrator sistem global seperti Accenture, Atos, DXC, HCL, dan Wipro telah mengembangkan keterampilan dan solusi berbasis teknologi Red Hat guna memenuhi kebutuhan pelanggan mereka. 

“Kami sangat antusias untuk menghadirkan Program Red Hat OpenShift Practice Builder guna membantu para integrator sistem di kawasan ini agar mampu dengan lebih cepat mengembangkan keahlian pada Red Hat OpenShift Container Platform, yang merupakan platform aplikasi container Kubernetes kelas enterprise yang paling komprehensif di industri ini,” katanya.

Sementara Hiroshi Tomiyasu, Technology and Innovation General Headquarters NTT DATA mengakui, dengan kelincahan dan fleksibilitas yang semakin dianggap penting dalam lingkungan bisnis yang tengah bergejolak saat ini, ia yakin bahwa kolaborasi kami yang kuat bersama Red Hat akan menjadi dasar bagi solusi-solusi kami. “Red Hat OpenShift Container Platform akan menjadi teknologi inti untuk membantu mendorong platform integrasi digital lama kami, yang bertujuan untuk membantu pelanggan dalam memigrasi aset-aset on-premise mereka ke cloud guna memaksimalkan nilai,” tegasnya.

Senada dengan Tomiyasu, Dominic Dsilva, Practice Head - Cloud, Compute and Storage SIMS, Wipro mengungkapkan bahwa para pelanggan menganggap Red Hat OpenShift berharga, tidak hanya dalam menyediakan distribusi Kubernetes yang stabil dan penuh dukungan, tetapi juga dalam menyediakan platform container kelas enterprise yang komprehensif dan tangguh. 

“Kami sangat antusias untuk memulai kolaborasi dengan Red Hat guna menawarkan modernisasi aplikasi dan cara yang lebih berkelanjutan dalam menyediakan arsitektur yang dikembangkan sekali jalan dan diterapkan dalam lingkungan yang berbeda dengan Red Hat OpenShift,” paparnya. 

Menurutnya saat ini ia dapat memberikan penawaran kepada pelanggan dengan mendefinisikan kembali aspek infrastruktur hingga ke aplikasi. Hal ini dapat membuka kesempatan-kesempatan baru untuk layanan dalam hal konsultasi, serta migrasi ke cloud dan pengelolaan setelahnya.

General Manager Innovation Solution Department Sino-Bridge, Cheng Yan Hua menegaskan pihaknya melihat berbagai perusahaan enterprise di Tiongkok membuka diri untuk melakukan transformasi digital setelah adopsi dan industrialisasi TI selama bertahun-tahun. “Kami percaya bahwa Red Hat OpenShift dapat memenuhi tantangan transformasi digital pelanggan dalam hal pengembangan aplikasi, operasi, otomatisasi, dan pemeliharaan,” katanya.

Juga Iain Elliott, Practice Lead, DevOps, ANATAS. Elliott mengatakan ANATAS telah memutuskan untuk mengembangkan keberhasilan kolaborasi pihaknya  bersama Red Hat dengan menjadi salah satu anggota pendiri Program OpenShift Practice Builder.  Menurutnya, pihaknya melihat OpenShift dan kolaborasinya sebagai pembeda utama. 

Dalam siaran pers yang kami terima, Jayesh Shah, Director CAPIOT juga bercerita pengalamannya menggunakan program ini.  “Menjadi bagian dari program ini merupakan suatu langkah yang menarik yang dapat memungkinkan CAPIOT dan Red Hat untuk membuka lebih banyak peluang, termasuk dalam menghadirkan kasus penggunaan baru,” katanya.  

Pun Michael Stone, National Business Development, Integral tak ingin kalah untuk bercerita keuntungannya menggunakan program ini.  Menurutnya, salah satu masalah utama bagi pelanggannya adalah bagaimana mengembangkan dan menerapkan container dengan lebih cepat di berbagai lingkungan. Red Hat OpenShift menyediakan platform tunggal bagi para pelanggan untuk mengelola dan mengotomatisasi container di seluruh lingkungan, yang didukung oleh strategi migrasi cloud. 

Di kesempatan yang sama, Varad Gupta, CTO Keen and Able memaparkan,  pihaknya senang menjadi bagian dari ekosistem Red Hat guna membantu memberikan kebebasan dalam penerapan aplikasi bagi para pelanggan, sesuai keinginan mereka. 

“Integrasi dan pengembangan yang berkelanjutan saat ini telah menjadi kenyataan. Kami melihat para pelanggan memilih untuk menggunakan container guna memperoleh kembali kendali terhadap siklus aplikasi. Dengan keterampilan khusus yang telah dikembangkan Keen and Able dalam Red Hat OpenShift dan otomatisasi, kami menantikan untuk berkolaborasi dengan Red Hat,” jelasnya.

Pun Adam Mutton, Managing Director Delivery, Leonardo Consulting.  Ia yakin bahwa software mendorong disrupsi bisnis dan containerization berada di garis depan disrupsi. Keputusannya menjalin kemitraan bersama Red Hat dengan menjadi salah satu anggota pendiri Program OpenShift Practice Builder menjadi sangat penting bagi pertumbuhan bisnis perusahaannya yang berkelanjutan. (sg)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories
Data Center Service Provider of the year