IoT akan menjadi `Next Big Thing` di Indonesia

10:49:29 | 16 Dec 2016
IoT akan menjadi
Ketua Dewan Pembina IndoTelko, Johnny Swandi Sjam (kiri), Menkominfo Rudiantara (tengah) dan Teguh Prasetya kala meluncurkan buku All About IoT dan Indonesia IoT Forum di Jakarta, Kamis (15/12). Indonesia berpotensi menjadi pasar terbesar untuk IoT di masa mendatang.
JAKARTA (IndoTelko) – Internet of Things (IoT) diprediksi akan menjadi “Next Big Thing”  yang akan sangat drastis mengubah tata cara dan gaya hidup masyarakat Indonesia.

“Dalam dunia IoT, teknologi informasi yang dulu hanya “connecting people” nantinya akan menghubungkan manusia dengan mesin atau mesin dengan mesin. IoT akan berkontribusi banyak dalam memudahkan kehidupan manusia dari sisi otomatisasi, tetapi juga harus diantisipasi dampaknya bahkan sampai langkah mitigasinya,” ungkap Menkominfo Rudiantara kala meresmikan Indonesia IoT Forum di sela-sela HUT ke-5 IndoTelko, kemarin.

Mengutip data yang dikeluarkan IDC, Rudiantara mengatakan secara bisnis potensi IoT di kawasan Asia Pasifik (tidak termasuk Jepang) lumayan menjanjikan. Indonesia dalam data tersebut diprediksi akan menempati urutan keempat sebagai negara dengan belanja perangkat IoT terbesar di kawasan tersebut setelah Tiongkok, Korea Selatan, India, diikuti oleh Australia.

“Saya menyampaikan apresiasi atas terbentuknya forum ini agar bisa menjadi mitra diskusi bagi pemerintah dalam rangka menyiapkan strategi  dan regulasi yang menjadi tuntutan IoT di Indonesia,” katanya.

Founder Indonesia IoT Forum Teguh Prasetya mengungkapkan penetrasi internet sudah melebihi 51% dari populasi penduduknya.  Dengan jumlah sekitar 137 juta pengguna, diprediksikan akan memiliki perangkat IOT sebesar 1,2 kali populasi penduduk Indonesia di tahun 2020.

Dijelaskannya, teknologi ini diwujudkan dalam spektrum ekosistem yang luas mulai dari produk sensor, jaringan, system manajemen hingga aplikasi dan konten yang mengambil keuntungan dari kemajuan dalam dunia komputasi, miniaturisasi elektronik dan interkoneksi jaringan untuk menawarkan kemampuan baru yang sebelumnya tidak mungkin. Pengembangandan perluasan perangkat IOT dalam skala besar menjanjikan untuk mengubah banyak aspek dari cara hidup kita.

“Atas dasar inilah maka kita secara bersama-sama para anggota pendiri yang lain membentuk Indonesia IOT Forum yang diwakili oleh para penyedia sensor, penyedia jaringan dan gateway, penyedia platform manajemen dan penyedia aplikasi hingga kontent IOT bersama dengan akademisi, praktisi, regulator, komunitas pengguna dan pemilik teknologi menyadari pentingnya edukasi yang secara mendasar akan berpengaruh besar terhadapperkembangan IOT di Indonesia,” katanya.

Indonesia IOT Forum mencoba untuk mengangkat isu-isu strategisdengan dimensi yang luasmulai dari tantangan yang ada di user / kekhawatiran konsumen, teknologi, kebijakan, standarisasi, bisnis dan hukum. IOT juga kemungkinan akan memiliki konsekuensi yang berbeda-beda di negara yang berbeda dan bervariasi implementasinya di setiap daerah.

IoT akan menjadi

Menkominfo Rudinatara (baju putih) bersama para inisiator Indonesia IoT Forum)

“Kami telah menggandeng IndoTelko.com untuk penerbitan Buku All About IoT. Nantinya forum ini akan menggelar seminar, fokus group diskusi, training, pameran hingga perlombaan dan kompetisi seputar inovasi IOT di Indonesia,” katanya.

Ketua Dewan Pembina IndoTelko Johnny Swandi Sjam menambahkan, saat ini IoT di Indonesia baru tahapan membangun konektifitas atau tataran paling dasar. Masih ada dua tahapan lain agar Indonesia dianggap ful IoT yakni analytics dan otomotisasi.

Kondisi bisnis IoT yang masih baru menjadikan perlunya ada konsep Pentahelix Academician–Business–Community– Government-Media (ABCGM) mulai dijalankan.

Di konsep ini Akademisi berperan sebagai konseptor seperti melakukan standarisasi model  bisnis, sertifikasi, dan lainnya. Business player sebagai enabler dengan menghadirkan infrastruktur ICT, Media menjalankan peran sebagai expander, komunitas untuk akselerator, dan pemerintah sebagai regulator.

“Konsep ini bisa menghasilkan simfoni yang efisien, produktif, dan lingkungan sosial yang kompetitif melalui utilisasi ICT. Filosofi dari konsep ini adalah kita harus berjalan bersama membangun eksosistem IoT Indonesia karena ini perjalanan yang ditempuh jauh. Tak bisa satu komponen berjalan sendiri, ini bukan perjalanan dengan rute pendek, tetapi rute jauh yang membutuhkan stamina layaknya pelari marathon. Together we can be bigger, better, and broader,” tutupnya.(id)

Ikuti terus perkembangan berita ini dalam topik
Artikel Terkait